Part 14

98 11 0
                                    

Akibat perkataan mingyu, y/n kembali menghentikan langkah nya. Ia menghela nafas nya sebelum kembali berjalan meninggalkan gedung perkantoran itu. Semua orang terus melihat y/n sambil saling membisik, itu membuat y/n sangat tak nyaman.

Di luar gedung Jun berdiri, ia tersenyum saat y/n melihat nya. Jun melambaikan tangan dan memberi kode agar y/n mendatangi nya.

"Wajah mu baik-baik saja?"

Y/n menatap Jun dengan bingung

"Wajah mu itu memerah y/n-ah, kau sakit?"

"Tidak Jun, aku hanya harus segera pulang saja."

"Mau ku antarkan?"

Dengan cepat y/n menggeleng, pikirnya akan semakin gawat jika ia pulang bersama Jun. Apa kata para pegawai yang lain jika y/n berada di antara Jun dan Mingyu. Mereka berdua adalah orang yang punya pengaruh dan kekuatan besar di kantor ini.

"Terimakasih tapi aku bisa pulang sendiri Jun, aku duluan ya."

Jun pun mengangguk sambil tersenyum, y/n lalu pergi dari sana. Sedangkan sekarang mingyu keluar dari gedung itu dan berhadapan dengan Jun.

"Kau tidak mengambil kesempatanmu Jun?"

"Apa maksudmu?"

"Aku baru saja menyatakan cinta pada y/n tapi dia cepat-cepat pergi dari sini."

"Maksudmu di depan semua orang?"

Mingyu mengangguk

"Kau ingin mempermalukan y/n?"

"Kenapa harus malu? Aku bukan meneriaki ia maling atau yang lain nya bukan?"

Jun mengabaikan perkataan mingyu, ia melangkah masuk ke dalam kantor meninggalkan mingyu.

"Aku yakin dia cemburu."

__________________________________

"Yak y/n kau lama menungguku?"

Y/n menggeleng pelan lalu kembali menundukan wajah nya lagi.

"Kau tidak apa-apa?"

Tanya saebom teman y/n, ia mendudukan diri di sebrang kursi y/n sambil terkekeh pelan.

"Kau seharusnya senang di cintai seorang Presdir tampan dan kaya raya seperti tuan Kim mingyu."

"Bahkan dia termasuk kedalam jajaran para pembisnis muda terkaya di korea."

"Bayangkan saja jika kau menikah dengan nya kau akan menjadi nyonya besar, dan kau tidak perlu lagi bekerja  itu adalah mimpi semua wanita y/n-ah."

Y/n menampakan wajahnya sambil menyebikan bibir nya kesal mendengar penuturan saebom itu.

"Jika dia tulus seharusnya ia mengatakan nya dengan sungguh-sungguh tidak seperti tadi."

Saebom menaikan sebelah alis nya bingung.

"Memangnya tadi seperti apa?"

"Dia berteriak tepat di tengah-tengah para pegawai nya berlalu lalang."

"Kau tau? Aku jadi bahan pembicaraan mereka nanti."

"Wah mingyu memang tipe pria dewasa dan pemberani y/n-ah."

"Yak saebom!!"

Saebom tertawa mendengar itu, sedangkan y/n semakin kesal di buat nya.

"Aku akan mengundurkan diri."

"Apa?"

"Mengundurkan diri dari tempat berharga itu?"

"Bukan berharga, yang ada aku akan mati berdiri di buat mingyu saebom-ah"

"Tuhan aku harap kami bisa bertukar jiwa."

"Ayolah jangan lihat mingyu, perusahaan itu adalah perusahaan terbesar dan sulit mendapat pekerjaan di sana y/n jadi kau harus mempertahankan nya."

"Tapi ya jika takdir yang menang, sudah di pastikan mingyu akan memboyongmu menjadi nyonya besar Kim."

"Aku akan dengan senang hati memberikan sahabat yang cantik ku ini pada nya, atau jika tidak dengan mingyu, Jun juga boleh."

"Kau makin melantur saebom"

"Aku tidak melantur, tempo hari aku bertemu dengan Jun dan dia dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia mencintai mu tau."

"Apa?"

"Jangan pura-pura kaget, aku tau kau sudah lebih dulu menyadarinya bukan?"

"A-aku hanya-"

"Ayo y/n cepat tentukan pilihan mu atau akan ada perang yang terjadi di Kim company nanti."
































Tbc...

Crushed Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang