Part 19

84 14 0
                                    

"apa mingyu tak akan ke kantor hari ini?"

Tanya Hana pada Jun yang sedang serius mengerjakan sesuatu itu, tak mendapat jawaban apapun Hana mengayunkan kaki nya bosan sambil menelisik seluruh isi ruangan itu.

"Kau tidak merindukan ku Jun?"

"Jun!!"

Jun tersadar mendengar itu, ia melepaskan kacamata nya lalu memfokuskan pandangan nya ke arah Hana.

"Kau tidak menganggap ku ada di sini? Kenapa kau tidak menjawab satu pun pertanyaan ku sih?"

Jun menghela nafas nya, ia berjalan mendekati Hana. Jun membungkuk kan tubuh nya agar setara dengan Hana yang masih duduk itu.

"Aku sedang bekerja Hana-ah, mingyu tak ingin jika aku lengah jadi aku harus fokus pada pekerjaan ku."

"Jangan marah padaku Hana-ah."

Jun mengusak pelan rambut gadis itu sambil tersenyum, hal itu mampu membuat Hana luluh.

"Jun kau memang tidak bisa membuatku marah, kenapa kau semanis ini hem?"

Jun terkekeh mendengar itu, ia kembali menegakan tubuh nya sambil meraih permen coklat yang berada di atas meja nya.

"Sesuatu yang manis bisa membuat hari berat menjadi teratasi? Kau ingin bilang seperti itu bukan?"

Jun terdiam, ternyata Hana masih mengingat apa yang biasa ia katakan dan lakukan dulu.

"Kau manis jun-ah, tapi kenapa aku malah menyukai mingyu yang dingin? Padahal jika di bandingkan maka kau akan menang."

"Benarkah? Jika seperti itu kenapa aku kalah di hadapan wanita yang kusukai?"

Hana tertegun mendengar itu, ia menatap Jun yang tersenyum kecut sambil menunduk.

"Jun kau baik-baik saja?"

"Tentu, jangan khawatir Hana-ah."

Setelah itu suara derit pintu terdengar, mingyu berada di sana menatap Jun dan Hana bergantian.

"Kim!"

Seru Hana sambil berlari ke arah mingyu, ia tak perlu persetujuan mingyu. Hana memeluk erat pria itu.

"Aku merindukan mu, sungguh!"

Mingyu hanya terdiam , ia malah terfokus ke arah Jun yang terlihat murung itu.

"Hana-ah tunggu!"

Mingyu melepas paksa pelukan Hana , hingga gadis itu terlihat kesal.

"Kau kembali? Sejak kapan?"

"Sejak kau pertama kali menerima kiriman bunga, aku menunggu mu mencari siapa pengirim nya atau sekedar bertanya pada pengirim itu tapi kau tidak lakukan!"

"Jadi aku menemui mu sekarang, aku sangat-sangat merindukan mu Kim!"

Mingyu mengerjapkan mata nya mendengar penuturan Hana, ia lalu beralih melihat Jun menunjukan ekspresi bingung nya pada Jun.

"Hana yang selalu mengirim mu buket bunga mawar."

"Kau?"

"Iya kau ingat tidak? Aku pernah bilang bahwa aku akan memberi seratus buket bunga untuk orang yang aku cintai ."

Hana tersenyum menatap mingyu , ia memegang tangan mingyu erat lalu membawa nya ke arah dada nya.

"Detak jantungku selalu tidak beraturan saat bersamamu Kim, aku mencintaimu."

Jun hanya terdiam melihat pemandangan itu, namun mingyu juga sama. Ia bingung reaksi apa yang harus ia berikan sekarang. Hana datang tiba-tiba dan mengatakan jika ia mencintai mingyu.

"Hana-ah maaf aku tidak bisa membahas hal pribadi di kantor, kau harus pulang aku kemari untuk meminta berkas pada Jun bukan untuk mendengar pengakuan mu itu."

"Apa? Tapi kenapa? Kau tidak bisa melihat aku barang sebentar saja Kim?"

Mingyu ingin mengatakan sesuatu namun Jun menggeleng mengisyaratkan agar ia tak mengatakan apapun lagi.

"Aku akan menemui mu nanti, Jun berikan berkas nya dan y/n akan kembali besok jadi kau tak perlu mencarikan ku sekretaris pengganti."

Mingyu dengan cepat mengambil berkas itu lalu pergi dari ruangan Jun.

"Apa y/n tadi bersama mingyu?"

Gumam Jun yang terdengar oleh Hana.

"Dia menolak ku lagi? siapa y/n?"

"Hana-ah sebaiknya kau pulang, aku yakin mingyu nanti akan bersedia mendengar semua nya."

Hana tak berkata apapun lagi, ia benar-benar pergi dari sana sekarang.

"Aku sudah terlalu jauh tertinggal dari mingyu."




























Tbc..

Crushed Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang