Part 20

130 12 0
                                    

Mingyu memijat pelipis nya sambil bersender di kursi nya, ia menatap langit-langit ruangan nya itu lalu kemudian tersenyum kecil. Tiba-tiba bayangan wajah y/n pagi tadi melintas di pikiran nya.

"Kenapa aku dulu harus ketus pada y/n jika akhirnya aku sejatuh ini hari ini?"

Kemudian ketukan pintu menyadarkan nya, Jun masuk sambil membawa sebuah kartu nama di tangan nya.

"Hana ingin kau menghubungi nya."

Mingyu menatap datar kartu nama itu, ia mengambil nya dengan malas lalu melempar nya ke meja.

"Kau harus menghubungi nya, jika tidak Hana akan melakukan hal bodoh."

"Kenapa aku harus menuruti kemauan nya? Hana selalu egois sejak dulu Jun."

"Jika aku terus meladeni nya maka aku akan terus terseret kedalam nya, akan semakin sulit menjauh jika seperti itu."

Jun terdiam sebentar, ia mengambil handpone mingyu lalu memasukan nomor Hana kedalam kontak handpone mingyu tanpa persetujuan nya.

"Kenapa harus menjauh? Bukankah Hana mencintai mu sedari dulu? Itu lebih mudah daripada harus mendapatkan cinta dari orang lain"

Mingyu mencerna perkataan Jun yang terkesan menusuk itu, ia juga melihat perubahan ekspresi yang Jun perlihatkan setelah y/n memutuskan pergi dari kantor ini.

"Kau berbicara tentang y/n?"

Jun tersenyum miring

"Kau mendapatkan nya bukan?"

"Entah kenapa aku ingin merebutnya dari mu mingyu-ah, aku bisa membuat mu mendapatkan apapun dengan bantuan ku tapi kali ini aku tak ingin jika kau mendapatkan yang kau ingin kan."

___________________________________

"Aku ingin mingyu ayah, kenapa ayah selalu mengaturku ini dan itu tapi kenapa ayah tidak bisa menuruti keinginan ku satu saja?"

"Hana-ah, cinta itu tidak bisa di paksakan kau haru tau mana yang bisa kau dapatkan dan tidak!"

Hana menghapus air mata nya saat mendengar penuturan sang ayah, ia mengepalkan tangan nya lalu berjalan ke arah meja kerja ayah nya itu.

"Kenapa aku tidak bisa mendapatkan mingyu?"

"Untuk apa ayah punya segala nya tapi tak bisa membuat ku senang?"

"Hana!!"

Tepat setelah itu suara pecahan kaca terdengar di dalam ruangan, Hana membanting bingkai foto yang ada di atas meja ayah nya.

"Jangan bentak aku!"

"Kau!"

Ayah nya hendak menampar Hana,namun sebelum itu Hana lebih dulu mengambil pecahan kaca. Ia menggenggam nya erat sampai darah segar itu mengucur dari tangan nya.

"Yoon Hana!"

"Sudah ku bilang jangan bentak aku ayah!"

Hana kini mengarahkan pecahan kaca itu pada leher nya. Ia menangis sambil menatap sang ayah dalam.

"Ayah tidak pernah mewujudkan apa mau ku dan aku tak marah, tapi aku tak bisa merelakan mingyu ayah."

"Aku mencintai nya."

"Lepaskan itu Hana-ah, ayah mohon!"

Hana menggeleng, pecahan kaca itu kini sedikit mengiris leher Hana.

"Setelah ayah mau membantu ku untuk mendapatkan mingyu, aku akan menuruti ayah."

"Jika tidak maka aku akan berbuat sesuka ku ayah "

Tuan Yoon menghela nafasnya sambil menunduk, ia tak tau harus melakukan apa untuk mencegah Hana . Hana adalah satu-satu nya sumber kebahagian nya, jika Hana sampai terluka ia tak akan memaafkan diri nya sendiri .

"Ayah! Katakan sesuatu atau aku mati!"

Tuan Yoon kembali menatap Hana, ia mengangguk sambil meminta pecahan kaca itu.

"Ayah akan mewujudkan keinginan mu Hana-ah, berikan itu pada ayah."

"Benarkah?"

"Em, ayah akan membuat mingyu menjadi milik mu."

"Aku senang mendengar itu ayah, terimakasih."

Hana melepaskan pecahan kaca itu namun setelah itu ia kehilangan kesadaran nya.






.























Tbc.

Crushed Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang