Part 6

119 19 0
                                    

"kau menyukai bunga?"

Tanya mingyu tiba-tiba saat y/n mengantarkan berkas pada mingyu.

"Aku? Siapa perempuan yang tidak suka bunga?"

"Malah bertanya balik, kau pikir aku orang yang sempat menjawab pertanyaan seperti itu? Aku kan bukan perempuan."

"Memangnya Presdir tak pernah memberi seseorang bunga? Pasti kau punya seseorang yang ingin kau beri bunga bukan?"

Mingyu menatap y/n sebentar lalu memberikan berkas yang sudah ia tanda tangani itu.

"Maaf atas pertanyaan nya, terimakasih pak."

"Selamat!"

Y/n kembali menghentikan langkah nya, ia kembali menghadap mingyu yang menyodorkan sebuah bungkusan besar pada y/n.

"Selamat untuk apa?."

"Bukankah kau yang bilang jika kau berhasil bekerja selama tiga bulan aku sendiri yang harus memberi mu selamat?"

Y/n yang ingat dengan hal itu tersenyum, ia mengambil hadiah nya itu dari mingyu dengan perasaan senang.

"Aku kira kau tidak akan ingat."

"Aku bukan orang yang tidak menepati janji, dan terimakasih y/n untuk semua kerja bagus mu."

Setelah mengatakan itu Mingyu memberi isyarat agar y/n pergi dari ruangan nya, y/n dengan senyuman yang masih tergambar itu berjalan dengan riang menuju ruangan nya.

Setelah mendudukan diri nya, y/n membuka kotak kado besar itu. Saat terbuka sebuah kotak berwarna kuning dengan logo bernama Louis Vuitton seketika y/n menutup mulut nya agar tidak teriak. Y/n tau ini adalah merk terkenal dan sangat mahal, sepanjang ia bekerja ia belum pernah membeli produk dari brand terkenal seperti ini. Setelah di buka ternyata isinya adalah tas berukuran sedang berwarna biru muda. Tas manis itu y/n peluk dengan hangat karena senang.

"Tas mahal pertama milik ku, yak aku ingin berteriak sekarang."

Bukan tidak bisa membeli namun y/n lebih mementingkan hal yang lebih penting dari ini, ia bisa membeli tas bagus dengan merk yang tidak begitu terkenal. Itu akan membuat nya hemat beberapa persen bukan?. Namun lihat sekarang, mingyu memberi kan nya hadiah mewah secara cuma-cuma dan menyelamati nya. Padahal mingyu bukan orang yang bisa melakukan hal itu.

Mingyu yang mendengarkan suara y/n dari luar ruangan itu hanya terkekeh, entah kenapa mingyu merasa harus memberikan hadiah pada y/n karena kerja nya yang begitu cekatan. Jun juga memperhatikan mingyu dari jauh, ia sekarang semakin yakin bahwa mingyu telah menaruh hati nya untuk y/n.

"Kita lihat siapa yang akan bisa mendapat kan y/n mingyu-ah."

Jam istirahat pun di mulai, semua karyawan menuju tempat yang sudah di sediakan perusahaan untuk mereka beristirahat. Jun lebih dahulu menghampiri ruangan y/n, ia berniat mengajak y/n untuk makan siang bersama.

"Y/n-ah ayo istirahat bersama."

Y/n yang masih fokus di depan komputer itu hanya membalas nya dengan gumaman.

"Kau tidak ingin makan siang?."

"Aku masih harus menyusun jadwal Presdir Jun."

"Kau harus makan terlebih dahulu jika kau tidak ingin sakit y/n-ah."

"Tidak aku tidak akan sakit."

Jari nya terus mengetik namun kemudian tangan Jun menghentikan nya. Pandangan y/n kini teralihkan pada Jun.

"Kau lebih mementingkan mingyu dari diri mu? Kau sekarang sudah sama seperti mingyu yang mendahulukan pekerjaan."

Mendengar itu y/n heran dengan Jun, ia begitu sensitif belakangan ini.

"Jun aku tidak mementingkan mingyu, aku hanya ingin semua ini selesai jadi aku bisa pulang cepat dan tak perlu menunggu mingyu hingga larut."

Jun tersadar, ia terlalu berlebihan pada y/n. Jun menyingkirkan tangan nya lalu tersenyum.

"Em maaf aku berlebihan, lanjutkan pekerjaan mu dan jangan lupakan makan oke!"

Jun mengusak rambut y/n lalu pergi

"Jun itu baik tapi aku tidak nyaman jika dia terlalu berlebihan."

"Bicara dengan siapa?"

Tanya mingyu yang tiba-tiba muncul

"Presdir? Kau ingin makan? Aku akan menyiapkan nya!"

Mingyu menahan tubuh y/n agar tetap duduk

"Aku sudah pesan makanan, datang ke ruangan ku dan temani aku makan! Kau bisa pulang lebih awal jika kau mau."

"Apa?"

Mingyu langsung pergi, dan y/n yang kaget mendengar mingyu berkata seperti itu.

"Apa dia mendengar pembicaraan ku dengan Jun? Gawat kalau iya, dia akan menceramahi Jun lagi jika begitu."

"Ayo cepat!"

Teriakan mingyu membuat y/n segera ke ruangan nya, entah apa yang membuat dua orang ini berubah yang pasti y/n sangat bingung saat ini.

























Tbc .

Crushed Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang