Eps. 11- Kesialan Shena

171 26 2
                                    

ANNYEONG

Eh, aku lagi halu abis sama Jaemin nih, guys.

Cakep banget enggak sih dia tuh!

Hehe, malah curhat ya.

Yang anak kpopers angkat tangan dong🖐

Huhuuuu ... udah deh, ya. Mau halu lagi, salam santun dari aku si pencinta biru💙

Happy Reading❤



_•°•_

"Cantika, main tebak-tebakan yuk!" ajak Zico pada seorang gadis cantik yang tengah menagih uang kas kelas dimeja sebelahnya.

"Gue sibuk, enggak ada waktu!" pungkas Cantika.

"Bayar lo, Wan. Nunggak sebulan, nih, totalnya jadi 40 ribu sama bunganya," ujar Cantika pada teman lelaki sekelasnya.

"Masa gede banget, sih? Seminggu, 'kan lima ribu, kalau sebulan ya 20 ribu lah!" kata laki-laki itu.

"Kan peraturannya kalau enggak bayar seminggu, tunggakkan nya jadi dua kali lipat."

"Mana bisa begitu, pemerasan itu namanya. Dasar rentenir!"

"Dari awal gue udah kasih tahu kalian semua, 'kan?" tanya Cantika pada teman-temannya sekelasnya yang hanya dibalas anggukkan. "Noh, lihat! Teman-teman aja pada tahu, elo kali yang budek. Udah ngutang, gak tahu diri lagi!"

"Dasar cewek matre!"

"Apaan, sih? Lo, kok jadi enggak jelas banget. Kalau enggak mau bayarannya makin numpuk, ya jangan ngaret lah!" kesal Cantika.

Dirinya hanya melakukan kewajibannya sebagai bendahara kelas, kenapa dibilang cewek matre? Apa hubungannya coba?

Ga jelas banget, nih orang! batin Cantika.

Zico buru-buru bangkit dari duduknya lalu menghampiri Cantika.

Dengan tampang datar, ia menatap Ridwan dan bersedekap dada. Berdiri tepat di samping gadis incarannya dengan tenang.

"Bayar, atau berurusan sama gue?"

Tak ingin memiliki skandal buruk dengan para perisai Excel, Ridwan langsung merongoh saku celana sekolahnya lalu menyodorkan selembar uang lima puluh ribuan.

"Sisanya buat bulan depan aja," kata laki-laki itu.

Cantika tersenyum lebar. "Nah, gini dong dari tadi. Kalau ngerasa punya utang tuh bayar, jangan nyolot!"

Gadis itu berlalu dari sana, lalu mulai menagih teman-temannya yang lain.

Jeffrey menatap Zico yang senantiasa membuntuti gadis itu. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Kemarin saja laki-laki itu berkencan dengan dua perempuan dalam satu hari. Lalu ini? Akan dijadikan yang ke berapa Cantika nanti?

"Shen, lo kenapa, dah? Pagi-pagi udah nyungsep di atas meja gitu?" tanya Githa pada Shena yang tengah menelungkup kan kepalanya di atas meja.

Mendengar itu, kepala Jeffrey reflek menoleh pada kedua gadis yang berada di beberapa bangku didepan nya.

Laki-laki itu mengernyit.

JeffreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang