ANNYEONG
Kaum rebahan absen dulu sini!
Selamat membaca❤
•
•
•_•°•_
Adam terkulai lemas. Zico benar-benar menguras setengah dari kartu kreditnya. Ia yang seorang pencinta gratisan tentu saja merasa terhenyak melihat dompetnya kosong melompong.
Uang cash nya raib sudah. Bahkan sampai kencringan yang selalu ia selipkan di sana pun diambil oleh Zico.
Sia-sia saja ia selama ini terus menguntit Rega agar selalu mendapatkan makan gratis. Niat mau jadi perjaka kaya raya malah berujung melarat seperti ini. Untung saja Zico cukup tahu diri untuk tidak menguras habis isi kartu kreditnya.
Jika saja hal itu benar-benar terjadi, ia akan menumpang hidup pada laki-laki sialan itu. Biar saja, ia membalas dendam kesumat nya pada si mata sipit itu. Melek aja susah, gaya-gayaan mau cari gara-gara sama dia!
Damian dilawan, ya jelas Adam yang bakal kalah. Adam itu cuma badannya doang yang gede, tapi hatinya selembut hello kitty. Sekarang saja laki-laki itu duduk dipojokkan, sambil sesekali membuka dompetnya.
Kali aja duitnya balik lagi.
"Yang ulang tahun kok duduknya dipojokkan gitu. Sini, dong! Gabung sama kita," ujar Bejo.
"Enak, ya? Kalian poya-poya pakai duit gue," kata Adam seraya menarik ingusnya. "Padahal gue, 'kan mau bangun pabrik Shampoo buat Upin-Ipin."
Tadi ia sempat menangis sebentar, merasa tak ikhlas duitnya dipakai jajanin anak-anak dakjal.
"Kali-kali, Dam. Sejarah baru Calderioz bisa morotin cucunya Presiden."
Zico terkikik geli.
"Gandeng maneh! Urang marahan dua kalender pokok namah!!" hardik Adam.
"Nanti buat bangun pabrik, gue tambahin duitnya gocap," kata Gerrald.
"Teu mahi atuh, jabrig!"
Mereka semua terbahak.
"Sesama islam enggak boleh marahan lebih dari tiga hari, berdosa!"
"Elo tuh, yang berdosa! Mencopet isi dompet gue. Gagal, deh jadi perjaka kaya." Adam menemplokkan diri ke dinding.
Cosplay jadi cicak kali, ya?
"Memangnya masih perjaka?" tanya Rega.
"Masihlah! Lo pikir gue si Sipit? Doyannya selengki," cibir Adam menyindir Zico.
Zico mendelik. "Sembarangan! Mana ada, ya, gue begitu. Masih suci nih," katanya.
Laki-laki itu lalu kembali sibuk dengan makanan yang tadi di pesannya. Mengabaikan Adam yang sebenarnya mupeng banget pengen makan pizza, tapi malu.
Takut diledek Rega, soalnya habis nangis tadi.
Shena yang menjadi perempuan satu-satunya yang berada diantara puluhan laki-laki yang hilir mudik di depannya merasa bingung harus melakukan apa.
Calderioz memang tidak merekrut anggota perempuan. Takutnya malah salah menggunakan kekuasaan saat disekolah.
Jeffrey sedang pergi membeli jagung untuk acara bakar-bakar nanti malam. Sedangkan dengan anggota Calderioz yang lain, ia tidak terlalu akrab. Kecuali dengan para petinggi Calderioz yang memang sudah sering masuk ke dalam buku merahnya disekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey
Tienerfictie"Duka terbesar adalah yang kita sebabkan sendiri." ______ Perjodohan, memang mungkin terdengar sangat konyol di era modernisasi seperti sekarang ini. Apalagi menikah di usia yang terbilang cukup muda. Dan ini semua nyata dialami oleh Jeffrey, sang...