ANNYEONG
Salam dari cegilnya mas Nana💫✨
Happy Reading ❤
•
•
•_•°•_
Jeffrey merasakan kebosanan yang tiada tara. Setelah acara belajar bareng mereka tadi, Shena memutuskan untuk pergi memasak untuk makan malam, sedangkan dirinya menonton televisi.
Namun, setelah setengah jam berlalu, yang dilakukannya hanya terus mengganti saluran televisi karena tak juga menemukan siaran yang cocok untuk dirinya tonton saat ini.
Mau pergi ke markas, tapi Shena melarangnya. Katanya nanti saja setelah shalat isya, biar enggak kebablasan.
Sekarang Shena itu jadi tukang ngatur, dan anehnya ia manut-manut saja.
Setelah berperang dengan batinnya, akhirnya Jeffrey melangkahkan kakinya menuju dapur yang hanya disekat oleh lemari.
DRKK
Merasa mendengar kursi berderit, Shena menoleh sebentar lalu kembali disibukkan dengan bahan-bahan dapur.
"Kok di sini?" tanyanya.
"Gue bosan," jawab laki-laki itu yang kini sudah menompang dagu, seraya memperhatikan Shena yang begitu cekatan memotong sayur-sayuran, dan daging.
"Nonton tipi sana!"
"Udah, tapi enggak ada yang seru," adu Jeffrey.
Terdengar helaan nafas dari gadis itu.
"Terus mau apa? Main sama temen-temen lo?" tanya Shena, "bukannya enggak boleh, Jef. Tapi gue tahu banget, gimana enggak tahu waktunya kita kalau udah kumpul bareng sama temen."
"Gue enggak mau, ya, kalau lo sampai ninggalin shalat cuma karena itu!" oceh nya.
Shena benar. Sebelum bersama dengan gadis itu, shalatnya kadang memang tidak bisa toleransi. Shalat subuh kesiangan, dzuhur mepet-mepet ke ashar, maghrib sih mendang-mending ada berjamaah nya sama anak-anak Calderioz, tapi isya nya yang kadang suka kelupaan gara-gara terlalu asik.
Demi manghalau rasa bosannya, Jeffrey bangkit lalu menghampiri Shena.
"Lo mau masak apa? Kita, 'kan belum sempat belanja!", katanya.
"Bikin sayur sop, gue tadi beli eceran, di warung belakang komplek kita ini."
Jeffrey mengangguk. "Nanti malam ke Supermarket, mau? Kita belanja bulanan."
"Nanti aja kalau libur sekolah. Malam ini, 'kan lo mau pergi," ujar gadis itu.
"Dicancel, enggak apa-apa."
"Enggak usah, gue enggak enak sama temen-temen lo," tolak Shena, "takutnya mereka mikir lo jadi jarang kumpul sama mereka gara-gara gue."
"Mereka enggak bakal mikir kayak gitu."
"Tetep aja enggak enak," katanya.
"Gue mau bantu," ujar Jeffrey seraya mulai merocoki gadis itu.
Shena menggeleng kuat-kuat. Bukannya membantu, yang ada lo bikin rusuh, malih!
"Enggak! Lo duduk aja di sana," tolak Shena mentah-mentah.
"Gue mau belajar masak juga."
"Kalau belajar, mending lihatin dulu. Perhatiin apa aja yang gue lakuin, kalau udah paham baru coba!" imbuh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey
Teen Fiction"Duka terbesar adalah yang kita sebabkan sendiri." ______ Perjodohan, memang mungkin terdengar sangat konyol di era modernisasi seperti sekarang ini. Apalagi menikah di usia yang terbilang cukup muda. Dan ini semua nyata dialami oleh Jeffrey, sang...