ANNYEONG
Bagian ini aku buka-bukaan sama kalian. Jujur aja bagian ini full Non-fiksi, alias REAL! No kaleng-kaleng.
Diangkat dari kehidupan pribadi seseorang. Semoga suka sama episode kali ini.
Betewe, kalian udah makan?
Kalian tim dimasakin atau masak sendiri?
Salam santun dari aku si pencinta biru💙
Happy Reading❤
•
•
•_•°•_
"Baru pulang, Shen?"
Shena mengangguk singkat, lalu mendudukkan diri di samping Mia.
"Ayah kemana, bu?" tanya Shena karena tak melihat sosok laki-laki paruh baya yang menjadi panutannya selama ini.
"Tadi duduk di teras, kok. Enggak ada memangnya?"
Mia fokus pada layar televisi jadul yang menayangkan kartun dua bocah kembar berkepala botak.
"Enggak ada, motornya juga."
"Pergi mungkin," ujar Mia yang hanya dibalas anggukkan oleh gadis itu.
"Bu," panggil Shena.
Mia berdehem. Wanita paruh baya itu disibukkan dengan Erika yang merengek karena Ezra mengganti saluran televisi nya.
"Ezra! Adik kamu ngambek itu, pindahin lagi, ah. Malu sama tetangga, sudah malam!" ucap Mia.
Ezra berdecak. Laki-laki itu kemudian menyerahkan remot nya pada Erika yang langsung bungkam dari tangisnya.
"Mbak, bawa oleh-oleh enggak?" tanya Ezra yang kini mendudukkan diri di samping Shena. Posisi Shena yang berada ditengah, antara Mia dan Ezra, adik laki-laki nya.
"Mbak kerja, bukan jalan-jalan, Ezra."
"Mbak, 'kan kerja di kafe. Siapa tahu aja bawa makanan," ujarnya.
"Makanan sisa, mau?"
"Dih, enggak banget deh!" Laki-laki itu melengos memasuki kamarnya.
Shena menghela nafas, kemudian menatap Mia lagi.
"Bu!"
"Apa sih, Shen?" tanya Mia sedikit kesal acara nontonnya terganggu.
"Siang tadi, setelah kumpulan OSIS. Pak Rio tanya Shena mau lanjut dimana setelah ini." Shena mulai bercerita dan Mia tetap fokus menatap siaran televisi di depannya. Tapi ia yakin betul Mia memasang telinganya baik-baik untuk mendengarkan ceritanya.
"Eum ... Shena kuliah, 'kan, bu?" tanyanya.
Mia terlihat menghela nafas panjang.
"Ibu enggak akan mampu bayar uang kuliah kamu, Shen. Tahun depan, Ezra masuk SMA, Erika masuk TK. Memikirkan uang untuk biaya pendaftaran mereka aja ibu sudah pusing," ujar Mia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey
Teen Fiction"Duka terbesar adalah yang kita sebabkan sendiri." ______ Perjodohan, memang mungkin terdengar sangat konyol di era modernisasi seperti sekarang ini. Apalagi menikah di usia yang terbilang cukup muda. Dan ini semua nyata dialami oleh Jeffrey, sang...