5. 👻

16.3K 928 7
                                    

Juwita membuka mata tepat jam 05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juwita membuka mata tepat jam 05.45 wajah begitu sembab, tubuh terasa lemas, dengan malas gadis itu masuk kedalam kamar mandi membersihkan tubuh memakai seragam, setelah selesai gadis itu keluar menatap Yuni dan Rahul duduk di meja makan tersenyum menyeritkan dahi melihat wajah lesu sang anak, "sayang, kamu kenapa ?", tanya Yuni lembut mengusap rambut anaknya.

Juwita menggelengkan kepala, "biasa ma, aku berangkat pakai bus saja ya, nanti makan di sekolah, kasihan ayah beda jalur dengan sekolah Juwita, toh aku juga sudah janji berusaha untuk mandiri", ujarnya.

Rahul dan Yuni tersenyum, tentu hal itu adalah sesuatu yang membuat keduanya bahagia, bukan tanpa alasan selama satu tahun lebih Juwita bahkan takut bertemu dengan orang lain, saat seorang guru datang ke rumah Yuni berada di sana menemaninya dalam belajar, "yaudah kamu hati-hati ya, kalau ada apa-apa kabari ayah secepatnya", peringat Rahul.

Juwita tersenyum hotmat, "siap komandan, Juwita pamit", ujarnya mencium kedua pipi Rahul dan Yuni bergantian bergegas keluar rumah berjalan menuju jalan raya menunggu bus di halte, hanya beberapa menit menunggu bus sudah berhenti tepat di hadapannya, gadis itu masuk menautkan alis melihat Gandy sudah duduk di belakang menutup mata karena tidak ada lagi tempat Juwita duduk tepat di samping Gandy.

"Maaf, gue ngagetin ya, sekali lagi maaf tidak ada lagi tempat kosong, gue ngak biasa berdiri di bus", ujar Juwita tidak enak, Gandy masih diam tidak menjawab malah menatap wajah gadis itu dengan alis terangkat melihat mata bengkak gadis itu, "ngak masalah ini bus bukan punya gue, semua orang berhak duduk di mana pun", ujarnya menatap kedepan.

Juwita tersenyum menghembuskan nafas menatap kedepan, keduanya sama-sama terdiam, bus berhenti sejenak seorang gadis masuk kedalam bus dengan seragam yang sama dengan keduanya hanya saja bukan itu yang menjadi fokus Juwita tapi sosok di kelas tengah mengikuti gadis itu.

"Gan", panggil Juwita membuat Gandy tersentak menoleh, "itu siapa namanya ?", tanya Juwita menggerakan dagu kearah gadis yang berdiri di depan, Gandy menoleh menatap, "oh itu  namanya Vivi, katanya jadi yang tercantik di sekolah tapi gue liatnya biasa saja", ujarnya jujur.

Juwita menganggukan kepala fokus menatap sosok di belakang gadis itu merasa aneh, kenapa sosok itu mengikuti Vivi ?, "ck cantik gitu kok kayaknya mata lo itu katarak deh", ujar Juwita santai, Gandy mencibir pelan tidak membalas.

Cciiiitttt

Bus berhenti tepat di depan gerbang sekolah, Juwita, Gandy dan gadis bernama Vivi itu keluar, namun anehnya Vivi tidak berjalan masuk kedalam lingkungan sekolah, Juwita yang memang memperhatikan berhenti menautkan alis mata membelalak kaget melihat Vivi berjalan ke tengah jalan raya, sosok tadi menghilang dengan tatapan penuh kesakitan.

Mobil merah melaju dengan kecepatan di atas rata-rata dari arah depan, "VIVI AWASSSS", teriakan Juwita menghentikan Gandy yang sudah ada di depan pagar menoleh begitu kaget melihat Juwita berlari ketengah jalan raya.

Bughhh

"JUWITA".

Teriak Gandy berlari, mobil merah kabur begitu saja, "auusshhh sakit", lirih Juwita terpental di aspal menahan tubuh Vivi yang sudah hilang kesadaran, "Ta, lo ngak apa-apa ?", tanya Gandy begitu panik meringis melihat tubuh gadis itu terlihat tergores aspal, sedangkan Vivi sama sekali tidak terluka.

"Gue ngak apa-apa, Gan, tolongin Vivi, dia pingsan", lirih Juwita.

Gandy menggelengkan kepala fokus menatap Juwita sama sekali tidak menghiraukan Vivi.

"GANDY"

"JUWITA"

Keduanya menoleh menatap Nathan dan yang lainnya beserta Kayla berlari mendekat begitu kaget, "tolongin Vivi", ujar Gandy, Azri mengangguk mengangkat tubuh Vivi masuk kedalam sekolah, "Gan, bawa Juwita ke rumah sakit", ujar Kayla menahan tangis melihat darah keluar dari goresan di tubuh Juwita.

Gandy menganggukan kepala mengangkat tubuh Juwita yang hanya diam menahan rasa sakit di sekujur tubuh, Kayla menghentikan taxi membiarkan Gandy masuk mengangkat Juwita, sedangkan Kayla duduk di samping pengemudi, Nathan dan Barra saling pandang menatap taxi yang sudah pergi.

"Ternyata Gandy juga bisa peduli", celetuk Nathan menahan senyuman, Barra menganggukan kepala terkekeh berjalan masuk kedalam lingkungan sekolah menuju UKS namun sampai di ambang pintu keduanya menghembuskan nafas Vivi kembali kesurupan.

Gandy mengusap wajah kasar di depan ruangan pemeriksaan, Kayla sama paniknya, sebenarnya gadis itu ingin mengejek Gandy baru kali ini ekpresi khawatir muncul di wajah cowok itu pada orang lain yang baru cowok itu kenal, apa lagi Gandy menghawatirkan seorang perempuan, hanya saja rasa panik Kayla lebih mendominasi, gadis itu merasa sudah begitu mengenal Juwita.

•••

Ghost Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang