Tepat jam 07.10 malam Nathan keluar dari kamar dengan pakaian rapi tidak lupa menggunakan jaket kulit miliknya, menyeritkan dahi melihat Kayla duduk di ruang tamu, menoleh menatap setelah menyadari kehadiran Nathan di sana, "ngapain Kay ? Bawa makanan lagi, gue mau makan di luar dengan yang lainnya", ujar Nathan.
Kayla menggelengkan kepala, "malam ini gue makan di luar sama lo, orang tua gue ke luar kota bareng orang tua lo, gue sudah menghubungi Juwita menyusul agar ada cewek yang gue temani di sana", ujarnya terlihat memohon.
Nathan terkekeh menganggukan kepala, sampai di sebuah cafe motor Nathan berhenti, Kayla merogoh ponsel mengirim alamat cafe pada Juwita, keduanya masuk kedalam, di dalam sudah ada Gandy, Azri dan juga Barra, "tumben Kay ikut", celetuk Barra, Kayla mencibir pelan duduk di salah satu kursi.
"Emang kenapa masalah buat lo", ujar Kayla terdengar sinis, "ck masih galak ternyata, gue heran sama Juwita bisa betah berteman sama singa kek lo", balas Barra, Kayla berusaha agar tidak menampar pipi cowok itu geram sendiri.
"Kalian kalau ketemu tidak ada akurnya, jodoh baru tahu rasa", celetuk Azri.
"Ogah", kompak keduanya saling melempar tatapan tajam.
"Maaf lama", ucap seorang gadis membuat mereka kompak menoleh, Gandy tertegun penampilan Juwita terlihat begitu sederhana hanya saja wajahnya terlihat begitu imut menggunakan pakaian yang cocok di tubuhnya
"Duduk Ta", ujar Kayla menarik lengan Juwita agar duduk tepat di samping, Nathan diam-diam melirik, Gandy bersitatap sejenak dengan Juwita hanya saja gadis itu secepatnya mengalihkan pandangan memesan makanan bersama Kayla.
"Datang sama siapa Ta ?", tanya Azri basa basi.
"Abang gojek", jawabnya meraih minuman yang sudah datang beserta nasi goreng pesanan mereka, Barra terkekeh menggelengkan kepala, "lo kenal dengan Daffa ?", tanya Nathan tiba-tiba membuat semua menoleh kearahnya, tatapan Nathan tertuju pada Juwita.
Gadis itu menganggukan kepala, "di sekolah tadi kenalan dengan dia, kenapa ?", tanyanya curiga, "oh pantas kalian terlihat akrab", ujarnya asal, Gandy menoleh menatap Juwita dengan kerutan di dahi, gadis itu tersenyum melirik Kayla setelah itu kembali menatap Nathan, "hm dia hanya bertanya soal rumah yang gue kunjungi di perumahan mawar".
Uhukkkk uhukkk
Kayla melongo menatap ke empat cowok itu yang tiba-tiba tersedak, Juwita menahan seringai di wajah mencurigai semua yang pernah dekat dengan Laila, "kalian kenapa ?", tanya Kayla menampakan wajah kebingungan, benar kata Juwita semuanya patut di curigai.
"Tidak apa-apa, kaget saja Daffa menanyakan soal rumah di perumahan mawar yang mana ?", tanya Gandy penasaran, Daffa memang mengatakan soal rumah yang Juwita kunjungi hanya saja dia tidak tahu rumah yang Daffa maksud itu ada di perumahan mawar.
"Itu loh rumah Laila", celetuk Kayla membuat keempat cowok itu membelalak saling pandang satu sama lain, "untuk apa cowok brengsek itu menanyakan soal rumah Laila, apa dia datang ke sana untuk macam-macam lagi, eh tunggu dari mana lo tahu tentang Laila ?", ujar Azri memperlihatkan kemarahan bercampur bingung.
"Oh itu gue cuma mantau rumah di bagian sana ayah yang suruh siapa tahu ada rumah yang cocok apa lagi perumahan mawar itu dekat dengan sekolah, tempatnya strategis", ujar Juwita berbohong terlihat santai
Kayla mengulum bibir menahan senyum menganggukan kepala agar terkesan natural, "pantas lo nanya-nanya rumah di sana", celetuk Kayla menjiwai, "tapi untuk apa Daffa bertanya sama lo ?", tanya Nathan lagi kembali ke topik utama.
Juwita meringis tersenyum, "dia cuma nanya apa gue kenal dengan pemilik rumah itu, soalnya rumah itu terlihat sudah kosong, Daffa dan sekeluarga juga sudah tinggal di sana tepat di belakanh rumah itu", ujarnya.
Tentu perkataan Juwita membuat mereka kembali tertegun, Gandy memicing merasa curiga, cowok itu merasa ada hal yang gadis itu sengaja sembunyikan.
Tidak ada yang tahu salah satu di antara mereka terlihat mengepalkan tangan, rahang mengeras tatapan tiba-tiba berubah tajam menatap Juwita, beberapa menit suasana kembali cair membahas yang lain sampai waktunya mereka pulang.
Sekarang Juwita sudah ada di dalam mobil bersama Gandy, Kayla bersikeras meminta Gandy pulang bersama Juwita, gadis itu sama sekali tidak mengizinkan Juwita pulang menggunakan grab sendirian, "Ta", panggil Gandy
Juwita melirik sejenak berdehem kembali menatap jendela mobil, "lo kenapa ? Gue rasa dari tadi lo terlihat menghindar", ujarnya, gadis itu menghembuskan nafas menoleh sepenuhnya kearah Gandy mengeluarkan ponsel memperlihatkan satu nomor yang sengaja dia simpan, "ini nomor lo ?", tanyanya tanpa menjawab pertanyaan cowok itu.
Gandy meraih menyipit menyeritkan dahi, "ini mah nomor lama Daffa, kok lo bisa menyimpan nomor Daffa, bukannya Daffa sudah mengganti nomor setelah acara kelulusan di SMP dulu ya waktu itu ponsel Daffa hilang", ujarnya
Juwita tertegun benar-benar merasa frustasi
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Class
TerrorJuwita Liliana, gadis berparas cantik, cerdas, kemampuan aneh yang dia miliki mengharuskan dia homeschooling, namun setelah satu tahun terakhir akhirnya gadis itu kini berani mengambil keputusan kembali bersekolah di tempat umum, tepat kelas dua sem...