Hari minggu adalah hari untuk bermalas-malasan di atas tempat tidur terutama Juwita namun kali ini berbeda gadis itu sudah terlihat rapi di depan cermin menata rambut menghembuskan nafas, "La, hari ini gue mencari bukti mulai dari rumah lo, gue harap rencana berjalan lancar tanpa hambatan sampai akhirnya gue bisa menuntut keadilan untuk lo", gumamnya menatap pantulan kaca, samar-samar Laila muncul di sana menatap penuh harap.
Juwita berpamitan pada Rahul dan Yuni, baru saja keluar dari rumah Gandy sudah didepan di atas motor "yuk", ajaknya tersenyum tipis, Juwita menganggukan kepala naik ke atas motor berpegangan pada baju, Gandy masih tersenyum menancap gas dengan kecepatan sedang menuju rumah Daffa terlebih dahulu.
Sampai di sana Kayla sudah ada bersama Daffa, "maaf kami terlambat", ujar Juwita meringis, "gue paham, kalau sama Gandy mah dia sengaja lama-lama di jalan kalau sama lo beda cerita kalau sama yang lain", celetuk Daffa asal.
Gandy meringis melototkan mata, berbeda dengan Juwita yang menunduk malu, "gimana persiapannya ?", tanya Gandy mengalihkan, Kayla terkekeh merasa gemas, "sudah siap semuanya, tinggal di eksekusi saja", ujar Daffa begitu semangat.
Mereka berjalan menuju rumah Laila yang berada tepat di belakang rumah Daffa sampai di sana Juwita menatap kelantai dua tersenyum tipis, "tante, Juwita izin masuk mencari bukti ya", batin gadis itu.
Daffa sudah berdiri di depan pagar merogoh gembok besar, Gandy dan Kayla memantau sekitar, hanya beberapa menit gembok terbuka, mereka masuk kedalam menutup kembali pagar.
Wwwuuuussshhhh
Hawa berubah begitu saja setelah mereka melewati pagar, Gandy, Daffa dan Kayla merinding, berbeda dengan Juwita yang terlihat biasa saja, mereka mendekati pintu rumah mencoba membuka.
Ceklek
Mereka saling pandang masuk kedalam tidak lupa menutup pintu, mereka berpencar, Juwita berlari kecil menuju lantai dua tepat dimana arwah tante Rianti berada, gadis itu mencoba membuka pintu namun terkunci, "Gan, tolong dobrak pintu ini", pinta Juwita, Gandy menganggukan kepala mendekat.
Brakkk
Tiga kali mencoba akhirnya pintu terbuka hanya saja di dalam terlihat rapi, Juwita memperhatikan arwah tante Rianti yang menatap kearah Juwita penuh kesakitan menunjuk tepat di bawah lemari, Juwita mendekat, bau bangkai mulai tercium, "Gan, sini", panggil Juwita, cowok itu mendekat spontan menutup hidung.
"Bau bangkai Ta", ujar Gandy mencoba mendorong lemari, tidak lama Daffa dan Kayla masuk kedalam ikut membantu.
Mereka sama sekali tidak menyadari salah satu tetangga melihat mereka memasuki rumah kosong itu, merogoh ponsel menghubungi cowok di seberang sana.
"Ta, gue ke toilet dulu ya gue sudah tidak tahan", bisik Kayla di jawab anggukan, gadis itu turun ke lantai satu tepat di samping pintu dapur, gadis itu masuk kedalam toilet di sana masih ada setengah bak air, setelah selesai gadis itu keluar.
Ssreekkk
"Mmhhhh lllleeemmhhh".
Kayla berusaha memberontak namun perlahan kesadaran gadis itu menipis menghirup obat bius di sapu tangan cowok berhoody, merasakan Kayla sudah hilang kesadaran, cowok itu mengangkat membawa keluar dari pekarangan rumah memasukan kedalam mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari rumah Laila.
Arwah Rianti menyadari hal itu meraung di dalam kamar membuat Juwita menoleh kaget, melihat tatapan tante Rianti, Juwita mendekati jendela membelalak masih sempat melihat Kayla di masukan kedalam mobil hitam.
Dreeettt
"Datang sendiri ke alamat ini kalau mau Kayla selamat".
Juwita mengigit bibir bawah menatap punggung Daffa dan Gandy yang sudah menggeser setengah lemari besar, gadis itu mendekat menepuk pundak Gandy sejenak memperlihatkan pesan di sana, Gandy dan Daffa mendekat, kedua cowok itu membelalak menggeleng, "jangan Ta, kita kesana bersama", ujar Gandy di jawab gelengan oleh Juwita.
"Gue minta selesaikan apa yang ada di dalam rumah ini, gue tidak mau pelaku datang menghilangkan barang bukti yang ada di bawah lemari, biar gue ke sana sendirian, gue akan bertahan sampai bantuan kalian datang", ujar Juwita bergegas keluar dari rumah Laila mencari ojek di sekitar sana.
Gandy mengusap wajah kasar merogoh ponsel menghubungi polisi untuk datang ke rumah Laila, dari awal harusnya mereka melibatkan polisi untuk mengusut pelaku, "Gan, kita harus cepat", ujar Daffa terlihat begitu cemas, konsentrasi cowok itu buyar seketika mengetahui Kayla di culik.
Tinggg
Gandy mendengus kesal merasakan ponsel berbunyi menandakan sebuah pesan masuk, cowok itu kembali membuka telegram membelalak melihat teman yang dia minta untuk memulihkan vidio mengirim pesan.
"Gan, tolongg, seseorang tiba-tiba datang membakar tempat kerja gue, untung gue masih bisa selamat juga vidio yang lo minta sementara berproses terkirim, gue sudah memulihkannya semalam"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Class
HorrorJuwita Liliana, gadis berparas cantik, cerdas, kemampuan aneh yang dia miliki mengharuskan dia homeschooling, namun setelah satu tahun terakhir akhirnya gadis itu kini berani mengambil keputusan kembali bersekolah di tempat umum, tepat kelas dua sem...