28. 👻

11.6K 705 2
                                    

SMA 1 Manggala heboh dengan berita tentang Nathan di tahan di kantor polisi dengan kasus pemerkosaan dan pembunuhan, banyak yang tidak percaya dengan kabar yang begitu mengejutkan, di tambah kabar tentang Juwita yang dirawat di rumah sakit dalam k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA 1 Manggala heboh dengan berita tentang Nathan di tahan di kantor polisi dengan kasus pemerkosaan dan pembunuhan, banyak yang tidak percaya dengan kabar yang begitu mengejutkan, di tambah kabar tentang Juwita yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis di sebabkan oleh Nathan, Kayla yang datang ke sekolah dengan perban di leher menjadi pusat perhatian banyak yang mengerumuni menanyakan keadaan gadis itu.

Nathan yang ada di dalam sel menunduk, wajah cowok itu terlihat pucat, para tahanan yang lain menjaga jarak mengetahui alasan cowok itu di tangkap, "tahanan punggung nomor 77 ada yang menunggu diluar ingin bertemu", ujar seorang polisi mengagetkan Nathan.

Nathan keluar, mengetahui siapa yang berkunjung cowok itu berhenti menatap nanar kearah kedua orang tuanya beserta, Gandy, Daffa, Azri dan Barra ada di sana, "nak", panggil kedua orang tua Nathan menangis histeris memeluk tubuh cowok itu.

Nathan tertegun merasakan pelukan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, bahkan setiap pulang dari luar negeri keduanya tidak pernah memeluk hanya sekedar menyapa saja dan memintanya untuk belajar, belajar dan belajar, dengan tangan bergetar Nathan membalas pelukan, "ayah, maaa", lirih Nathan bergetar.

"Maaf sayang, maaf, cara mendidik kami membuat kamu melenceng seperti ini, nak, ayah membandingkan kamu dengan Gandy selama ini agar semangat kamu terpacu, maaf jika hal itu malah membuat kamu tertekan", isak pria itu menatap nanar wajah Nathan merasa bersalah.

Nathan tidak sanggup mengeluarkan suara, bibir keluh hanya kepala saja yang bergerak mengangguk, "Nat", panggil Gandy membuat cowok itu menoleh dengan mata berkaca-kaca menunduk malu.

Nafas cowok itu tercekat saat Gandy tiba-tiba memeluknya, "Maaf", ucap Gandy melepas pelukan, Nathan menggelengkan kepala, "jangan minta maaf Gan, gue yang__", cowok itu tidak melanjutkan ucapan melihat Gandy memberi isyarat.

"Maaf selama ini gue tidak tahu jika lo tertekan karena kehadiran gue", ujar Gandy.

Nathan terdiam sejenak, "tidak Gan, gue yang terlalu terobsesi menyaingi lo sampai lupa dengan apa yang gue punya", ujarnya lemah.

"Lo tetap sahabat kita Nat, kita tunggu sampai lo keluar dari sini, terima hukuman yang di berikan untuk lo, jangan coba untuk mengakhiri hidup, masih ada orang tua lo dan juga kami", celetuk Azri.

Nathan tersenyum, hatinya menghangat kenapa cowok itu baru menyadari kehadiran mereka ?, kemana cowok itu selama ini ?, hanya sekedar dekat namum tidak menyadari ketulusan mereka ?.

***

Gandy masuk kedalam ruangan Juwita meringis melihat wajah pucat gadis itu, Yuni terlihat tertidur di sofa, sedangkan Rahul kekampus mengajar, "Ta, bangun ya, lo tidak capek nutup mata", lirih Gandy menghembuskan nafas meraih tangan gadis itu menggenggam mengusap sesekali, "tahu tidak lo gadis pertama yang membuat gue tertarik, juga membuat gue penasaran".

"Lo hebat Ta, gue bangga sama lo, bangun ya", lanjutnya mengangkat tangan gadis itu meletakan tepat di dadanya, "lo bisa rasain jantung gue berdetak lebih dari biasanya saat dekat sama lo, tahu kan artinya, jadi gue mohon bangun ya, lo ingat apa yang lo katakan di warung kopi di taman, lo bilang demi korban gue harus bangkit, sekarang gue yang minta lo bangun demi gue", bisiknya dengan intonasi lembut.

Gandy terperanjat merasakan tangan Juwita bergerak membalas genggaman tangannya, cowok itu berdiri menekan tombol berwarna merah untuk memanggil dokter, Yuni terbangun mendekat ke arah Juwita penuh harap, beberapa menit seorang dokter masuk memeriksa keadaan gadis itu.

"Alhamdulillah pasien sudah melewati masa kritisnya, tinggal pemulihan saya, biarkan pasien istirahat terlebih dahulu, jangan biarkan pasien terlalu banyak bergerak", ujar dokter meninggalkan ruangan Juwita.

Yuni menangis haru, menatap Juwita yang perlahan membuka mata tersenyum tipis sebelum kembali menutup mata, Gandy meraih ponsel mengabari Kayla dan juga teman yang lainnya.

Kayla yang berada di kelas menggebrak meja membuat gadis itu menjadi pusat perhatian tanpa menghiraukan gadis itu meraih tas keluar dari kelas menuju rumah sakit, perasaan lega membuncah di dalam hati gadis itu, dengan sadarnya Juwita, Kayla berharap masa hukuman Nathan di kurangi walaupun hanya sedikit, bagaimana pun Nathan tetap sepupu Kayla, masih termasuk keluarga gadis itu.

•••

Ghost Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang