Juwita menyeritkan dahi menatap ponsel sejenak mendongak menatap bangunan tua bertingkat lima jauh dari keramaian di depan meyakinkan diri masuk kedalam, kepalan tangan gadis itu menguat menekan rasa takut dalam diri, demi Kayla, salah satu orang yang berharga untuknya.
Dreettt
"Naik lantai 5"
Juwita berjalan cepat walaupun di luar begitu terang namun di dalam bangunan gelap, sampai di lantai lima Juwita berjalan sampai tepat di tengah-tengah bangunan, mata gadis itu membelalak melihat Kayla belum sadar ada di sana duduk di kursi terikat, lakban menutupi mulut.
"KAYLA".
Teriak gadis itu hendak mendekat namun berhenti melihat cowok berhoody muncul tepat di hadapan Kayla, "wah lo benar-benar pemberani Juwita, wajar Gandy jatuh hati sama gadis seperti lo", ujarnya mendongak menyeringai di balik masker
Gandy dan Daffa keluar dari rumah Laila setelah para polisi datang meminta beberapa menuju alamat yang Juwita perlihatkan, terlihat jelas kemarahan kedua cowok di sana membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata, Gandy bahkan tidak takut lagi membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi, tatapan kecewa terpancar di mata cowok itu, Vidio yang di kirim oleh kenalannya terlihat jelas, Gandy maupun Daffa begitu mengenali cowok di dalam rekaman setelah melihat vidio lengkapnya.
Juwita sudah lelah menghindari serangan cowok itu, ilmu bela diri saat masih SMP masih berguna sekarang, hanya saja kondisi tubuhnya tidak sebanding dengan lawan, gadis itu terlihat tersenggal-senggal, Kayla yang duduk perlahan membuka mata membelalak ketakutan melihat kondisi Juwita tepat di depannya.
"Mmmhhhhhh", gumam Kayla berusaha memberontak tidak peduli dengan rasa sakit di tubuhnya setiap bergerak, "Akhirnya lo sudah bangun Kay".
Deg
Air mata Kayla luruh begitu mengenali suara cowok itu, walaupun suara itu sedikit di ubah namun gadis itu tetap mengenali, Kayla menggelengkan kepala menjerit di balik lakban, "mhhhh mhhhhh". Cowok itu mendengus menarik kasar rambut Juwita yang sudah lemas di lantai kotor.
"Mmnhhhhhhh", Kayla semakin menjerit menatap Juwita yang sudah telihat kacau beberapa lebam terlihat jelas di wajah cantik gadis itu.
Juwita menahan kaki cowok itu menatap tajam, walaupun kekuatan gadis itu sudah lemah namun, dia enggan mengalah, "lo keras kepala Juwita".
Bughhh
"MMMMMHHHHHH", jerit Kayla melengking melihat cowok itu tanpa perasaan menendang perut Juwita sampai terhempas satu meter, "aauuh", jerit gadis itu meringis merasakan sakit yang luar biasa di bagian perut, "lo gila, bukan hanya pemerkosa lo juga pembunuh, Laila, tante Rianti, Vivi dan Nita", marah Juwita sekuat tenaga berdiri.
Cowok itu tertegun, sedangkan Kayla menangis histeris mendengar ucapan Juwita tidak menyangka, "lo benar-benar harus mati JUWITA", teriak cowok itu mengeluarkan pisau lipat dari kantong hoody berjalan cepat ke arah Juwita, Kayla menggelengkan kepala.
Juwita yang masih menyeimbangkan tubuh tersentak merasakan benda dingin mengenai perutnya, darah mulai menetes, tanpa perasaan cowok itu menarik pisau kembali menikam, "ssshhttt", lirih gadis itu dengan tubuh luruh kebawah setelah mendapat tujuh tikaman, darah juga sudah keluar dari mulut Juwita, cowok itu mengangkat tangan hendak menikam kembali namun pisau itu tiba-tiba terlempar tidak jauh dari Kayla
Treenggg
Sssrreeetttr
"Auh, sialan", umpat cowok itu, tubuhnya tiba-tiba terseret mengenai dinding berkali-kali, Juwita yang masih sadar memegang perut berusaha menahan agar darah berhenti keluar, menatap sosok Laila yang terlihat begitu marah, "La, jangan, gue tidak mau lo kekal di sini, berhenti La, sebentar lagi Gandy dan Daffa datang kesini", lirih Juwita menutup mata.
Lakban di mulut Kayla terbuka sendiri , "JUWITAAAAAA HIKSSSS JUWITTAAAAAAA", teriaknya meronta-ronta.
Bughhh
Tubuh cowok itu tiba-tiba terhempas kebawah bertepatan saat Gandy dan Daffa datang, "KAYLAAAA, JUWITAA", teriak kedua cowok itu kompak, Gandy mendekati Juwita menahan tangis mengangkat untuk di larikan ke rumah sakit, Daffa maju menendang cowok yang terlihat sudah lemah.
"NATHAN LO BENAR-BENAR BRENGSEK, BANGSAT", teriak Daffa menggelegar menarik hoody cowok itu melepas masker menampilkan wajah tampan cowok itu, keduanya terlibat perkelahian sengit, namun Daffa lebih unggul di banding Nathan.
"Angkat tangan tempat ini sudah di kepung", perintah seorang polisi memberi kode ke arah yang lain meringkus Nathan, cowok itu panik melirik Kayla yang tidak jauh darinya meleset meraih pisau yang terlempar tadi dengan cepat meraih Kayla menyodorkan pisau kearah leher gadis itu.
"Kalian melangkah gadis ini akan mati", ujar Nathan sinis.
"Lo gila Nat, dia sepupu lo anjing", umpat Daffa benar-benar sudah tersulut emosi, Kayla menangis dalam diam benar-benar syok seperti kehilangan nyawa, sepupu yang paling dia banggakan adalah seorang pemerkosa dan pembunuh.
Seringai Nathan muncul di wajah tampan semakin mendekatkan pisau lipat kearah leher gadis itu.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Class
TerrorJuwita Liliana, gadis berparas cantik, cerdas, kemampuan aneh yang dia miliki mengharuskan dia homeschooling, namun setelah satu tahun terakhir akhirnya gadis itu kini berani mengambil keputusan kembali bersekolah di tempat umum, tepat kelas dua sem...