Juwita Liliana, gadis berparas cantik, cerdas, kemampuan aneh yang dia miliki mengharuskan dia homeschooling, namun setelah satu tahun terakhir akhirnya gadis itu kini berani mengambil keputusan kembali bersekolah di tempat umum, tepat kelas dua sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana kantin terlihat heboh membahas tentang kemungkinan sebab yang membuat Vivi bunuh diri, Juwita mendengar mengatupkan bibir masih merasa bersalah, tatapan Vivi tidak memperlihatkan niat untuk bunuh diri yang ada tatapan itu menunjukan ketakutan yang nampak jelas, Juwita menghembuskan nafas menyeruput jus jeruk di meja, "gue jadi kangen sama Laila", celetuk Kayla tiba-tiba.
Uhukkk
Juwita tersedak membuat Kayla panik menyerahkan aqua di sampingnya, Juwita meneguk sampai tinggal setengah wajah terlihat memerah, menepuk dada, "lo dekat dengan Laila ya ?", tanyanya mencari informasi.
"Hm awalnya kita dekat Ta, tapi gue tidak tahu sebulan sebelum memutuskan untuk pindah sekolah Laila menjauh tanpa alasan, gue sudah berusaha bertanya apa kesalahan gue sampai dia menghindar hanya saja Laila tidak menjawab sampai akhirnya Laila pindah", cerita Kayla menghembuskan nafas menatap Juwita lekat.
"Ta, kalau lo mau menjauh, gue harap lo beri gue alasan agar tidak kebingungan seperti orang bodoh, sampaikan kesalahan gue, hm gue salah satu orang yang susah dekat dengan orang lain, tapi gue tidak tahu kenapa bisa mudah akrab dengan Laila dan juga lo", lanjut Kayla penuh harap.
Senyuman Juwita terbit di wajah cantiknya menganggukan kepala, "sudah kan, yuk balik ke kelas, sebentar lagi pak Ilham masuk", ajak Juwita merangkul Kayla yang sudah berdiri, keduanya berjalan beriringan menuju kelas tidak sengaja bertemu dengan Nathan dkk, Gandy dan Juwita tidak sengaja bersitatap, Juwita menyeritkan dahi menyadari tatapan cowok itu terlihat berbeda ada rasa sakit yang luar biasa terpancar dari mata cowok itu.
Setelah sampai di kelas keduanya duduk di bangku, Juwita mengedarkan pandangan mencari sosok Laila namun sosok itu tidak menampakan diri, "woy pak Ilham tidak masuk hanya memberikan tugas yang harus di kumpulkan sebelum jam pulang", teriak ketua kelas dari depan kelas.
"Ta, kerjain tugas di perpus saja yuk lebih adem", ajak Kayla di jawab anggukan Juwita.
Keduanya masuk kedalam perpustakaan yang sepi karena murid yang lain sudah berada di kelas masing-masing, Juwita dan Kayla duduk di pojok saling berhadapan mengerjakan tugas, "selesai, sini tugas lo biar gue kumpulin", ujar Kayla.
Juwita menyerahkan bulu tulisnya, "makasih ya Kay, gue mau cari novel dulu nunggu bel berbunyi, lo duluan saja", ujarnya, Kayla mengacungkan jempol bergegas keluar tidak lupa melemparkan senyuman kepada penjaga perpustakaan, Juwita berjalan ke ujung rak buku mencari novel di sana namun langkah Juwita berhenti melihat seorang cowok tengah menenggelamkan kepala di atas meja.
Juwita meringis takut-takut jika cowok itu bukan manusia, perlahan gadis itu mendekat menepuk pundak cowok itu pelan, Juwita membelalak melihat Gandy di sana menatap kearahnya dengan wajah sembab terkejut, "maaf", ujar Juwita merasa tidak enak.
Gandy meringis menganggukan kepala menatap Juwita yang kini mengambil salah dua novel memilih yang mana menarik untuk di baca, "Ta", panggil cowok itu membuat Juwita menoleh dengan alis terangkat tinggi.
"Kenapa ?", tanyanya kembali memilah buku.
Gandy mengigit bibir bawah, "duduk dulu, ada yang mau gue tanyakan", ujarnya terdengar lirih, Juwita menganggukan kepala duduk di kursi tepat di hadapan Gandy membawa satu novel yang sudah dia pilih untuk di baca.
"Lo mau tanya soal apa ?", tanya Juwita menatap lekat ke arah wajah tampan Gandy yang juga menatap Juwita tepat di manik mata, "Ta, kalau lo punya salah dengan seseorang, kesalahan yang begitu fatal apa yang akan lo lakukan untuk mengurangi perasaan bersalah di hati lo ?", tanyanya membuat Juwita terdiam sejenak.
Juwita tersenyum berdiri menarik kursi duduk tepat di samping Gandy memberi jarak sedikit, cowok itu sampai bingung, "Gan, lihat gue", perintah gadis itu, Gandy menoleh menatap Juwita yang masih menampilkan senyum.
"Datangi dia, sampaikan maaf lo pada dia, jika lo benar-benar merasa bersalah jangan lakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya, tunjukan pada dia lo sudah berubah dan tidak akan pernah melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya apapun alasannya", ujarnya lembut menepuk pundak Gandy.
Cowok itu tertegun membasahi bibir bawah meneguk ludah kasar, "jika itu adalah lo apa yang akan lo lakukan, apa lo akan memaafkan kesalahan gue?", tanyanya lagi terlihat gelisah kedua tangannya saling meremas menatap Juwita penuh kesakitan.
Juwita tersenyum mengacak rambut cowok itu pelan membuat perasaan hangat menyeruak di dalam hati, perasaan yang sudah hilang satu tahun terakhir, "apapun itu gue akan memaafkan, asal lo membuktikan jika lo benar-benar merasa bersalah dan tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama, Gan, kita hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, kita sesama manusia hanya bisa saling memaafkan saling merangkul untuk menjadi lebih baik agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang lalu", ujarnya.