17. 👻

11.8K 763 2
                                    

Karena kejadian tadi, sekolah di bubarkan lebih dulu untuk menghindari kemungkinan yang terjadi seperti kesurupan massal, kini Juwita dan Kayla sudah duduk di karpet bulu di dalam kamar Juwita masih menggunakan seragam, di tengah mereka ada jus al...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena kejadian tadi, sekolah di bubarkan lebih dulu untuk menghindari kemungkinan yang terjadi seperti kesurupan massal, kini Juwita dan Kayla sudah duduk di karpet bulu di dalam kamar Juwita masih menggunakan seragam, di tengah mereka ada jus alvukat juga beberapa cemilan yang Yuni sengaja siapkan untuk keduanya.

"Ada apa Ta lo sampai nyuruh gue datang ke sini, apa ada hal yang penting ?", tanya Kayla mengambil pisang goreng memasukan kedalam mulut mengunyah menunggu Juwita untuk bercerita.

"Soal Laila", ujar Juwita menghentikan Kayla, gadis itu terlihat menelan pisang goreng kasar di dalam mulut menegakan tubuh menatap serius, "Laila sahabat gue Kay, dari kecil hanya saja kita pisah saat SMP, niatnya gue dan dia bersekolah di tempat yang sama SMA 1 Manggala, tapi gue kecelakaan tepat perpisahan di SMP dulu yang akhirnya membuat gue harus homeschooling, kecelakaan yang sempat gue lupakan namun ingatan gue sudah pulih kembali sekarang".

"Setelah kecelaakan terjadi gue dan Laila sudah tidak komunikasi lagi karena kondisi gue dan juga kemampuam aneh yang tiba-tiba muncul mengharuskan gue menetap di rumah", lanjutnya berhenti melihat Kayla mengangkat tangan dengan kerutan di dahi.

"Kemampuan ? Maksud lo apa ?", tanya Kayla masih bingung.

Juwita menghembuskan nafas, "bisa melihat mahluk tak kasat mata atau orang sering sehut Indigo", ujarnya, Kayla malongo mengerjapkan mata, "SERIUS !!!", pekik Kayla tanpa sadar, Juwita meringis menoyor jidat gadis itu pelan, "hehe maaf, gue terlalu syok, lanjut", ujarnya terkekeh sendiri.

"Saat gue pertama masuk SMA 1 Manggala gue di sambut oleh mahluk di dalam kelas tepat berdiri di belakang kelas dan ternyata sosok itu adalah __", Juwita menggantung ucapannya menghembuskan nafas, Kayla terlihat menahan nafas menunggu lanjutan cerita Juwita, "Laila"

"HAH"

Jantung Kayla terasa berhenti berdetak, linglung menatap Juwita menggelengkan kepala mencoba mencerna, "tidak mungkin", lirihnya, tanpa bisa di cegah air mata Kayla keluar membasahi pipi, "jadi suara kesakitan di sekolah yang gue dengar tadi benar suara Laila kan Ta, dia kesakitan Ta", isaknya.

Juwita mendekati Kayla mengusap punggung gadis itu akhirnya menganggukan kepala, "semua yang terjadi di sekolah seperti kesurupan massal dan juga kejadian di sekolah tadi itu perbuatan Laila, dia menuntut keadilan, sampai sekarang gue masih mencari apa yang membuat Laila sampai gentayangan seperti ini", ujarnya.

Kayla menghapus air mata kasar menatap sendu ke arah Juwita, terdiam mencoba menguasai diri, Juwita mengehembuskan nafas mengambil ponsel Vivi di dalam laci menyalakan memperlihatkan pesan berbintang di sana, Kayla melotot membaca benar-benar kaget, "kok gue merasa familiar dengan nomor itu ya, gue lupa tapi siapa ya", gumam Kayla mencoba berpikir.

"Bacain nomornya Ta, biar gue cek di kontak gue, nomor itu sangat familiar", ujarnya, Juwita menganggukan kepala menyebut satu persatu nomor di sana, Kayla membelalak setelah selesai mengetik nomor itu di ponselnya, Juwita mendekat ikut melongo, jantungnya terasa berhenti melihat nama di sana.

Gandy.


Keduanya saling pandang, "tidak mungkin Ta", ujarnya mencoba berpikir, berbeda dengan Juwita yang hatinya terasa retak sekarang tidak bisa berkata apa-apa, "ini mungkin salah Ta, gue juga lupa tapi waktu itu Gandy mengbubungi gue dengan nomor ini, waktu itu mereka kumpul di rumah Nathan, dia meminta gue membawa bumbu kacang ke rumah Nathan karena mereka membuat acara di sana kebetulan rumah Nathan mereka jadikan tempat tongkrongan apa lagi orang tua Nathan sibuk di luar negeri hanya sesekali saja pulang menjenguk anaknya",jelas Kayla mengingat.

Juwita masih diam tidak bertenaga, tersenyum paksa menatap Kayla, "Kay gue harap ini rahasia kita berdua, jangan pernah cerita sama siapa-siapa termasuk Nathan dan teman-temannya, semua orang patut untuk di curigai", gumamnya lirih.

Kayla menganggukan kepala penuh tekad, mana mungkin gadis itu membicarakan hal penting dengan Nathan dkk, mereka hanya sekedar dekat saja sebagai sepupu dan juga teman, "soal tante Rianti, Ta, apa beliau tahu soal Laila?, gue pernah mencoba menghubungi tante Rianti sehari setelah surat pengunduran diri Laila di sekolah, gue ingin menanyakan alasan Laila pindah, hanya saja waktu itu nomor beliau tidak aktif" ujarnya.

Juwita meringis, "beliau juga sudah meninggal Kay", lagi-lagi Kayla tersentak, sudah berapa kali jantung gadis itu di uji hari ini, "arwah beliau masih terkurung di rumah Laila", lanjutnya.

Tubuh Kayla lemas, merasa energinya terserap begitu saja, terlalu banyak hal yang mengagetkan terjadi hari ini.

•••

Ghost Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang