23. 👻

12.1K 760 6
                                        

Terlihat seorang cowok mengusap wajah kasar di atas rooftop sekolah, tatapan menajam penuh emosi, Laila muncul tepat di hadapan cowok itu menatap penuh dendam, "sialan, Gandy sudah bisa melawan traumanya, aaaaahhhh, gue harus melakukan sesuatu, ya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat seorang cowok mengusap wajah kasar di atas rooftop sekolah, tatapan menajam penuh emosi, Laila muncul tepat di hadapan cowok itu menatap penuh dendam, "sialan, Gandy sudah bisa melawan traumanya, aaaaahhhh, gue harus melakukan sesuatu, ya Juwita, dia harus mati", gumamnya penuh tekad.

"Ck semuanya karena Laila, dasar perempuan sialan, mendekati gue seolah-olah memiliki perasaan yang sama, nyatanya malah menyimpan perasaan pada Gandy, benar-benar sialan tuh cewek, kenapa juga semua perempuan yang gue suka malah menyukai Gandy, arrrrgghhh", lanjutnya mengacak rambut.

Laila terlihat semakin marah.


Braaaaakkkkk

Pintu rooftop tiba-tiba terhempas keras membuat cowok itu berbalik terbelalak kaget, kursi rusak yang sengaja di simpan di atap tiba-tiba melayang, cowok itu mundur berlari kearah pintu namun sama sekali tidak bisa terbuka.

"Aarhhhh".

Tubuh cowok itu tiba-tiba terangkat tinggi memegang leher mencoba menarik pasokan oksigen.

Braaaakkk

Bughhh

Tubuh cowok itu terbanting ke bawah sampai mengenai kursi-kursi yang sudah rusak, "Uhukkk, Anjing", umpat cowok itu terbatuk menekan dada meringis pelan.

"AAAAAAAAAAAAAAAA"

Cowok itu tertegun mendengar jelas teriakan melengking tepat di telinga, cowok itu mengidik ngeri, Juwita yang masih duduk di bangku terkejut mendengar kemarahan Laila yang luar biasa.

"La, gue mohon jangan lalukan apa-apa, gue tidak mau lo akan kekal di sini merasakan sakit lebih lama, berhenti La, gue mohon", batin Juwita berpegang di meja.

"Aaaaaaaaa"

Juwita dan Kayla membelalak melihat satu persatu teman kelas cewek kejang-kejang jatuh dari kursi, pak Ilham yang berada di depan kelas panik seketika keluar meminta bantuan, Kayla merapat pada Juwita sedangkan para cowok membantu menahan para cewek.

"Ini gimana, Juwita dan Kayla lebih baik kalian berdua keluar jangan sampai ikut seperti mereka, kemungkinan yang lain tengah kesurupan", perintah cowok di depan, ketua kelas.

Kayla menganggukan kepala meraih lengan Juwita keluar dari kelas, berhenti di depan melihat Nathan dkk ada di sana menatap, "kalian kenapa ?", tanya Nathan melihat wajah pucat Kayla.

"Aaaaaaaaaa"

Belum menjawab suara teriakan dari dalam kelas mengagetkan.

Praaaanggggg

Nathan dkk, Juwita serta Kayla terlonjak melihat kaca kelas tiba-tiba pecah berhamburan di lantai, Gandy bergegas menarik tangan Juwita membawa ke belakang tubuhnya menghindari pecahan kaca, begitupun dengan Nathan yang langsung memeluk Kayla.

Pak Ilham kembali bersama beberapa guru dan juga ustad agar bisa menangani para murid kesurupan di dalam kelas, mata mereka membola melihat darah sudah berceceran di dalam kelas, Nathan dan Gandy membawa Kayla dan Juwita menjauh, sedangkan Azri dan Barra tinggal di sana membantu menangani murid di dalam kelas yang masih terlihat kejang-kejang dengan darah hitam muncul semakin banyak.

***

Daffa mengendap-ngendap masuk kedalam ruangan pemantauan cctv, penjaga sedang keluar membuat cowok itu leluasa, cowok itu bergegas mendekat mengotak atik komputer, "ck gue mau cari apa sih, kenapa juga gue datang ke sini", gumamnya, namun perlahan keyboard komputer tiba-tiba bergerak sendiri membuat cowok itu menjauh ketakutan.

Setelah tidak ada lagi pergerakan pada keyboard cowok itu mendekat menautkan alis melihat vidio di sana, "ini apa ?", gumamnya mencoba menonton, mata cowok itu memebelalak melihat seorang cowok menggunakan hoody hitam keluar kelas 2IPA1 membawa sebuah karung dengan darah masih menetes di sana, cowok itu mencoba mengembalikan namun sama sekali tidak ada vidio sebelumnya, Daffa segera menyalin vidio itu agar bisa di bawa ke temannya untuk memulihkan vidio itu.

Setelah selesai cowok itu bergegas keluar diam-diam, berhenti melihat Nathan berdiri sendirian di depan koperasi, cowok itu mendekat, "ngapain lo ?", tanyanya membuat Nathan tersentak memutar bola mata malas.

"Bukan urusan lo", ujarnya sinis, Daffa mengatupkan bibir mencibir pelan, alis terangkat melihat Kayla keluar dari koperasi membawa kantongan dengan wajah yang masih terlihat pucat, "Kay, lo kenapa ?", tanya Daffa mendekat tidak menghiraukan tatapan tajam dari Nathan.

Kayla mengerjapkan mata, melongo melihat wajah khawatir cowok itu, "gue tidak apa-apa Daf", ujarnya tesenyum tipis, Daffa menghembuskan nafas lega menganggukan kepala mengacak rambut Kayla yang terlihat tertegun.

•••

Ghost Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang