Juwita Liliana, gadis berparas cantik, cerdas, kemampuan aneh yang dia miliki mengharuskan dia homeschooling, namun setelah satu tahun terakhir akhirnya gadis itu kini berani mengambil keputusan kembali bersekolah di tempat umum, tepat kelas dua sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah bel pulang berbunyi Juwita merogoh ponsel mengabari Rahul agar tidak perlu menjemputnya karena gadis itu ingin berkunjung ke rumah Laila, "Ta, yuk keluar", ajak Kayla di jawab anggukan pelan dari Juwita menyimpan ponsel kedalam saku, setelah itu keduanya berjalan beriringan menuju parkiran.
"Kay"
Kedua gadis itu menoleh menatap keempat cowok tampan di sana, Nathan, Gandy, Azri dan Barra, "kenapa Nat ?", tanya Kayla menautkan alis bingung, "pulang bareng", ajaknya tanpa basa basi, Juwita menyeritkan dahi melihat interaksi keduanya.
"Hm, oh iya kenalin dia anak baru, Juwita namanya", ujar Kayla.
Keempat cowok itu menoleh membuat Juwita meringis malu, "Juwita", ujarnya mencoba tersenyum, "Nathan sepupu Kayla, yang pegang gitar itu Barra, yang ini Azri, dan yang satunya Gandy maaf ya dia memang seperti itu anaknya tidak peduli dengan sekitar", ujar Nathan memperenalkan diri dengan yang lain.
"Juwita, salam kenal", ujar Juwita menyambut uluran tangan keempat cowok itu bergantian.
"Ta, gue duluan ya, gue bareng Nathan", pamit Kayla di jawab anggukan oleh Juwita.
Juwita berjalan keluar dari gerbang sekolah berpisah dengan Kayla dan Nathan dkk yang berjalan menuju parkiran, Juwita berdiri di halte menunggu bus, gadis itu tersentak kaget melihat cowok yang tiba-tiba berdiri di sampingnya, "maaf, lo kaget ya", ujarnya membuat Juwita mengerjapkan mata.
Cowok itu memutar bola mata malas, "ck gue Gandy", ujarnya, Juwita menganggukan kepala mengerti menatap ke depan menikmati angin yang berhembus.
"Lo pindahan dari mana ?", tanya Gandy lagi-lagi mengagetkan Juwita, "pindahan dari rumah", ujar gadis itu seadanya membuat Gandy melongo mencibir pelan, Juwita menghembuskan nafas, "gue homeschooling satu tahun lebih", lanjutnya lagi setelah melihat ekpresi cowok itu yang mengira sedang di permainkan.
"Oh", jawab Gandy mengangkat bahu acuh bergegas masuk kedalam bus setelah bus berhenti tepat di hadapan mereka.
Keduanya duduk di kursi paling belakang namun Juwita mengambil sebelah kiri, Gandy duduk di sebelah kanan ujung, Juwita menghembuskan nafas merogoh ponsel menatap pesan dari Rahul mengingatkan untuk hati-hati, gadis itu segera membalas termenung mengingat hal gila yang terjadi di sekolah tadi.
Bus berhenti, Juwita langsung keluar membuat Gandy menautkan alis merasa familiar dengan tempat gadis itu turun, Gandy mengangkat bahu acuh memejamkan mata, Juwita berjalan masuk kedalam perumahan menuju blok D, senyuman gadis itu terlihat mengiasi wajah cantiknya namun saat sampai di depan rumah sederhana senyuman gadis itu luntur merasa bingung di gerbang rumah tertulis, "terjual".
"Cari siapa dek ?", tanya seorang wanita paruh baya membuat Juwita tersentak menoleh, "maaf bu mau nanya ibu Rianti yang punya rumah ini kemana ya bu ?", tanya Juwita, wanita itu terdiam sejenak menatap takut-takut kearah rumah itu, "menurut kabar yang beredar pemilik rumah ini hilang begitu saja 4 bulan yang lalu dek, lebih baik adek pulang rumah ini horor banyak yang pernah mendengar suara tangisan dari rumah itu", ujar wanita itu mengidik ngeri bergegas menjauhi Juwita.
Gadis itu tertegun memicingkan mata mencoba menatap kearah rumah, mata gadis itu membola sempurna samar-samar melihat penampakan di balkom kamar tante Rianti_ ibu Laila, penasaran Juwita mendekat kearah pagar namun nas pagar terkunci gembok besar, apa yang terjadi sebenarnya ?
"Tante Rianti dan Laila kemana ya, tidak mungkin mereka menjual rumah peninggalaan om Hendi", gumam Juwita meninggalkan rumah.
Juwita tidak menyadari sosok di sana perlahan nampak begitu jelas menatap punggung Juwita dengan pandangan penuh kesakitan meminta pertolongan, Juwita yang baru sampai rumah masuk kedalam mendekati Rahul yang sudah duduk di sofa ruang tamu dengan labtop di depan.
"Ayah", sapa Juwita mengecup pipi Rahul, "bagaimana hari pertama sekolah nak ?", tanya Rahul menatap lekat wajah anaknya yang terlihat berbinar, Juwita tersenyum senang tanpa menjawab pria itu sudah tahu jawaban anak gadisnya.
"Yaudah sana ganti baju, mama sudah siapin makanan di meja, mama keluar nganter pesanan kue", ujar Rahul di jawab anggukan kepala.
Juwita masuk kedalam kamar, bukan untuk mengganti pakaian namun gadis itu duduk di pinggir tempat tidur mengambil ponsel mencoba menghubungi nomor Laila.
"Maaf nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi cobalah beberapa saat lagi".
Juwita menghembuskan nafas meletakan ponsel bergegas masuk kedalam kamar mandi membersihkan tubuh, mengganti seragam dengan pakaian santai rumahan, setelah itu Juwita keluar makan di ruang tamu sendirian, pikiran gadis itu benar-benar kacau sekarang, di penuhi dengan Laila, juga makian dari gadis yang kesurupan di sekolahan, rasa penasaran meluap begitu saja di dalam hati gadis itu.