Prologue

3.7K 191 0
                                    

Gelap, awal dari setiap perjalanan seseorang sebelum memutuskan untuk mencari secercah cahaya guna menerangi tiap-tiap langkah.

Hal itu juga berlaku untuk seorang gadis kecil berusia 10 tahun di atas ranjang. Menutup mata damai, tak menghiraukan bisik-bisik ricuh di sekitarnya.

Anak-anak menatap penuh ingin tahu kearah gadis di atas ranjang. Rambut hitamnya terlihat kusam, sedang wajahnya memiliki beberapa goresan, memberi dinamika dari wajah ayu miliknya.

Seorang gadis menatap penuh ingin tahu, matanya perlahan menatap kearah wanita paruh baya di sampingnya. "Bunda, siapa dia? "

Wanita itu menghentikan sejenak kegiatannya guna melihat kearah gadis kecil seusia sama dengan gadis di atas ranjang. Mengulas senyum lembut, wanita itu berujar, "Dia akan menjadi saudaramu, Amel. "

Mata gadis itu berbinar indah, takjub dengan hal baru yang di katakan oleh wanita dewasa itu. "Benarkah? " ujarnya bertanya penuh harap.

Mengangguk, wanita itu mengelus perlahan puncak kepala sang gadis kecil kala ia memekik senang. "Tapi, mengapa ia terus tertidur? Sudah 3 hari sejak ia datang, Bunda. "

Marine, wanita itu melirik kearah ranjang tempat gadis itu tertidur lelap, atau kehilangan kesadarannya. Mengingat dimana ia menemukan gadis itu membuatnya merasa pedih. Amat menyayangkan nasib gadis kecil itu.

"Ia sedang sakit, jadi harus banyak beristirahat. Jadi, Amel harus diam, oke? "

Amel membulatkan bibirnya paham. Ia mengangguk pelan dengan tatapan teguh. "Amel paham, Bunda. "

Senyum bangga terbit begitu saja di wajah Marine. Amel memang anak cerdas, gadis itu pintar melihat situasi. Dan Marine bangga dengannya.

Tangan Marine kembali bergerak guna membasuh tubuh gadis di atas ranjang, mengusap peluh yang keluar dari balik pori-pori di kulit putih pucatnya.

Memperhatikan bagaimana Marine mengusap dengan penuh rasa tubuh gadis di atas ranjang, tiba-tiba Amel memiliki pertanyaan yang belum terjawab. Tanpa mengalihkan pandangan kearah lain, gadis kecil itu bertanya, "Namanya, dia memiliki nama siapa, Bunda? "

Sontak tangan itu terhenti dari kegiatannya. Keheningan menyapa keduanya. Amel menanti dengan sabar jawaban Marine, sedang wanita itu melirik sekilas pada kalung silver dengan bandul terukir sebuah nama, sebelum menjawab, "Namanya... "

...


Oct 02 2023

How To Be A MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang