'Hei, apa kemarin kau melihat penampilan perdana dari Nona Sylvia? '
'Aku melihatnya! Tidakkah itu sangat menakjubkan? '
'Benar! Aku sampai tidak bisa bernapas saat ia melakukan tarian memutar dengan luwesnya. Ahh~ sungguh sempurna Nona Sylvia. '
'Dia adalah seorang dewi. Bagaimana bisa seorang manusia semurni dan secantik itu? '
'Ya, ia menjadi begitu cantik di penampilan pertamanya. Jauh sebelum debutnya sebagai penari ballet, aku sudah mengikuti akun sosial medianya. Dia benar-benar sangat cantik dan berbakat. Keluarganya pasti sangat menjaganya. Aku menginginkan menjadi seperti dirinya. '
'Itu sudah pasti. Dengan penampilan yang sangat tidak manusiawi, keluarganya pasti bodoh jika sampai tidak menjaganya. '
'Apa kau ingin menonton penampilannya dua bulan lagi? '
'Aku mau, tetapi orang tuaku tak mengizinkan karena nilaiku turun pada ujian terakhir. '
'Sayang sekali, hal ini jarang terjadi. Nona Sylvia hanya akan melakukan penampilannya di kota kita dua bulan nanti. Kita tidak tahu kapan ia akan datang kembali. '
'Hahaha... Untungnya aku sudah membeli tiketnya dengan bantuan ayahku. Aku akan memamerkannya pada kalian saat aku di sana. Kalian tenang saja! '
Ingatannya terhenti sampai disini. Ia tak ingat lagi mengenai percakapan setelahnya karena memilih menyumpal kedua telinganya dengan earphone untuk membuatnya fokus pada materi yang tengah ia pelajari.
Aphrodite merenung di kamarnya. Matanya menerawang jauh ke depan. Kini, samar-samar ia ingat siapa wanita pemilik nama Sylvia Camellia D'Angelo.
Teman-temannya sering menyebut nama Sylvia D'Angelo saat jam istirahat. Begitu wanita itu sukses menggelar penampilannya, dunia akan heboh dengan keberadaannya. Mereka mengagung-agungkan penampilan dan bakat perempuan itu.
Tetapi, Aphrodite terlalu sibuk untuk sekadar kepo dengan sosok yang selalu menjadi bahan perbincangan kaula muda disekitarnya. Pun dengan majalah yang tersebar di penjuru kota. Paling mentok dirinya tahu saat tak sengaja melihat potret wanita itu dari laptop salah seorang teman sekelas saat presentasi. Itupun karena tak sengaja dan hanya sekilas.
Aphrodite bahkan telah lupa jika saja ia tak kembali melihat majalah dibawah meja kaca tempatnya menaruh set Teh diruang kerja Max. Pantas Aphrodite merasa familiar sekaligus asing dengan penampilan wanita itu.
Namun, sembilan bulan lalu, tiba-tiba saja Sylvia tidak lagi melakukan aktivitas seperti biasa. Tidak lagi menggelar pertunjukan tarinya. Tak lagi muncul ke hadapan publik, dan tak lagi mengunggah kegiatan terbarunya di sosial media. Keberadaannya bahkan seolah menghilang dari dunia.
Menilik lebih lanjut ke arah keluarganya, tak satupun dari mereka buka suara. Hingga dua bulan setelah menghilangnya kabar mengenai Sylvia, mampu menghebohkan masyarakat. Sylvia mengungkapkan masa hiatusnya untuk memberikan pertunjukkannya. Sylvia menutup mimpinya menjadi seorang penari ballet. Padahal semua orang tahu jika ballet adalah separuh hidup Sylvia.
Hingga hal ini membuat heboh masyarakat. Bahkan Aphrodite yang tidak update mengenai kehidupan Sylvia menjadi tahu karena masyarakat beramai-ramai membicarakan keputusan Sylvia. Kekecewaan menguar bersama dengan praduga. Mereka berbondong-bondong mengungkapkan teori mengenai keadaan Sylvia kini.
Sebagian mereka mengatakan jika Sylvia mungkin mengalami kecelakaan dua bulan lalu hingga tak lagi mampu melanjutkan profesinya sebagai penari ballet. Sebagian lainnya berprasangka lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be A Maid
Aktuelle LiteraturR-19+ Terbangun tanpa ingatan bukanlah apa yang diinginkan oleh Aphrodite. Namun, itulah yang ia alami kala terbangun di usia menginjak 9 tahun dalam rumah sederhana dengan keadaan tubuh remuk redam. Tumbuh besar di panti asuhan bersama anak-anak s...