77 || Father and Son Talk

87 9 2
                                    


Wooseok pikir pembicaraan tentang "menemani pemotretan" itu hanya pengalihan sebelumnya. Namun, justru disinilah mereka sekarang, berada di lokasi pemotretan bukan hanya untuk menemani, tetapi juga sebagai model pemotretan.

Jessica memang selalu pintar memanfaatkan kesempatan.

"Mih, harus banget kita yang jadi modelnya? Kan Mamih punya banyak model di agensi," keluh Wooseok. Dia paling tidak suka difoto, tetapi sekarang Jessica justru memaksanya untuk menjadi model.

"Ya kan model mamih nggak ada yang secantik adek dan setampan aa'. Jadi, kalian bantuin mamih ya?" ucap Jessica, dengan tampang memelas.

Chaeyeon sendiri ingin melempar protes tetapi tidak berani. Karena itu dia hanya bisa bertanya, "Tapi kenapa adek sama aa' aja yang jadi model, Mih? Teteh sama abang nggak? Atau papih gitu? Kan papih juga nggak kalah tampan."

"Teteh kemarin sudah sama Jihoon, kalau abang nanti-nanti aja setelah wajah tampannya balik. Kalau papih nggak boleh!" Jessica menolak ide itu mentah-mentah. Yena jadi penasaran apa alasannya. "Padahal tadi pagi kan Mamih sendiri yang muji papi ganteng, kenapa sekarang nggak boleh?"

"Ya justru itu, Teteh. Kalau papih yang jadi model terus terkenal dan banyak fans, mamih jadi banyak saingannya dong! Duh, amit-amit jangan sampai!" Jessica mengatakan itu dengan kepalan tangan yang diketuk di atas meja, membuat Yena, Wooseok dan juga Chaeyeon terkikik melihatnya.

Bisa-bisanya Jessica memikirkan hal sejauh itu.

"Eh, tapi teteh punya cerita seru buat Mamih, soal papih waktu tadi kita berdua lunch di restoran," celetuk Yena, membuat bukan hanya Jessica yang penasaran, tetapi Chaeyeon juga.

"Cerita apa, Teh?" tanya Chaeyeon, mendekat ke arah Yena untuk mendengar cerita teteh-nya, tetapi yang ditanya justru berjalan ke arah pintu keluar. "Loh, Teh, nggak jadi cerita?" tuntut Jessica.

Sementara Yena hanya membalas, "Nanti aja, Mih, habis selesai pemotretan ya?" sambil melambaikan tangan dan berjalan mundur keluar dari ruang rias.

"Kebiasaan deh teteh, suka banget bikin orang penasaran," ucap Chaeyeon menggelengkan kepalanya.

Selain tidak ingin mengganggu, Yena sengaja keluar dari ruang rias agar bisa mencari abang dan papihnya yang tadi katanya mau "Father and Son Talk"

Padahal Jessica sempat melarang karena takut Donghae akan kembali terpancing emosinya jika berhadapan dengan Seungwoo. Karena itu, Yena juga merasa khawatir.

Setelah berkeliling di sekitar lokasi pemotretan, akhirnya Yena menemukan kedua pria yang menempati urutan cinta pertama dan keduanya itu di area taman dekat lokasi pemotretan. Duduk bersebelahan dengan segelas americano dingin di tangan mereka.

Selera Seungwoo dan Donghae memang sama, suka sekali dengan Americano. Sementara Yena sama seperti Wooseok, yang memang menyukai kopi manis. Selera mereka lebih ke kopi susu, atau dengan campuran coklat dan hazelnut asalkan tidak pahit.

Yena ingin berjalan mendekat, tetapi takut mengganggu.

Jadi, dia memutuskan untuk berdiri di belakang pohon untuk berjaga kalau-kalau keduanya akan kembali ribut. Jujur saja, Yena tidak suka melihat Donghae ataupun Seungwoo tidak akur seperti dua hari yang lalu.

"Tidak ada yang ingin kamu bicarakan ke papih?" Donghae lebih dulu memulai pembicaraan. Padahal sejak keluar dari rumah orang tua Hangyul, dia tidak banyak bicara.

Seungwoo sedikit terkejut mendengar pertanyaan Donghae. Bahkan sejak Donghae mengajaknya bicara berdua, Seungwoo sempat tidak menyangka. Dia pikir Donghae bahkan tidak akan mau melihatnya lagi untuk jangka waktu yang lama.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang