94 || Jangan Pergi, Yena!

124 16 5
                                    


Setelah ditemukan tidak sadarkan diri di kamarnya, Yena segera dilarikan ke rumah sakit milik keluarga Lee, Royal Hospital. Kondisi Yena cukup mengkhawatirkan, bahkan denyut nadinya juga terdeteksi lemah.

Sesampainya di rumah sakit, Minhyun sebagai dokter koas yang bertugas di unit gawat darurat terkejut ketika melihat pasien yang kini tengah terbaring di atas brankar itu adalah Yena.

"Yena kenapa?" tanya Minhyun kali pertama.

Wooseok menjawab sembari menyerahkan satu botol kecil pada Minhyun. "Yena tidak sadarkan diri di kamarnya, Bang, dugaan sementara, tidak sengaja mengkonsumsi obat kadaluarsa. Tapi, untuk lebih pastinya, lakukan tes darah saja."

Minhyun tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar penuturan juniornya. Kemudian dia menerima botol obat yang diserahkan oleh Wooseok. "Kita periksa keadaannya dulu. Suster, ambil darah pasien untuk tes laboratorium," perintahnya.

"Baik, Dokter," balas perawat yang ikut menangani Yena.

"Tekanan darah pasien cukup tinggi, Dokter. 160/20," ucap perawat lain yang membantu menempelkan beberapa alat medis di tubuh Yena.

Wooseok lalu menimpali, "Aneh. Padahal tekanan darah Yena cenderung rendah, normalnya sekitar 90/70."

Minhyun buru-buru membuat keputusan. "Kita lakukan tes keseluruhan saja, termasuk foto toraks dan CT-scan."

Kini giliran Wooseok yang memasang tampang kebingungan. "Apa itu perlu, Bang?"

Sebelah tangan Minhyun terangkat untuk menunjukkan botol obat yang sebelumnya diberikan oleh Wooseok. "Apa Yena pernah menderita penyakit asma? Setahuku obat ini digunakan untuk meredakan sesak napas atau gangguan pernapasan lain," Minhyun mengambil napas sebentar sebelum kembali melanjutkan, "dan jika benar dia mengkonsumsi obat kadaluarsa ini bisa saja efeknya di luar dugaan jika penanganannya tidak tepat. Aku yakin kamu tahu obat ini termasuk obat keras yang tidak bisa ditebus tanpa resep dokter."

Wooseok mengepalkan kedua tangannya erat di sisi tubuh. Sementara Jessica sudah menangis histeris di pelukan Donghae setelah mendengar penjelasan Minhyun. Keduanya diperbolehkan masuk ke UGD, sementara Yohan dan Chaeyeon menunggu di luar.

"Dokter, saturasi oksigen pasien semakin menurun." Salah satu perawat UGD memberikan laporan.

Minhyun segera mendekati ranjang Yena sembari menginstruksikan, "Pasangkan alat bantu pernapasan."

"Sepertinya pasien kesulitan bernapas, Dokter," ungkap perawat itu lagi.

"Intubation!" Minhyun kembali memberikan perintah, sementara Wooseok terdiam di sebelah ranjang Yena dengan tangan yang mengepal semakin erat.

Minhyun baru akan memberikan penanganan pada Yena, tetapi salah satu dokter magang datang untuk melaporkan keadaan darurat lainnya. "Emergency, Dokter! Satu keluarga mengalami kecelakaan di persimpangan jalan dekat rumah sakit. Dua korban dewasa sempat mengalami serangan jantung selama perjalanan, sementara korban lainnya, anak kecil berumur 5 tahun mengalami kesulitan bernapas. Mereka sampai di rumah sakit tiga puluh detik lagi. Dokter diminta untuk stand by dan melakukan perawatan pada pasien anak kecil itu."

"Apa tidak ada dokter jaga lain yang bertugas?" tanya Minhyun dengan ekspresi wajah panik. Kondisi Yena memang terlihat tidak darurat, tetapi Minhyun takut jika dibiarkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Hanya ada tiga dokter jaga yang bertugas termasuk Dokter," balas perawat tersebut.

"Pergilah dulu. Aku akan menyusul setelah memberikan intubasi," putus Minhyun, baru akan mengambil selang intubasi sebelum tangan seseorang mencegahnya.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang