81 || Merindukan Momen Ini

66 10 0
                                    


"Ih, Bang! Nggak mau ngalah banget sama maknae! Kan itu long fries-nya udah gue booking duluan tadi!" protes Subin ketika melihat Hanse hampir menghabiskan jajanan di tangannya.

Hanse lalu membalas dengan tampang menyebalkan. "Salah lo sendiri pakai ke toilet segala. Emang lo booking ke siapa? Semua makanan ini kan dibawa sama Bang Seungwoo buat semuanya, jadi bebas dimakan."

Subin semakin kesal mendengar jawaban Hanse. Kakinya sampai dihentak-hentakkan di atas tanah seperti anak kecil yang mainannya dirampas orang lain.

"Ya tapi 'kan long fries itu camilan kesukaan gue, Bang! Gue juga yakin kalau Tante Jess tuh siapin ini juga buat gue! Lo tuh emang jahat banget jadi Abang, nggak pernah mau ngalah! Beda banget sama Bang Woo!" cerocos Subin, duduk dengan kedua tangan yang dilipat depan dada.

Seungwoo hanya cekikikan melihat kelakuan para member-nya.

Jujur saja, dia merindukan kericuhan itu, kerusuhan yang sering dibuat oleh mereka. Meski menyebalkan, juga sering membuat Seungwoo pusing tujuh keliling, tetapi kehadiran mereka di hidup Seungwoo juga membawa warna tersendiri.

Karena itu, ketika Seungwoo memutuskan keluar dari Victon setahun lalu, hal terberat yang harus dia lakukan adalah meninggalkan mereka.

"Udah nggak usah ribut! Kalau mau, ntar gue bisa minta Wooseok buat pesen lagi di resto villa dan bawain kesini," ucap Seungwoo dengan santainya. Lagipula Seungwoo tahu Wooseok juga tidak akan keberatan jika dimintai tolong.

"Eh, nggak usah, Bang! Rengekan Subin nggak usah didengerin. Abang tuh selama ini kebiasaan manjain dia, makanya jadi ngambekan anaknya!" protes Hanse, membuat Subin semakin menekuk wajahnya menjadi beberapa lipatan.

Sepanjang Yena berada di tenda camp selama dua puluh menit, dia tidak banyak bicara, sesekali hanya tertawa melihat pertengkaran member. Bukan hanya Seungwoo yang rindu, tetapi Yena juga.

Yena sudah terbiasa melihat kerusuhan karena teman-teman gengnya juga sering ribut. Membicarakan hal itu, Yena baru ingat kalau teman segengnya mengirim spam message masalah Yohan.

Namun, Yena terpaksa mengabaikannya karena dia sendiri belum menerima penjelasan apapun dari saudara kembarnya. Yohan juga belum memberi kabar dia sudah sampai mana.

"Victon sudah ready ya? Setelan band ini giliran kalian perform." Salah satu staf acara masuk ke dalam tenda camp.

Lalu dia menghitung jumlah personil member Victon. "Kalian perform jadinya bertujuh? Oke gue minta bagian audio siapin mic-nya," ucapnya sambil menunjuk ke arah ID card Seungwoo yang menunjukkan identitas performer.

"Oh, soal itu sebenarnya –"

Perkataan Sejun tiba-tiba terhenti ketika Seungwoo menahannya. "Ya, kita perform bertujuh."

Bukan hanya Yena yang terkejut mendengar itu sampai berdiri dari duduknya, tetapi member Victon yang lain juga.

Setelah staf itu keluar dari tenda dengan senyum sumringah, Sejun yang lebih dulu menyergah Seungwoo dengan pertanyaan. "Bang, lo yakin mau ikutan perform?"

"Nggak ada pilihan 'kan? Kalau gue nggak perform, Yerin pasti bakal kena masalah karena dianggap ngasih ID card performer ke sembarang orang," balas Seungwoo, benar-benar membuat Yena speechless.

Selama ini, bukan hanya Yena yang mencoba berbagai cara untuk membuat Seungwoo mau ikut perform sesekali bersama Victon, atau minimal membuat lagu untuk mereka, toh abangnya juga berbakat menjadi produser musik, tetapi Seungwoo selalu menolak dengan tegas.

Tapi sekarang, dia mau jadi performer hanya demi Yerin? Tidak masuk akal!

"Kenapa sih? Kalian nggak nyaman kalau gue ikutan perform?"

FAMILY SERIES || Keluarga LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang