"Sebenarnya Kak Seungwoo kemana, sih Chu? Kok dari tadi nggak balik-balik? Katanya tadi cuma cari makan aja, tapi kok bisa sampai 2 jam," keluh Eunbi. Bibirnya mengerucut, menandakan bahwa dia sedang kesal.
Sementara Jisoo hanya bisa menghela nafas berat. Eunbi menjadi sangat rewel sejak tahu kalau sedang hamil. Padahal biasanya juga tidak seperti itu. "Kamu udah nanyain ini ketiga kalinya lho. Sabar dong, Bi! Mungkin aja Kak Seungwoo ada urusan apa gitu, kan gue juga nggak tahu."
"Nggak mungkin, Chu! Kak Seungwoo tuh udah janji sama aku kalau nggak bakal kemana-mana dan tetep nemenin aku disini, sekalipun ada urusan pekerjaan," ungkap Eunbi, membuat Jisoo mengerutkan dahi bingung.
Dia lalu menanggapi. "Lo yang minta begitu?!" Nada suara Jisoo sedikit meninggi, spontan membuat Eunbi menundukkan kepala karena takut.
Jangankan Eunbi, Taeyong yang notabenenya tunangan Jisoo pun takut kalau perempuan itu marah.
"Kan gue cuma mau ditemenin sama Kak Seungwoo aja, Chu. Salah?" gerutu Eunbi. Suaranya hampir tak terdengar.
Jisoo menggelengkan kepala heran. Apa hamil itu memang menghilangkan kewarasan seseorang?
"Minta ditemenin tapi nggak harus segitunya kali, Bi! Masa' Kak Seungwoo mau ngurusin pekerjaan aja nggak boleh. Kan lo lagi hamil, kalian habis ini punya anak. Terus anak kalian mau dikasih makan apa kalau lo nggak ngijinin Kak Seungwoo buat kerja ha?" sewot Jisoo, benar-benar tidak habis pikir dengan sepupunya itu.
Eunbi mendongak, mencoba untuk membela diri. "Ya 'kan gue cuma minta temenin seharian ini aja, nggak selamanya, Jichu!!" sentaknya, merasa kesal juga karena Jisoo secara sepihak memarahinya.
"Tahu deh! Memang ibu hamil tuh semuanya jadi nyebelin kayak lo gini, ya?!" sindir Jisoo sarkas.
Sebenarnya dia tidak ingin mengintimidasi sepupunya sendiri, tetapi menurut Jisoo sikap Eunbi memang sudah keterlaluan!
"Jadi, Mbak Eunbi hamil?" Suara itu tiba-tiba menyita perhatian semua orang yang ada di sana, termasuk Jisoo, Taeyong dan juga Eunbi.
Eunbi lebih dulu mengenali sosoknya. "Chaeyeon?! Kok kamu bisa ada di sini?" Eunbi cukup terkejut dengan kehadiran tiba-tiba adik bungsu Seungwoo itu di ruangannya.
Dengan gugup Chaeyeon menjawab, "Ah — itu. Aku sengaja datang kesini buat ketemu Bang Seungwoo. Kata mamih tadi abang sempat jenguk teteh, tapi aku nggak sempat ketemu. Terus kata mamih kemungkinan abang ada di ruangan Mbak Eunbi."
Eunbi merasa ada yang aneh dengan perkataan Chaeyeon barusan. "Jenguk teteh? Maksudnya Yena? Memang Yena masuk ke rumah sakit juga?" tanya Eunbi beruntun, ekspresi wajahnya berubah cemas.
"I — iya kemarin malam." Hanya itu balasan dari Chaeyeon karena dia takut salah bicara. Sepertinya Seungwoo sengaja menutupi soal fakta Yena masuk ke rumah sakit dari Eunbi.
Eunbi buru-buru melempar pandangan ke arah Taeyong dan Jisoo untuk meminta penjelasan. "Kalian pasti tahu soal hal ini, 'kan?"
Baik Taeyong ataupun Jisoo sama-sama melempar pandangan ke arah lain, tidak berani menatap Eunbi. Reaksi yang diberikan keduanya cukup menjadi jawaban untuk Eunbi.
Menghela nafas berat, Eunbi lalu menggerakkan tubuhnya untuk turun dari ranjang. Namun, Jisoo dengan sigap menahannya. "Eh eh, lo mau kemana, Bi? Lo nggak dengar apa kata dokter sebelumnya?! Lo belum boleh banyak gerak!"
"Gue cuma mau jengukin Yena, nggak akan kemana-mana," ungkap Eunbi.
"Ya tapi dokter belum ngebolehin lo turun dari ranjang, Eunbi! Lo tuh diminta bedrest sepenuhnya! Emang lo mau pendarahan lagi terus bayi dalam kandungan lo kenapa-napa ha?!" sentak Jisoo. Dia terpaksa melakukan itu lagi, karena Eunbi terlalu keras kepala.
Batu diberi nyawa ya itu Eunbi.
Mendengar semua percakapan antara Eunbi dan Jisoo barusan, sekarang Chaeyeon tahu alasan mengapa abangnya menutupi masalah Yena pada Eunbi. Abangnya pasti mencemaskan kondisi kandungan Eunbi yang butuh bedrest!
Chaeyeon melangkah maju untuk membantu Jisoo menahan tubuh Eunbi. "Udah Mbak Eunbi di sini aja. Teteh nggak papa kok, cuma maag akut-nya kambuh. Jangan sampai malah keponakan aku di perut Mbak Eunbi nanti yang kenapa-napa," ucap Chaeyeon, berhasil membuat Eunbi menaruh perhatian pada gadis itu.
Eunbi menatap Chaeyeon dengan nanar. "Kamu nggak marah sama mbak?" tanyanya kemudian.
Chaeyeon mengerutkan dahi bingung. Dia tidak tahu kemana arah pembicaraan Eunbi. "Kenapa harus marah?"
"Ya soalnya mbak udah menjebak abang kamu buat tidur sama mbak sampai akhirnya mbak hamil sekarang," ucap Eunbi dengan sekali hentakan napas. Sebenarnya dia tidak sanggup kalau harus membahas itu lagi.
"Mbak gak boleh ngomong kayak gitu dong. Mau abang ngelakuin itu karena Mbak Eunbi godain abang atau enggak, aku yakin kalian ngelakuinnya atas dasar cinta, yang berarti anak dalam kandungan Mbak Eunbi itu buah cinta kalian. Bedanya cuma dia hadir lebih dulu sebelum kalian menikah," balas Chaeyeon, menanggapi pertanyaan Eunbi dengan sangat dewasa.
Eunbi menatap Chaeyeon dengan pandangan kagum, gadis SMA yang dikenalnya sekitar tiga tahun lalu itu rupanya sudah dewasa sekarang. Bukan hanya Eunbi yang mengaguminya, tetapi juga Seungwoo yang kini berdiri di ambang pintu ruang rawat Eunbi.
"Jadi, Adek sudah siap menyambut keponakannya dong?" Seungwoo tiba-tiba nimbrung, membuat Chaeyeon dan juga Eunbi menolehkan kepala ke arah pria itu.
"ABANG!" Chaeyeon lebih dulu berhambur untuk memeluk abangnya, kalau ditanya rindu? Itu sudah pasti. Masalah yang terjadi pada Keluarga Lee akhir-akhir ini membuat hubungan Seungwoo dengan keluarganya jadi merenggang.
"Adek gemes abang kok bisa ada di sini sih? Tiba-tiba banget." Seungwoo memberikan komentar dengan masih memeluk Chaeyeon dari samping. Dia juga merindukan adik bungsunya.
Selama liburan di villa, dia belum sempat menghabiskan waktu dengan Chaeyeon sama sekali.
"Ih, jangan adek gemes dong manggilnya, aneh banget!" protes Chaeyeon dengan ekspresi jijiknya yang justru membuat semua orang di ruangan itu mengeluarkan tawa ringan.
Tidak salah Seungwoo kalau menyebut Chaeyeon seperti itu, karena adik bungsunya itu memang menggemaskan, hanya tidak sadar saja.
"Kamu belum jawab pertanyaan abang tadi lho!" tuntut Seungwoo, sementara gerakan kepala Chaeyeon yang sedikit menoleh ke kanan untuk memberi kode pada Seungwoo itu pun tak terbaca oleh pria itu.
Sementara Jisoo yang menyadarinya buru-buru membantu. "Ya pasti kangen lah sama abangnya! Memang apalagi? Iya 'kan, Chae?"
Chaeyeon memahami gestur tubuh Jisoo yang berniat untuk membantunya, sehingga Chaeyeon pun membalas dengan sumringah. "Iya, Kak, bener!"
"Nggak nyangka juga pas kesini ternyata dapat kabar gembira juga, kalau habis ini aku bakal dapat keponakan! Asyikkk! Punya mainan baru deh!" ucap Chaeyeon, berpindah untuk duduk di tepi ranjang Eunbi dan memeluknya. Sesekali bahkan mengusap-usap perut Eunbi yang masih rata.
"Hei, ya nggak dibuat mainan juga dong!" protes Seungwoo tidak terima anaknya dibilang mainan baru.
"Serius banget sih, Bang! Kan itu cuma bahasa kiasan, bercanda doang!" balas Chaeyeon, menirukan gaya bahasa Hangyul ketika berbicara dengan Seungwoo biasanya.
Seungwoo menyentil dahi Chaeyeon pelan. "Kamu nih, ya, sejak pacaran sama Hangyul jadi suka meledek! Ketularan jailnya!"
Chaeyeon hanya haha hihi saja menanggapi perkataan Seungwoo barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY SERIES || Keluarga Lee
FanfictionKamu STAN producefams? Harus baca! [Cover by instagram @producefamsedit] #4 eunbi (from 1,68k) - aug 20' #3 leedonghae (from 911) - aug 20' #3 miyawakisakura (from 549) - aug 20' #10 wooseok (from 2.94k) - des 20' #5 jessicajung (from 586) - des 20'...