63 || Abang Kenapa?

328 57 8
                                    


"Aku pikir Om Donghae nggak akan ngijinin kamu pergi sama aku."

Yena mengerutkan dahinya bingung mendengar pengakuan Seungyoun. "Kenapa Kakak mikir gitu?"

"Papih kamu kan overprotektif kalau sama anak ceweknya, jadi aku pikir nggak akan dibolehin."

Yena membenarkan perkataan Seungyoun yang pertama. "Iya, sih. Papih memang over banget kalau sama aku dan adek. Tapi, akhir-akhir ini papih nggak se-over itu kok, Kak. Mungkin, karena papih lagi sibuk, dan juga papih udah percaya sama Kakak sama Hangyul, makanya dibolehin."

"Kalau gitu, aku gak boleh ngecewain kepercayaan calon mertua," seru Seungyoun, buat Yena makin terkekeh.

"Apa sih, nggak jelas banget Kakak, nih!" Kebiasaan Yena kalau lagi salting memang begitu, suka ngatain orang nggak jelas.

"Serius aku, malah dibilang nggak jelas."

Mencubit lengan Seungyoun pelan, Yena lalu berkata, "Iya deh, percaya yang serius. Sekarang, Kakak fokus nyetir aja, aku gak mau terlibat dua kali kecelakaan sama Kakak."

Di balik ketampanan yang terlihat di antara cahaya remang-remang, Seungyoun lalu menyunggingkan senyumnya membentuk bulan sabit.



***



"Cari siapa, Sayang?"

Sakura terkejut saat Irene tiba-tiba datang dan duduk di pinggiran ranjang rumah sakitnya.

"Kamu cari Wooseok?" tebak Irene tepat sasaran.

Helaan napas terdengar, membuat Irene mengelus rambut putrinya dengan sayang. "Mungkin Wooseok lagi sibuk, mamih yakin, nanti juga akan jengukin kamu lagi ke sini," tutur Irene, menenangkan Sakura.

"Apa mungkin Kak Wooseok marah karena aku usir dia pas terakhir kali ke sini, ya, Mih?"

Jujur saja, Sakura takut jika dugaannya ternyata benar.

Padahal selama ini, hanya Wooseok yang setia mengunjunginya di rumah sakit.

"Nggak, kok. Wooseok nggak mungkin marah karena itu. Kalau dia marah, buat apa dia masih harus repot-repot bawain bunga buat kamu." Seraya berkata seperti itu, Irene menyodorkan sebuah buket bunga pink yang cantik ke hadapan Sakura.

" Seraya berkata seperti itu, Irene menyodorkan sebuah buket bunga pink yang cantik ke hadapan Sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan senyum merekah, Sakura menerima buket bunga itu. "Ini dari Kak Wooseok?"

Irene mengangguk membenarkan pertanyaan putrinya. "Iya. Papih bilang dia sendiri yang bawain ini buat kamu."

"Terus Kak Wooseok sekarang di mana?" tanya Sakura, kepalanya menengok ke arah luar pintu kamarnya, berharap Wooseok masih ada di sana.

"Dia datang, nitip ini ke papih kamu terus pergi, katanya dia gak mau ganggu kamu." Irene berusaha selembut mungkin bicara dengan Sakura, agar tidak menyinggung atau menyakiti perasaan putrinya.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang