Seungyoun hanya menatap layar ponselnya sejak kali pertama datang ke studio, memandangnya begitu lama dengan tatapan ragu. Sungjoo memperhatikan gerak-gerik adik sepupunya sejak pria itu datang.
Awalnya dia ingin mengabaikan Seungyoun, tetapi langkah kakinya menghampiri Seungyoun pada akhirnya. "Telpon aja kalau mau telpon, jangan diliatin mulu kontaknya. Masalah nggak akan selesai kalau cuma diliatin," ujar Sungjoo lalu duduk tepat di sebelah Seungyoun.
Seungyoun menoleh sebentar, mengalihkan atensinya lalu menghela napas pelan. "Menurut lo, apa mungkin gue sama Yena itu memang nggak cocok?"
Sungjoo mengedikkan bahunya acuh. "Kenapa tanya gue? Kan lo yang pacaran sama Yena, harusnya lo yang lebih tahu cocok enggaknya kalian."
"Awalnya gue pikir setelah pacaran sama Yena, masalah yang pernah ada sebelumnya bakal kelar, tapi malah berkepanjangan sampai sekarang." Seungyoun mulai bercerita, karena dia tidak memiliki teman curhat selain abang sepupunya.
"Gue tanya deh, lo pernah nggak coba nyelesain masalah? Misal sama mantan-mantan lo sebelumnya? Semua ini terjadi karena lo selalu kabur dari masalah. Sekarang pun juga begitu, ada masalah sama Yena, bukan diselesaikan malah kabur," celetuk Sungjoo, lama-lama dia juga geregetan sendiri dengan oknum bernama Cho Seungyoun itu.
"Gue nggak kabur, Bang, gue cuma –"
"Nggak perlu buat pembenaran diri, Cho, gue tahu lo lebih dari diri lo sendiri." Sungjoo sengaja menyela perkataan Seungyoun sebelum selesai.
"Gue sendiri heran, kenapa kalau masalah Yena, lo tuh kayak terlalu banyak mikir. Lo terlalu ingin terlihat menjadi pacar yang sempurna, makanya lo sering banget bertengkar sama Yena cuma karena masalah kecil. Lo ngerasa nggak sih?"
Seungyoun hanya diam, bukan tidak mendengarkan, justru dia sedang mengintropeksi diri, apa mungkin selama ini bukan Yena yang memicu pertengkaran melainkan dia sendiri.
"Jujur ya, kalau gue jadi Yena juga bakalan capek ngadepin pacar yang maunya terlihat perfeksionis kayak lo gini. Lo tuh pacarnya apa bokapnya?"
Tidak ada balasan apapun dari Seungyoun, dia diam dan bungkam seribu bahasa.
"Menurut gue, coba lo pikirin lagi baik-baik. Kalau lo merasa hubungan lo sama Yena itu nggak sehat, mending akhiri aja daripada terus-terusan saling menyakiti satu sama lain." Sungjoo memberikan nasehat sebelum bangkit dari posisinya.
Sungjoo sendiri yang tidak mengalaminya saja capek, apalagi Seungyoun?
Seungyoun diam beberapa menit, sampai akhirnya dia ikut bangkit dan keluar dari studio untuk mencari kopi dingin. Paling tidak, dia berharap kopi itu bisa sedikit menenangkan pikirannya.
"Mau pesan apa, Mas?"
"Americano, double shot." Ini salah satu perbedaan Seungyoun dan Yena, kalau pria itu sangat menyukai kopi pekat bahkan dengan takaran espresso double, Yena justru tidak bisa terlalu banyak meminum kopi karena memiliki riwayat maag akut.
"Seungyoun?" Panggilan itu membuat Seungyoun membalik badannya, menaikkan sebelah alisnya ketika melihat seseorang yang dikenalnya berdiri di hadapannya saat ini.
"Mbak Eunbi? Kok bisa ada di sini?" tanya Seungyoun.
Eunbi terkikik mendengar pertanyaan Seungyoun, sementara pria itu kini mengerutkan dahi bingung. "Kan kantor aku juga ada di gedung ini. Kamu pasti habis dari studio ya?"
Dulu Eunbi pernah menemani Seungwoo rekaman di studio milik Seungyoun yang dikelola oleh Sungjoo sepupunya, karena itu Eunbi mengingatnya.
"Ah, ya." Seungyoun lalu tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY SERIES || Keluarga Lee
FanfictionKamu STAN producefams? Harus baca! [Cover by instagram @producefamsedit] #4 eunbi (from 1,68k) - aug 20' #3 leedonghae (from 911) - aug 20' #3 miyawakisakura (from 549) - aug 20' #10 wooseok (from 2.94k) - des 20' #5 jessicajung (from 586) - des 20'...