𝟎𝟖 - 𝐇𝐮𝐧𝐭

807 100 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















❝ In your darkest moments, remember those who stand by you—they are your true strength ❞



























Dua bulan telah berlalu sejak malam mengerikan itu, malam ketika Katarina-kehilangan kendali dan melukai orang-orang terdekatnya. Rasa bersalah yang menghantui dirinya begitu kuat hingga dia memutuskan untuk menjauh dari semua orang, meninggalkan Academy yang dulu menjadi rumah kedua baginya.

Kate tahu, dia tidak bisa terus berada di sana dengan bayang-bayang ketakutan akan kehilangan kendali lagi, sehingga dia memilih untuk mundur. Namun, ada satu orang yang tak pernah meninggalkannya–Helena. Gadis itu tetap setia di sisinya, meskipun Kate berusaha menjauhkan diri dari dunia

"HELENAA!!" suara berat King Vranz menggema di seluruh ruangan. Wajahnya tampak tegang, alisnya berkerut sementara tangannya memijat pelipisnya yang berdenyut. Sejak dulu, putri semata wayangnya itu selalu berhasil membuat kepalanya pusing. Kali ini, entah apa lagi yang telah diperbuat Helena

Namun, reaksi yang didapatkannya tidaklah serius "Wleee" Helena menjulurkan lidahnya ke arah ayahnya, lelucon kecil yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan

Vranz hanya bisa menghela napas panjang, kelelahan dengan kelakuan putrinya yang tak pernah berubah
"Pergilah, pergilah. Jangan mengganggu Ayah lagi" katanya, akhirnya menyerah pada putri kecilnya. Ada kelembutan di balik kata-katanya, meski ia berusaha menyembunyikannya dengan nada tegas. Ia tahu Helena hanya ingin menghibur, namun ia tak bisa melupakan tanggung jawab besar yang terus menekan bahunya

Helena mendecak kesal, merasa tidak puas dengan respons ayahnya. Bagaimana bisa ayahnya hanya duduk di belakang meja sepanjang hari, menatap ribuan tumpukan kertas yang seolah tak ada habisnya? Jika dia adalah ayahnya, Helena akan dengan senang hati membakar kertas-kertas itu dan mengajak semua orang keluar untuk bersenang-senang

Vranz menggelengkan kepalanya saat melihat putrinya berbalik pergi. Ia tahu bahwa Helena sedang merajuk karena tidak mendapatkan perhatian yang diinginkannya. Sesaat kemudian, Vranz mengalihkan perhatiannya kepada keponakannya yang duduk di sebelahnya dengan tenang, sejak tadi hanya mengamati

"Maafkan Paman, tidak biasanya Paman berteriak seperti itu" ujar Vranz dengan suara lebih lembut, menyadari bahwa amarahnya mungkin telah mengejutkan gadis itu

Katarina tersenyum kecil, mencoba menenangkan kekhawatiran pamannya "Tidak apa-apa, Paman" balasnya. Meski bibirnya melengkung, ada sesuatu di balik senyum itu-sebuah kesedihan yang sulit ia sembunyikan. Dalam sebulan terakhir, Kate lebih banyak menghabiskan waktu dengan pamannya. Ia tahu, di sini lebih aman. Dia merasa lebih terkendali, dan dengan kehadiran Vranz, setidaknya dia bisa merasa sedikit lebih tenang. Namun, ketakutan bahwa ia bisa kehilangan kendali kapan saja masih menghantui dirinya

𝐊𝐚𝐭𝐚𝐫𝐢𝐧𝐚 | 𝐭𝐡𝐞 𝐜𝐮𝐫𝐬𝐞 𝐠𝐢𝐫𝐥 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang