𝐊𝐚𝐭𝐚𝐫𝐢𝐧𝐚 𝐄𝐥𝐞𝐚𝐧𝐨𝐫 lahir sebagai ancaman terbesar bagi dunia iblis, 𝑎 𝑐𝑢𝑟𝑠𝑒 𝑣𝑒𝑖𝑙𝑒𝑑 𝑖𝑛 𝑚𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑜𝑟𝑚. Hidupnya hancur dalam sekejap saat 𝑅𝑒𝑑 𝑀𝑜𝑜𝑛 𝐸𝑐𝑙𝑖𝑝𝑠𝑒 mengungkap kebenaran mengerikan: ayahnya adalah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebulan setelah pertarungan sengit melawan Ben, suasana di markas pelatihan kembali menjadi tenang. Jeano dan Aeros kini disibukkan dengan tugas baru dari Sir Albe, melatih teknik berpedang Kate, yang telah menunjukkan bakat luar biasa dalam pertempuran. Namun, hari ini Kate tampak bingung dan sedikit gelisah. Ia sudah mencari Jeano di setiap sudut markas, tapi sosoknya tidak juga ditemukan
Ketika Kate mendekati Aeros, yang sedang berdiri dengan tatapan penuh konsentrasi, ia tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya
"Di mana Jeano?" tanyanya, suaranya penuh dengan keraguan. Aeros hanya mengedikkan bahu, terlihat tidak tahu kemana perginya Jeano sejak kemarin
"Kupikir dia bersama mu" sahutnya dengan nada tak pasti
Kate memandang ruang latihan yang kosong dengan kekecewaan mendalam. Ia benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa ia melewatkan sesi latihan ini. "Dia tidak ada di sini" ucapnya dengan nada kecewa "Kita sudah kehilangan waktu yang berharga"
"Kalau begitu, apakah kau tetap ingin berlatih hari ini?" tanya Aeros "Sebenarnya, kali ini adalah tanggung jawab Jeano untuk melatih mu. Tapi jika kau mau, aku bisa menggantikannya. Lagipula, akhir-akhir ini aku tidak mendapatkan misi apapun"
Kate menatap Aeros dengan keraguan. "Kau sudah melatihku kemarin. Tak apa, aku bisa berlatih nanti. Aku pergi dulu" katanya sambil melangkah menjauh
"Tunggu, Kate" seru Aeros, mencoba menghentikannya. Kate menoleh, penasaran
"Kenapa?" tanyanya
Aeros tampak ragu, seolah ada beban berat yang ingin diungkapkannya. "Kau tidak tahu jika Tuan Putri Lilyana berkunjung ke sini?"
Kate tampak bingung. "Lalu?"
Aeros menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Dia adalah Tuan Putri dari Kerajaan Ordenia. Dia telah bertunangan dengan Jeano, tepatnya sejak dua tahun lalu"
Kata-kata itu meluncur dari bibir Aeros dengan kekuatan yang tampaknya lebih besar daripada sekadar informasi biasa. Kate terdiam, wajahnya membeku dalam kekacauan emosional. Selama ini, Jeano tidak pernah memberitahunya tentang pertunangan itu. Mengapa ia tidak pernah berbicara tentang hal ini? Apakah hubungan mereka tidak sedekat itu, sehingga Jeano merasa tidak perlu untuk memberitahunya?
Perasaan sakit hati dan kebingungan berkecamuk di dalam hati Kate. "Terima kasih, Aeros," ucapnya dengan nada hampir tak terdengar "Aku pergi"
Ketika Kate berjalan pergi, Aeros merasakan firasat buruk yang semakin menguat. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan tidak enak yang menghinggapi dirinya. Melihat Kate yang semakin jauh, Aeros merasa ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang mungkin akan segera terungkap.