𝐊𝐚𝐭𝐚𝐫𝐢𝐧𝐚 𝐄𝐥𝐞𝐚𝐧𝐨𝐫 lahir sebagai ancaman terbesar bagi dunia iblis, 𝑎 𝑐𝑢𝑟𝑠𝑒 𝑣𝑒𝑖𝑙𝑒𝑑 𝑖𝑛 𝑚𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑜𝑟𝑚. Hidupnya hancur dalam sekejap saat 𝑅𝑒𝑑 𝑀𝑜𝑜𝑛 𝐸𝑐𝑙𝑖𝑝𝑠𝑒 mengungkap kebenaran mengerikan: ayahnya adalah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ Even in the darkest times, there's a glimmer of light that reminds us we're not alone ❞
"Sshh apakah aku sudah mati?" Kate meringis, kepalanya terasa sangat nyeri, seolah-olah seluruh dunia berputar di sekelilingnya
"Diam dulu" terdengar suara pria yang agak kasar namun penuh perhatian
"Jangan marahi aku, Aeros. Kaiser yang tak bisa diam bukan aku" kata seorang wanita, suaranya penuh dengan kekesalan, namun tetap terdengar lembut
Kate membuka matanya perlahan, dan matanya mulai menyesuaikan diri dengan cahaya yang terang. Ia melihat ada enam orang mengelilinginya. "Siapa mereka? Astaga, ada enam orang. Apakah mereka musuh?" pikirnya dalam kebingungan, mulai merasa panik karena ia tidak terbiasa dengan orang asing yang ada di sekitarnya
Helena, seorang wanita dengan rambut cokelat panjang, menengok dengan wajah cemas, kemudian menunjuk hidung Kate dengan panik. "EL! DIA TIDAK BERNAFAS! TOLONG!" Suaranya menggema di ruangan
Leo, pria dengan rambut hitam yang tampak lebih tenang, berusaha menenangkan Helena. "Tenanglah, dia hanya terkejut melihat kita. Pasti tidak ada yang serius"
"Benarkah? Nona, kau tidak mati kan?" tanya Helena dengan lembut, berusaha memastikan
Kate mengangguk canggung, kebingungannya semakin dalam. "Aku baik-baik saja" jawabnya, walaupun tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi
"Dia hanya terkejut karena kau bodoh" kata pria yang duduk di ujung ruangan, suaranya terdengar jauh dan agak dingin
"Kenapa kau begitu? Apa masalahmu sih?!" Helena mengerutkan dahi dan berbicara dengan nada kesal.
"ipi misilihmi sih," kata Edgar dengan santai, melemparkan ledekan ringan yang justru membuat Helena semakin kesal
"Ada masalah denganku?" tanya Helena, tak bisa menahan rasa frustrasinya
"Idi misilih dinginki," kata Edgar, terus saja meledek dengan ekspresi tidak peduli
"kau menyukaiku ya?" tanya Helena sambil menaik turunkan kedua alisnya
"Mimpi!" jawab Edgar dengan ekspresi masam, matanya melirik dengan tajam. "Aku lebih suka berkencan dengan wanita penjaga kandang babi daripada gadis rubah ini" tambahnya, dan Helena menatapnya dengan penuh kekesalan
Aeros, yang duduk di sebelah Kate, tiba-tiba bertanya dengan suara yang lembut namun penuh perhatian, "Kau baik-baik saja?"
Kate mengangguk, meskipun kalimatnya menggantung karena ia memandang wajah-wajah asing yang mengelilinginya. "Tapi... kalian siapa?" tanya Kate dengan penuh kebingungan