𝟏𝟐 - 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐡𝐚𝐭𝐞 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐬𝐡𝐢𝐩, 𝐄𝐝𝐠𝐚𝐫 & 𝐊𝐚𝐭𝐞

758 98 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Pria itu menghela napas panjang, suara keluhannya bergema lembut di dalam ruangan sunyi tempatnya bertugas. "Tugas sebagai penyihir menara sangat membosankan" keluhnya, sementara pandangannya terpaku pada jendela yang memandang ke dunia di luar sana yang begitu jauh dari jangkauannya. Matanya yang lelah menatap hampa pada tumpukan buku dan alat sihir yang tak pernah ia sentuh dengan penuh gairah. Namun, ketika pintu kayu besar itu perlahan terbuka, keluhannya segera terhenti, dan ia langsung menegakkan tubuhnya dengan waspada

Seorang pria bertubuh tegap dengan aura kekuasaan yang tak terbantahkan melangkah masuk. Penyihir itu segera menundukkan kepala, memberi hormat dengan penuh hormat. "Berkah kejayaan menyinari Kerajaan Starlexice" katanya, suaranya rendah dan penuh rasa hormat. Pria yang baru saja masuk itu tidak lain adalah Vranz, Raja yang terkenal dengan ketegasannya, namun kehadirannya di sini adalah sesuatu yang tak terduga. Vranz jarang sekali turun langsung ke menara yang terpencil ini

Vranz mengangguk singkat, tanpa basa-basi langsung menatap pria itu dengan tatapan tak dapat diartikan  "Bagaimana?" tanyanya, singkat namun penuh arti. Pria itu tahu betul apa yang ditanyakan oleh Vranz—keberadaan Ratu Varelyn, kakak perempuan Vranz, yang keberadaannya kini menjadi misteri besar kerajaan

Penyihir itu menghela napas, mencoba memilih kata-kata yang tepat. "Aku mempunyai dua kabar, baik dan buruk. Kabar mana yang ingin Yang Mulia ketahui terlebih dahulu?"

"Buruk" jawab Vranz tegas, wajahnya tak menunjukkan sedikit pun emosi, hanya keteguhan hati

Penyihir itu menundukkan kepalanya lebih dalam sebelum melanjutkan "Kabar buruknya, roh Ratu Varelyn terpecah"

Dahi Vranz berkerut, matanya menyipit seolah mencoba menahan gejolak yang muncul di dalam hatinya. "Bagaimana dengan kabar baiknya?" tanyanya, suaranya tetap tenang meski nada suaranya menunjukkan harapan yang tak bisa disembunyikan

Penyihir itu menghela napas lagi, kali ini lebih berat "Jika roh Ratu Varelyn turun ke bumi ini, ia akan menjadi manusia biasa. Ingatannya akan terhapus, dan itu pun jika ia bisa bertahan. Apalagi, kita tidak mengetahui di mana roh itu nantinya akan turun"

Hening sejenak melingkupi ruangan itu, sebelum akhirnya Vranz mengangguk pelan, seolah menerima kenyataan pahit itu. Meskipun begitu, di dalam hatinya, setidaknya ada sedikit harapan bahwa kakaknya masih memiliki kemungkinan untuk hidup kembali, meski dalam bentuk yang berbeda "Terima kasih, kau sudah bekerja keras" katanya, nada suaranya lebih lembut sekarang

Penyihir itu menunduk lagi, rasa hormatnya jelas terlihat "Ini memang kewajibanku, Yang Mulia"

Vranz menatap pria itu sejenak, lalu dengan pelan menepuk bahunya, sebuah isyarat kehangatan yang jarang sekali diberikan oleh sang Raja "Kau akan tetap berada di sini? Kembali lah... Mereka pasti akan senang jika kau kembali"

Senyum getir muncul di bibir penyihir itu, namun senyum itu tak sampai ke matanya "Dia akan senang jika aku kembali? Mungkin saja dia akan mencaci maki ku lagi sebagai anak yang tak berguna. Tak ada gunanya aku kembali, Yang Mulia. Ibuku sudah meninggalkan ku, sekarang aku hanya sendirian di dunia ini"

𝐊𝐚𝐭𝐚𝐫𝐢𝐧𝐚 | 𝐭𝐡𝐞 𝐜𝐮𝐫𝐬𝐞 𝐠𝐢𝐫𝐥 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang