Bab 05: Gagal dapat teman baru

233 156 76
                                    

___

"Jadi, begitu Bu. Saya beneran gak berniat bolos pelajaran," ujar Bintang.

Gadis itu memelas setelah menceritakan alasan konyol ia pergi ke kantin pada Bu Irna. Bintang mengaku salah, ia tertunduk sambil meremas kuat kresek hitam ditangannya yang berisi banyak minuman.

"Apa benar begitu Katrina?" tanya Bu Irna pada Katrina. Cewek, yang diam-diam tengah tersenyum senang karena rencana jahil nya berhasil. Siapa suruh Bintang sebodoh itu untuk menuruti perkataan nya.

"Bohong Bu, saya gak nyuruh kok. Lagian kita gak deket, dia kan anak baru."

Bintang menatap kecewa Katrina yang sedang duduk santai di kursinya. Tidak ada raut bersalah atau apapun di wajah cewek itu. Kenapa Katrina tega padanya? Padahal jelas dia yang menyuruhnya untuk pergi ke kantin membeli minuman ini, dengan alasan jika ingin berteman dengan mereka maka Bintang harus menuruti nya.

"Memang kamu tidak tahu jika jam pelajaran berikutnya akan di mulai?" tanya Bu Irna.

"Tapi t-tadi, Katrin bilang kalau jam pelajaran berikutnya gak akan ada Bu guru," jelas Bintang.

"Enak aja lo nuduh gue! gue kenal lo aja baru kemaren, mana mau gue ngobrol sama orang yang baru gue kenal!" cecar Katrina, tanpa peduli ada guru di kelasnya.

Cewek dengan rambut panjang digerai itu menatap sinis Bintang, tidak percaya jika cewek itu berani mengaku pada Bu Irna. Untung saja ia punya banyak alasan, karena dia memang tidak berniat sedikitpun berteman dengan gadis lugu seperti Bintang.

"Sudah, tidak perlu diteruskan. Kali ini Ibu maklumi karena kamu murid baru. Sekarang, duduk kembali ke kursi kamu," ujar Bu Irna maklum.

"Terimakasih bu,"

Bintang berjalan ke kursinya, gadis yang sudah pucat pasi itu tidak punya perasaan curiga atau apapun. Bintang menatap isi kresek hitam yang ia letakkan dibawah mejanya, setelah ini apa yang harus ia lakukan pada minuman sebanyak itu? Ia juga tidak suka pada minuman berwarna seperti itu. Uang jajannya juga sudah habis, Bintang hanya bisa menghela nafas panjang.

"Siapa yang belum piket kelas hari ini?" tanya Bu Irna setelah melihat papan tulis yang masih belum dibersihkan.

"Bintang Bu," jawab Bagas selaku ketua kelas yang pasti selalu memastikan murid yang dijadwalkan piket setiap hari nya.

Bintang meringis malu, setelah ingat bahwa dia memang melupakan piketnya pagi ini. Ia yang merasa terpanggil pun berdiri, dan melangkahkan kaki kedepan untuk membersihkan papan tulis.

"ITU--"

Bintang menoleh pada cewek yang berteriak sambil menunjuk dirinya, kini semua orang dikelas itu juga ikut menatap Bintang. Lebih tepatnya, pada bagian belakang Rok biru muda milik Bintang.

Sedangkan satu orang perempuan tengah tersenyum senang,'Anjir beneran bodoh ternyata.' Batinnya.

Bintang mengerjapkan mata bingung, apa ada yang salah dengan penampilannya? tapi, ia rasa tadi penampilannya baik-baik saja kok.

Tidak lama, Bintang tersentak kaget ketika tangan cewek itu memasangkan sebuah jaket ke pinggangnya.

"Pake ini."

"Emangnya kenapa Naya?"

Bintang menatap heran Kanaya, masih mencerna kenapa cewek itu memasangkan jaket ke pinggangnya. Apa jangan-jangan rok nya bolong karena terjatuh di kantin tadi? wajah Bintang semakin pucat ketika memikirkan bagaimana jika hal itu benar terjadi.

"Lo lagi dapet?" Bisik Kanaya.

Bintang mengangkat kedua alisnya. "Dapet apa?" tanyanya.

"Ck,maksudnya lo lagi haid gak?"

Rhythm Of Violin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang