Bab 02: Kakak ganteng

388 217 84
                                    

---

"Kakak ganteng tunggu- eh kemana?" Bintang menghentikan langkahnya. Dia menatap sekitar mencari sosok yang membuat nya sangat penasaran itu.

Hilang,secepat itu? Cowok itu berjalan atau berlari. Padahal Bintang sendiri sudah berlari untuk mengejarnya.

"Kanan,kiri,atau lurus?" Bintang menunjuk satu persatu arah yang dimaksud nya.

"Kalo gitu ke kanan aja deh!" putus Bintang, namun badan nya justru berbelok ke kiri.

Semakin ia berjalan, Bintang semakin mendengarkan alunan musik yang datang entah dari ruangan mana. Jujur saja, menurutnya alunan musik membuat lorong yang sepi itu semakin horor.

Bintang mendekat pada satu ruangan di sebelah kiri, "Itu suara musik apa ya?" dia berpikir sejenak. "Eh- itukan suara violin, ya?" tebak nya antusias.

Bintang sering mendengarkan alunan violin saat di Kanada, disana banyak sekali penyanyi jalanan yang memakai alat musik salah satunya violin. Setiap sore, gadis itu selalu diajak oleh bibinya untuk sekedar berjalan-jalan dan menonton pertunjukan musisi di jalanan.

Bintang tersenyum mengingat nya, "Jadi kangen Uty."

Aunty disingkat jadi Uty, panggilan sayang dari Bintang untuk bibi nya.

Bintang menempelkan telinga nya pada pintu itu, berharap bisa mendengar alunan itu lebih jelas. Tiba-tiba saja, dengan tidak sengaja ia membuka knop pintunya. Bintang mengerjap, gadis itu memberanikan diri masuk dengan mengendap kedalam ruangan yang gelap. Hanya ada satu cahaya jingga yang jauh di depan sana. Dan juga,terlihat punggung seseorang yang tengah memainkan Biolanya.

Tunggu, itu benar manusia kan bukan ghost seperti di film-film? Bintang ingin mendekat tapi ragu. Lebih ke takut dan ngeri sebenarnya.

Seseorang itu berhenti bermain biolanya,tapi masih tidak mau membalikkan badan. Membuat bintang semakin curiga. Sampai kemudian,suara berat terdengar nyaring.

"Siapa lo, berani masuk kesini?"

Bintang mengerjapkan mata mendengar suara deep itu. Cowok itu bisa tau? Jangan-jangan...

"Anu- itu...em-" Bintang gelagapan,tak tau harus bicara apa. Sungguh Bintang tidak sengaja masuk.

Cowok itu membalikkan badannya dan berjalan mendekat kearah gadis yang tengah berdiri kaku. Bintang semakin takut karena tidak bisa melihat wajah cowok itu yang masih tertutup oleh gelap.

Bintang meremas kuat rok nya, lalu berjalan perlahan ke samping dan memegang knop pintu.

"Bunda..." teriak nya, sambil berusaha membuka klop pintu yang tiba-tiba saja susah dibuka.

"Berisik!"

Bintang mengerjat, ketika ruangan itu berubah menjadi terang, dan semuanya terlihat dengan jelas sekarang. Kini, wajah cowok didepannya itu juga terlihat dengan jelas.

Gadis itu mengulas senyum nya,dia mengusap dadanya lega. Rasa takutnya sudah hilang, diganti dengan tatapan pesona melihat wajah tampan yang familiar itu.

"Wah, ternyata kakak ganteng yang main violin ya, kirain hantu." Bintang nyengir, dia berbicara seolah sudah akrab dengan cowok yang baru ditemuinya beberapa saat yang lalu itu.

Langit Aksanu Rendra, cowok itu adalah sosok yang daritadi di cari oleh Bintang. Cowok tampan yang punya tatapan tajam,tapi aneh karena bintang sama sekali tidak merasa takut.
Berbanding terbalik,saat ia bersama kakaknya yang juga memiliki tatapan tajam.

"Kenapa bisa masuk?" tanya cowok itu datar.

"Bisa, kan ada pintunya." Bintang menunjuk pintu di sampingnya.

Rhythm Of Violin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang