Bab 11: Kecelakaan

211 107 61
                                    

___

Menikmati pagi hari dengan si Kudil, sepeda listrik kesayangan nya. Bintang kini tengah melaju menuju pusat belanja. Karena ini hari Minggu, jadi pasti sangat ramai di sana. Sepertinya, menjajap jajanan di sana akan sangat menyenangkan. Jangan tanya Saga, karena cowok itu masih belum bangun di rumah nya.

Setelah semalam berdebat soal rayap dengan Saga. Cowok itu menuntut untuk menjitak Bintang, alhasil Bintang berlari karena ia tidak mau kena jitak Saga. Sampai di mana Bintang menghadang Saga dengan badan Nuri, dan tangan Saga yang sudah membentuk untuk menjitak itu terpeleset mengenai jidat Nuri, sang bunda. Akhirnya, Saga kena jewer sampai cowok itu kembali ke kamar nya di antar Nuri. Bintang terkekeh mengingat itu.

Sambil terus melajukan sepeda listrik nya, gadis dengan rambut cocang dua itu bernyanyi demi menghalau rasa bosan nya.

Sepeda Bintang berhenti, ia toleh kanan kiri karena hendak menyebrang dari gapura kompleksnya. Namun, ada satu mobil hitam yang melaju dari arah kanan nya, membuat Bintang harus menunggu mobil itu lewat dulu. Sambil menunggu, Bintang kembali bernyanyi.

"Topi saya bundAAAAAAA!" Bintang menjerit histeris saat sebuah mobil menyenggol sepeda listrik nya. Cukup kuat sampai tubuh mungil nya terhempas dengan sepeda menimpa nya.

"HUAAAAA! TOLONG!" Gadis itu merintih kesakitan. Kemudian beberapa warga yang tengah berlalu lalang mulai berdatangan mengerumuni nya. Dan beberapa warga lain menyetop mobil yang tadi menyerempet Bintang. Ia melihat kerumunan itu membelah karena ada seseorang yang mendekati nya, seorang wanita yang mungkin seumuran dengan sang Bunda.

Wanita itu berjongkok di depan Bintang. "Cantik, Tante antar ke rumah sakit, ya?" tanya nya lembut.

Bintang yang masih linglung, akhirnya hanya mengangguk setuju. Ia di bantu berdiri oleh wanita itu dan satu orang warga. Lalu ia di masuk kan ke dalam mobil yang tadi menyerempet nya.

Setelah di dalam mobil, Bintang melihat seorang pria yang mungkin suami wanita tadi duduk di kursi kemudi. Pria itu melirik Bintang sekilas, lalu tak lama wanita itu kembali ke dalam mobil. Dan mobil mulai melaju menuju rumah sakit terdekat.

"Nak cantik, namanya siapa?" tanya wanita itu sambil menoleh pada Bintang.

"Bintang Faakhira Ziya," ucap Bintang memperkenalkan diri.

Wanita itu mengangguk,lalu tersenyum. "Cantik seperti orang nya. Kalo gitu, tante panggil nya siapa?"

"Siapa aja," jawab Bintang yang membuat wanita itu tersenyum.

"Bintang, maafkan Om dan Tante, ya? Om dan Tante enggak sengaja, kita janji akan tanggung jawab," ucap wanita itu dengan raut wajah khawatir sekaligus sedih.

"Gak apa-apa Tante, kata bunda ini namanya kecelakaan. Dan kecelakaan itu pasti gak ada yang menginginkan, kecuali kalau ini memang di sengaja. Karena Tante bilang enggak sengaja. Jadi, Aya gak boleh menyalahkan Tante dan Om, " jelas Bintang panjang lebar, sesekali ia meringis merasakan denyutan di lutut nya.

Penuturan Bintang itu tanpa sadar membuat seseorang di depan nya merasa tersindir.

"Anak baik," sahut wanita itu. "Nama Tante Ira, dan ini Om Bima. Salam kenal ya, anak gemas."

"Sudah sampai," ucapan Bima mengalihkan keduanya.

Ira menuntun Bintang sampai ke dalam rumah sakit. Untung nya tidak ada luka serius pada gadis itu. Kaki kiri Bintang terkilir dan sudah di pasangkan Gif, ada beberapa luka kecil di lutut dan telapak tangannya. Yang juga sudah di bersihkan dan di balut kasa serta hansaplast.

"Rumah Bintang, di kompleks tadi?" tanya Ira saat ketiga nya sudah kembali kedalam mobil. Namun kini, Ira duduk di belakang menemani Bintang.

Bintang mengangguk. "Tapi, sepeda Aya gimana Tante? " tanya Bintang, menatap ragu wanita di sampingnya.

Rhythm Of Violin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang