Bab 13: Sisi lain dirinya

190 90 65
                                    

---

Kembali keruang Tv di tuntun oleh sang bunda. Bintang sudah berganti pakaian menjadi piyaman abu satin. Duduk di sofa single, sedangkan Saga dan Arka duduk di lantai, Langit dan Danish duduk di sofa sebelah kanan Bintang. Dengan posisi Langit duduk di sebelah kiri, bersebelahan dengan Bintang.

Merasa bosan dengan tontonan nya saat ini, Bintang ingin merubah siarannya. Lagipula, Saga dan teman-temannya juga sibuk ke ponselnya masing-masing. Biasalah, apalagi jika bukan mabar game online. Namun, tidak dengan Langit. Cowok itu juga sibuk dengan ponselnya, tapi saat Bintang lirik ternyata bukan sedang bermain game seperti yang lain. Melainkan, sebuah aplikasi yang berisi banyak sekali nada biola yang Bintang tak paham.

Bintang berusaha mencapai remote tv yang ada di meja dengan susah payah. Tangannya terus meraba agar sampai, namun kemudian tangan kekar yang lebih besar darinya terulur mengambil remote tv dan memberikan nya ke tangan Bintang. Lalu, setelah memberikan remote itu Langit bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

Bintang tersenyum manis menatap Langit, meski cowok itu tak menatapnya. Ternyata, cowok cuek pun bisa peka terhadap keadaan sekitarnya juga, ya? Pikir Bintang. "Makasih kak Lang," ucapnya.

Seperti biasa, Langit hanya berdehem menjawabnya.

Belum lengkap rasanya jika tak ada snack atau cemilan. Bintang mencari-cari dimana letak toples snack miliknya, dan ternyata toples itu ada di samping Saga.

"Bang Saga, Aya minta snack nya dong."

"Ambil sendiri," ucap Saga yang masih fokus ke ponselnya.

"Ish, Aya kan susah, bang!" dengus Bintang. Lupa kah Saga jika kakinya tengah terluka? Jika Bintang bisa, sudah ia bawa sekalian bersama toples itu.

"Yaudah bentar."

"Ih, maunya seka- rang." Suara Bintang melemah,ketika melihat Langit membungkukkan badannya mengambil toples snack yang ada di bawah di samping Saga. Lalu meletakkan nya ke meja yang mudah untuk Bintang gapai.

Lagi! cowok itu peka. Ini adegan romantis yang bisa membuat siapa saja menjadi salah paham, termasuk Bintang saat ini.

"Kak Lang emang terbaik," ucapnya tersenyum lebar sambil memberikan jempol pada Langit.

"Mm."

Tak lama ponsel Bintang yang ia taruh di meja didepannya berdering, dan nama 'Tante Ira cantik' tertera disana.

Langit yang juga mendengar ponsel gadis itu berdering, membuatnya menoleh dan tak sengaja melihat nama yang tertera di panggilan itu. Nama yang terasa familiar di benaknya. Oh ayolah Langit! Nama itu bukan hanya ada satu.

"Halo Tante cantik." Bintang mengangkat panggilan telepon itu segera.

"..."

"Aya udah baik-baik aja, kok."

"..."

"Tante sama om Bima boleh kok main ke sini."

Tunggu! Om Bima? Langit seketika menoleh. Mengedarkan telinga nya untuk lebih jelas mendengar obrolan Bintang dan seseorang itu.

"Iya, ada teman-teman kakak nya, Aya. Tante cantik mau dengar ga, seberisik apa mereka?"

"..."

"Boleh dong! Sebentar, Aya tekan speaker nya dulu." Bintang memencet tombol speaker, lalu memajukan ponselnya agar Ira dapat mendengarkan ocehan berisik dari depan nya.

"Seru banget, ya. Tapi, kok tadi Bintang bilangnya kesepian?"

Ya! Kini suara di sebrang telepon itu terdengar jelas di telinga Langit. Kenapa gadis itu bisa mengenal mereka? Apa orang tua Saga juga tau siapa mereka?

Rhythm Of Violin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang