Bab 14: Nyatanya Peduli

139 76 33
                                    

___

Karena sudah tiga hari Bintang tak bersekolah, jadi hari ini ia memutuskan untuk kembali bersekolah. Meski masih harus dengan membawa kruk nya. Tentu, kali ini Bintang akan di antar oleh David dan nanti di jemput oleh Nuri. Tidak mungkin bersama dengan Saga. Karena, Saga selalu memiliki kegiatan lain di luar sekolah, paling tidak les atau bermain dengan teman-temannya.

"Udahlah, mending gak sekolah aja. Nyusahin orang nanti," ucap Saga tak bersungguh-sungguh. Ia hanya ingin menggoda adik nya itu, agar gadis itu mengurungkan niatnya untuk bersekolah.

Namun naas, selain mendapat pelototan dari Nuri dirinya juga malah kena jewer David yang datang dari arah belakangnya. Ternyata tuan besar itu belum berangkat ke kantor, mampus! pikir Saga.

"Ngomong sekali lagi, Ayah cabut beneran telinga kamu!"

Saga mengusap-usap telinganya yang terasa panas, "Becanda Ayah, masih pagi pada serius amat sih."

Saga melirik Bintang yang diam saja, padahal dari pagi buta dirinya sudah merecoki gadis itu dengan kata-kata yang mirip seperti tadi.

Bintang hanya diam tak meladeni celoteh Saga karena sudah biasa di dengarnya. Namun, saat dirinya di tuntun oleh Nuri menuju ke luar rumah, Bintang menoleh pada Saga lalu menjulurkan lidahnya meledek cowok itu.

Saga tersentak kaget melihat wajah polos Bintang kini berubah menjadi aneh, mata juling dan lidah keluar. "Tu bocah kok nyebelin ya akhir-akhir ini! Curiga gue, jangan-jangan ketempelan Arka."

Sedangkan disisi lain, saat ini ada orang yang tengah tersedak sarapannya karena namanya dibawa-bawa.

...

Setelah menyalami tangan David, Bintang bersiap membawa kruk nya dan membuka pintu mobil. Sebelumnya, David sudah akan keluar dan membantu anak gadisnya itu untuk pergi ke dalam sekolah. Tapi, Bintang menolak. Selain karena sudah terlalu siang dan nanti nya David malah telat sampai kantor yang jalannya harus putar balik dari sekolah, Bintang juga ingin terlihat kuat meskipun sebenarnya ia juga masih kesulitan menggunakan kruk itu.

"Ayah, hati-hati bawa mobil nya!" ucap Bintang sedikit berteriak karena dirinya sudah berada di luar mobil.

Lewat kaca mobil yang terbuka, David melambaikan tangan pada Bintang yang juga tengah melambaikan tangannya. Lalu, mobil David perlahan menjauh dari sekolahan.

Dengan susah payah Bintang masuk kedalam sekolah menggunakan kruk. Beberapa murid ada yang melihatnya tanpa ingin membantu, dan yang lain hanya cuek saja. Dan saat Bintang sampai di depan kolidor yang menuju kelasnya. Tiba-tiba kruk nya tak sengaja menginjak batu, dan itu membuat dirinya menjadi hilang keseimbangan.

Bintang sudah bersiap memejamkan mata jika dirinya memang harus terjungkal kedepan. Tapi ternyata, hanya setengah badannya yang membungkuk karena ada sebuah tangan yang menahan badannya agar tidak terjatuh.

Seseorang itu membantu Bintang berdiri tegak, lalu mengambilkan kruk milik Bintang yang tadi terjatuh dan meletakkan nya lagi di tangan Bintang.

"Naya!" Bintang melotot tak percaya setelah melihat jelas wajah seseorang yang membantunya itu. Cewek yang sebelum Bintang kecelakaan sudah seminggu lebih tak masuk sekolah. Selama ini, cewek itu pergi kemana? Bintang pernah bertanya pada beberapa teman kelasnya. Namun, mereka juga tak ada yang tau. Keterangan yang ada di absensi juga kosong. Bahkan guru saja tidak bisa memastikan kenapa cewek ini tak pergi ke sekolah.

"Kenapa?" Kanaya balik bertanya dan menatap Bintang setelah membantunya.

"Naya kemana aja seminggu ini?"

Rhythm Of Violin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang