___
Bintang duduk di kasur, bersandar pada kepala ranjang dengan ponsel di tangannya. Gadis itu tersenyum dan berdecak kagum setelah melihat isi pesan dari Snoly, temannya yang berada di Kanada.
Gadis itu senang mendapatkan kabar bahwa Snoly akhirnya tidak lagi kesepian setelah di tinggal Bintang ke Indonesia. Cewek bule itu juga mengatakan, akhirnya ia bersekolah di luar setelah sebelumnya Homeschooling bersama dengan Bintang.
Setelah membalas pesan dari Snoly, Bintang membuka aplikasi Instagram. Ia teringat bahwa Saga kenal dengan Langit, Bintang terus menatap satu persatu follower dari sosmed sang kakak itu.
Sudah sekitar setengah jam, Bintang bolak balik mencari satu nama yang bahkan ternyata tidak ada di sana. Bintang menyerah, akhirnya ia menyimpan ponselnya itu ke sembarang arah kasurnya. Gadis itu bangkit untuk pergi ke kamar mandi, sebelum suara pintu kamarnya terbuka lebar. Membuat Bintang mengerjat kaget, sampai memegangi dadanya.
Menampilkan sosok Saga yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Apalagi jika bukan tatapan tajam mengintimidasi yang di berikan cowok itu.
"Bang Saga kan bisa ketuk pintu dulu!" protes Bintang.
Saga menetralkan raut wajahnya ketika melihat Bintang mengelus dada karena ulahnya. "Pulang sama siapa tadi?" tanyanya.
Pasalnya, saat Saga sampai di rumah ia di kagetkan dengan pertanyaan sang bunda yang mengatakan bahwa Bintang di antar oleh cowok sampai kedepan gerbang. Namun, saat Bundanya lihat cowok itu sudah pergi.
"Lo tadi pulang sama cowo? Siapa?!" tanya Saga lagi dengan penuh penekanan.
Bintang menatap Saga heran, bukannya Saga sendiri yang menyuruh Langit untuk mengantarkan Bintang pulang. Dan sekarang, cowok itu malah menanyakan siapa yang mengantarnya pulang?
"Katanya bang Saga yang nyuruh," jawab Bintang.
"Yang gue tanya itu siapa orangnya!" geram Saga tidak tertahankan.
"Kak Langit, bukannya teman nya bang Saga?"
Seketika ekspresi wajah Saga berubah, menjadi bingung sekaligus lega,"Langit?" Bintang pun mengangguk.
"Kenapa Langit bisa nganterin Lo pulang?" lanjut Saga.
"Si Kudil kehabisan baterai, akhirnya mau Aya goes. Katanya, bang Saga nyuruh dia buat ikutin Aya sampe rumah," jelas Bintang.
"Gue gak pernah nyuruh Langit," ungkap Saga.
Gadis itu menatap bingung Saga, siapa yang harus ia percaya sekarang.
"Tapi, kenapa Kak Lang ikutin Aya pulang?" bingung Bintang.
"Inisiatif sendiri mungkin, gak usah dipikirin. Langit cowok baik, kalo gitu gue keluar deh."
Mungkin saja memang inisiatif cowok itu karena melihat Bintang adalah adiknya. Lagipula, Saga sangat yakin tidak mungkin cowok itu mau melakukannya jika bukan tanpa alasan.Saga berjalan keluar kamar Bintang, tapi gadis itu mengikutinya dari belakang. Saga yang sadar, akhirnya menghentikan langkahnya. Jika gadis itu sudah mengekorinya seperti anak kucing pasti ada sesuatu yang dia mau.
"Kenapa?"
"Bang Saga, Aya mau minta sesuatu boleh?" tanya Bintang ragu.
Nah kan, benar saja. Meskipun berpisah 7 tahun dengan adiknya itu, Saga masih tau betul gelagat tubuh Bintang jika perlu atau butuh sesuatu.
"Buruan," desak Saga.
"Aya... minta nomer nya kak Lang,boleh?" Bintang menunduk menahan malu.
"Buat apa?" tanya Saga, menyeritkan alis menatap lekat adik perempuannya itu. Tidak percaya apa yang kini dilihatnya, Bintang, gadis itu tengah tersipu? Karena Langit kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rhythm Of Violin [ON GOING]
RandomLangit Aksanu Rendra, pria berwajah tampan dengan sifatnya yang dingin dan datar. Pria yang di kenal sebagai seorang yang terobsesi dengan Violin. Namun, Dibalik wajah datarnya tidak ada siapapun yang tau apa yang sebenarnya tengah ia rasakan. Kemu...