Bab 5

226 57 1
                                    

Budayakan vote sebelum baca kawan semua🤗🤗🤗

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨

👑👑👑

"Temen sekolah sendiri masa gak tau?" tanya Gesya setelah menelan kue. Yang dibalas dengan gelengan kepala ketiga sahabatnya.

"Mereka itu-"

"CEPET ELAH LAMA AMAT!"

"Sabar dong nama-nama bulan!"

"MAY! M. A. Y. May. Nama gue May. Bukan nama-nama bulan. Okay?"

"Halah! Sama aja. May itu artinya Mei."

"GESYA!"

"DIEM!"

Mendengar suara Kiran, mereka berdua langsung kincep. Kiran meskipun orangnya ramah & murah senyum. Tetapi sekalinya ada orang yang senggol pas lagi moodnya jelek. Fiks, auto kena semprot. Apalagi Kiran sekali omong langsung jleb. Jujur banget. Jadi, jangan deh senggol dia pas lagi bad mood.

Contohnya dua manusia berjenis kelamin perempuan ini. Gesya dan May. Mereka auto kincep dan saling melayangkan tatapan menyalahkan satu sama lain. Sedangkan Aisyah hanya melihat mereka dengan tangan yang terus memasukkan cemilan keripik yang tadi disiapkan oleh Umi Fatah ke dalam mulut.

"Mending lanjut cerita, Ge!" saran dari Aisyah setelah meminum es jeruk untuk menghilangkan hausnya.

Gesya yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangan dari tatapan perangnya dengan May.

"Seperti yang gue bilang tadi. Mereka itu temen sekolah kita. Bukan berarti semua yang naik motor itu temen kita, ya?" dibalas anggukkan ketiganya agar Gesya cepat menyelesaikan ucapannya.

"Gue sih secara pribadi kenal sama yang dua orang yang sempet di samping mobil kita. Itu si kembar, Revan Revin. Buat yang lambaiin tangan alias dada kayak artis di karpet merah itu si tengil Revin. Dia liat gue. Makanya dia dada kayak artis. Songong emang tuh anak!"

"Yang dua terakhir, siapa?" tanya May yang sempat melihat dua pengendara di belakang si kembar.

"Iya, itu siapa? Tadi gue juga sempet sih tatapan sama yang punya motor abu-abu," tambah Aisyah yang ingat dengan kejadian tadi. Dimana dia sempat bertatapan dengan si pengendara motor itu.

"Emm.... Gak tau sih dia siapa."

"Eitsss.... Tapi gue tau yang pakai motor merah siapa," tambah Gesya dengan menaik turunkan kedua alisnya. Sombong. Satu kata yang cocok untuk menggambarkan Gesya saat ini.

"Dia ketos, kan?" tebak Kiran menduga-duga.

"Eh.... Kok tau?" kaget Gesya. Karena dia berniat menyombongkan dirinya atas apa yang dia tahu.

"Gue cuma nebak aja sih. Soalnya motornya kayak kenal. Kalo gak salah pernah dipake waktu kumpul rapat OSIS rutin pas hari libur," jelas Kiran dengan mengendikkan kedua bahunya.

"Oh.... Begitu?"

Kiran hanya menganggukkan kepalanya. Hening menyelimuti mereka karena mereka asik memakan cemilan dan minuman yang ada di meja. Lebih tepatnya May dan Gesya yang banyak memakan cemilan. Perut karet. Julukkan untuk mereka berdua.

"Gue kok mikirnya yang motor abu-abu itu ketuanya, ya," ucap Gesya menyuarakan pikirannya yang masih memikirkan kejadian tadi setelah beberapa menit terdiam dengan kegiatan masing-masing.

"Kayaknya iya deh," setuju May dengan pendapatnya.

"Kalo kayak gini lo bestie gue, May!" Gesya memeluk May yang berada di sebelahnya.

Badboy & Badgirl Pesantren (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang