Bab 22

62 30 0
                                    

Budayakan vote sebelum baca kawan semua🤗🤗🤗

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨

👑👑👑

Di malam harinya, tepatnya pukul 18.15. May, Gesya, dan Kiran bersiap untuk mengantar Aisyah ke pesantren yang tidak begitu jauh dari perumahan tempat tinggal Kiran. Pada malam ini juga ketiga sahabat Aisyah memakai pakaian yang yang tertutup. Bukan berarti mereka memakai pakaian syar'i seperti yang dikenakan Aisyah. Melainkan ketiganya menambahkan satu ornamen dalam melengkapi pakaian mereka. Yaitu kerudung segi empat panjang yang biasa orang kenal pashmina.

Aisyah sudah siap dengan tas gendong di belakang dan tas selempang di depan. Berdiri di hadapan ketiga sahabat. Keempatnya masih berada di dalam kamar Kiran untuk membahas rencana yang akan mereka jalankan. Berdiri membentuk lingkaran agar pembicaraan mereka tidak terdengar sampai keluar kamar.

"Kita jalani misi ini sesuai tugas masing-masing. Paham?" Kiran menatap ketiga sahabatnya bergantian. Pertanyaan Kiran dibalas dengan anggukkan kepala tanda mengerti.

"Sekarang kita meluncur ke lokasi. Kita pakai kerudungnya waktu sampai di sana," Kiran menunjukkan kerudung pashmina saat mengatakan hal itu.

Kiran segera keluar diikuti Gesya, May, dan Aisyah setelah dirasa semua paham akan tugasnya. Keempatnya berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu untuk berpamitan dengan kedua orang tua Kiran.

"Om, Tante, kita izin pamit pulang," ucap Gesya mewakili May dan Aisyah.

"Loh! Kenapa cepet banget? Gak mau besok sekalian kalian sekolah?" tanya ibu Kiran setelah menatap ketiga sahabat anaknya yang sudah siap dengan barang bawaan mereka. Sedangkan ayah Kiran hanya diam menatap kelima perempuan yang ada di depannya.

"Kita tak bawa seragam, Tan. Buku buat besok juga ada di rumah. Gak kebawa," ucap Gesya seraya mengeluarkan cengirannya. May dan Aisyah menganggukkan kepala setuju di belakang Gesya.

"Iya, udah. Kalian dianter atau dijemput siapa?" ibu Kiran menatap Aisyah, May, dan Gesya. Menunggu jawaban.

"Aku yang anter mereka, Mom," sahut Kiran menjawab pertanyaan ibunya.

"Kamu berani malem-malem pulang sendiri?" ibu Kiran menunjukkan raut wajah tidak begitu yakin kepada anaknya.

"Berani, Mom," jawab Kiran yakin.

"Gak mau Daddy yang anter?" tanya ayah Kiran menawarkan diri.

"Gak usah, Dad. Kiran sekalian mau mampir beli makanan buat di kamar," jawab Kiran menyakinkan kedua orang tuanya.

"Oke. Kalian mending berangkat sekarang sebelum kemaleman. Kiran pakai mobilnya hati-hati!" ibu Kiran menunjukkan wajah serius saat menatap anaknya memberi peringatan.

"Iya, Mom," Kiran menganggukkan kepala mengerti.

"Kita pamit, Tante, Om."

Aisyah, May, dan Gesya menyalimi kedua orang tua Kiran secara bergantian setelah mendapat anggukkan kepala dari kedua paruh baya tersebut. Keempatnya segera keluar rumah berpamitan. Berjalan menuju mobil Kiran yang sudah terparkir di depan.

Kiran memasuki mobilnya dan menyalakan mesin mobil. Aisyah duduk di samping Kiran dengan tas gendong yang ia taruh di bawah kakinya. Gesya dan May duduk di kursi belakang dengan bawaan mereka masing-masing. Keempatnya memakai seatbelt sebelum mobil yang mereka tumpangi keluar dari halaman rumah.

Kiran menjalankan mobilnya setelah mereka sudah siap. Gerbang rumah yang sudah dibuka memudahkan Kiran mengeluarkan mobilnya tanpa perlu memberi kode kepada satpam untuk membukakan gerbang. Mengendarai mobil membelah jalanan yang terbilang ramai.

Badboy & Badgirl Pesantren (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang