Bab 15

113 31 2
                                    

Budayakan vote sebelum baca kawan semua🤗🤗🤗

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨

👑👑👑

Di sebuah atap sekolah terlihat seorang lelaki berdiri dengan ponsel yang berada di telinganya. Lelaki itu sedang melakukan panggilan telepon kepada seseorang. Sembari menunggu panggilannya tersambung, pandangan matanya mengamati sekitar untuk memantau agar kondisi saat ia sedang menelepon aman. Dering satu, panggilan tidak terjawab. Dering dua, panggilan masih tidak terjawab. Hingga dering kelima, panggilan teleponnya diangkat oleh orang yang ia telepon.

"To the point!"

"Hmm. Inget rencana kita satu tahun belakangan ini?" pertanyaan itu membuat lawan bicaranya terdiam.

"Kenapa?" tanya kembali lawan bicaranya setelah terdiam beberapa detik.

"Ada orang lain yang mau selidiki kasus itu."

"Siapa?"

"Lo pasti kenal sama cewek yang namanya Aisyah," lelaki itu terdiam beberapa detik sebelum melanjutkan ucapannya.

"Dia sama temen-temennya ajak kita buat bantu mereka," tambah lelaki itu.

"Menurut lo sendiri?"

"Gue sendiri oke aja. Karna gimanapun juga, kita gak bisa deketin kakaknya yang notabenenya cewek. Dengan adanya Aisyah sama temennya, mereka bisa deketin atau bahkan ngorek informasi yang bisa mereka dapetin dari keluarga korban. Dan kita bisa selidiki sisanya."

"Sepemikiran. Gak salah gue angkat lo jadi wakil gue, Vander."

Ternyata lelaki yang menelepon di atas atap sekolah itu adalah Vander. Dan bisa dipastikan, jika yang sedang ditelepon oleh Vander adalah ketuanya. Ketua dari Geng Cross King. Ketua yang dikenal misterius oleh kebanyakan orang.

"Gue bakal bilang sama anak-anak yang lain kalo kita bakal kerjasama sama mereka."

"Atur juga pertemuan kita sama mereka. Kita diskusiin apa yang bakal kita lakuin untuk ke depannya."

"Lo mau dateng ke pertemuan itu? Gak takut identitas lo kebongkar?"

"Gue bakal nyamar. Lagian gue waktu di markas sama di tempat yang sekarang gue tinggali beda."

"Terserah. Gue cuma pesen buat lo hati-hati!"

"Gue bakal hati-hati. Ada lagi?"

"Gak. Gue cuma mau nyampein itu. Gue tutup," setelah mengucapkan itu, Vander segera menutup panggilan teleponnya tanpa mendengar jawaban dari lawan bicaranya. Mengantongi ponselnya ke dalam saku dan memandang ke depan.

Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi apapun. Berbeda dengan pikirannya yang sedang memikirkan sesuatu. Berdiri di atap sekolah dengan cuaca yang lumayan terik meskipun hari sudah mulai sore. Kedua tangan lelaki itu dimasukkan ke dalam masing-masing saku celananya.

Kringgg

Kringgg

Kringgg

Suara bel membuat lelaki itu kembali pada kesadarannya. Melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya yang menunjukkan pukul 15.30 WIB. Terlalu lama larut dalam pikirannya, membuat ia tidak menyadari bahwa sekarang sudah waktunya pulang sekolah.

Ia membalikkan badannya. Melangkah menuju pintu satu-satunya yang berada di atap sekolah. Membuka dan menutup kembali pintu atap sekolah sebelum turun ke bawah untuk mengambil tas sekolah yang berada di kelasnya.

Badboy & Badgirl Pesantren (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang