Bab 19

67 30 0
                                    

Happy Reading

👑👑👑

Sebuah mobil terparkir di halaman rumah yang bisa terbilang luas. Pintu mobil dibuka memperlihatkan empat orang gadis yang keluar dari mobil.

"Bener ini alamatnya? Lo gak salah alamat, Ran?" tanya seorang gadis kepada si pengemudi mobil, Kiran.

"Ini sesuai sama yang dikirim Vander, May. Gue gak mungkin salah alamat," jawab Kiran seraya menolehkan kepala ke arah May.

"Gue kira markas geng bakal serem kayak yang gue tonton di film-film," ucap Gesya yang memandang kagum rumah yang berada tepat di depannya.

Rumah berlantai tiga yang memiliki gaya arsitektur seperti kerajaan-kerajaan Eropa. Tidak ada unsur serem sedikitpun pada rumah itu. Malah orang-orang akan betah untuk melihat atau menetap di dalam rumah itu.

Di depan rumah terdapat air mancur yang tidak begitu besar tetapi cukup untuk menyejukkan pandangan mata orang. Di samping rumah itu juga ada taman dengan lapangan yang bisa digunakan untuk bermain basket.

Tidak jauh dari tempat mereka, tepatnya samping kanan dari bangunan rumah itu dibangun sebuah parkiran yang luas. Karena menjurus ke belakang dan ada jalan di tengah untuk mereka lewat mengambil atau memarkirkan kendaraan mereka.

Rumah atau markas dari geng Cross King tidak bisa dianggap remeh sedikitpun. Rumah ini bisa dibilang seperti rumah para konglomerat bangsawan.

"Ini kita berasa bukan di markas geng," ucap Gesya menatap ke arah ketiga sahabatnya.

"Bener lo, Ges! Gue jadi mau daftar anggota geng ini," balas May seraya senyuman lebar dengan idenya yang akan mendaftar di geng Cross King.

"Terus lo mau out dari Queen Kece, hah?" tanya Aisyah dengan sewot saat mendengar ucapan May.

"Gaklah!" tolak May mentah-mentah.

"Lo kata tadi mau daftar geng ini?" Aisyah menunjukkan raut sinisnya kepada May.

"Bercanda gue, Syah! Sensi amat mbak! Gue bakal setia sama Queen Kece, ya!" tegas May dengan tangan kanan terkepal di dada menyilang.

"Tepatin tuh ucapan lo, May!" peringat Aisyah dengan memicingkan matanya.

"Iya, Syah! Udah mending kita masuk biar cepet selesai ini urusan," ucap May segera mengalihkan atensi Aisyah agar tidak membahas hal itu.

"Gue udah chat Vander kalo kita udah sampai di sini," ucap Kiran setelah memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Kiran sedari tadi bermain ponsel untuk memberitahu Vander jika mereka sudah sampai di sini. Memilih mengabaikan pertengkaran kecil dari Aisyah dan May. Sedangkan Gesya melihat pertengkaran itu dalam diam.

Keempatnya segera pergi menuju pintu masuk setelah Aisyah, May, dan Geysa menganggukkan kepala mengerti. Kiran mencoba mengetuk pintu rumah itu. Ketukan yang sebenarnya pelan, tetapi menjadi terdengar keras karena suasana yang sudah malam.

"BENTAR!" teriakan dari dalam rumah menghentikan ketukan ketiga akan dilayangkan oleh Kiran.

Mereka berempat menunggu beberapa detik di depan pintu rumah sampai pintu itu terbuka dari dalam. Pintu yang dibuka oleh seorang lelaki yang tidak asing bagi keempat gadis itu.

"Selamat datang di markas Cross King!" sambutan dari lelaki itu hanya mendapat tatapan biasa dari keempat gadis yang masih berdiri di depan pintu.

"Kok reaksi kalian biasa aja? Harusnya kalian seneng disambut cowok terganteng ini," lelaki itu menyedekapkan kedua tangannya di depan dada seraya menyediakan mata ke arah empat gadis itu.

Badboy & Badgirl Pesantren (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang