Bab 23

54 27 0
                                    

Budayakan vote sebelum baca kawan semua🤗🤗🤗

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨

👑👑👑

"Gimana keadaan mereka?" tanya Gesya setelah berlari untuk sampai di ruang UGD. Tempat di mana Aisyah dan Stella sedang ditangani.

"Masih belum ada kabar," jawab Kiran lemas di kursi tunggu yanga da di depan ruang UGD. Pandangannya kosong menatap depan.

Anne hanya berdiri diam melihat sekilas Gesya dan May yang datang. Ia kembali melihat ruang UGD yang lampunya masih menyala. Berdoa agar keduanya selamat. Air matanya keluar dengan perlahan tanpa suara.

Gesya dan May duduk di samping kanan kiri Kiran. Gesya mengelus bahu Kiran agar tidak putus harapan dengan keselamatan sahabat mereka. May menatap pintu ruang UGD yang diisi oleh petugas medis yang menangani dia korban kecelakaan.

May bertekad akan menemukan siapa yang melakukan hal ini. Setelah misi yang mereka jalankan berhasil, ia akan menyelidiki pelaku dari kecelakaan yang terjadi hari ini. Bersumpah akan menghukumnya dengan hukuman yang setimpal. Bahkan ia akan menggunakan kekuasaan keluarganya untuk menghukum pelaku.

Tiga jam kemudian, lampu ruang UGD padam. Pintu terbuka dan memperlihatkan Aisyah dan Stella yang didorong untuk menuju ke ruangan yang lain. May, Gesya, dan Kiran segera bangkit berdiri setelah mendengar suara pintu terbuka.

Dua orang dokter keluar setelah bangkar Aisyah dan Stella keluar. May, Gesya, Kiran, dan Anne mendekat ke arah dua dokter berjenis kelamin laki-laki.

"Gimana keadaan keduanya, Dok?" tanya Anne setelah sampai di hadapan keduanya.

"Pasien bernama Aisyah tidak begitu parah. Hanya saja untuk sementara waktu dia tidak diperbolehkan melakukan aktivitas yang begitu berat. Dari hasil yang saya periksa, ia terbentur sesuatu yang keras. Mengakibatkan bengkak di beberapa tulang," jawab dokter yang menangani Aisyah.

"Untuk pasien saudari Stella, kita hanya bisa berharap dia bisa berjuang untuk tetap bisa hidup. Luka yang ada di tubuhnya sudah tertangani. Hanya saja pendarahan di kepalanya yang mengakibatkan dia kehilangan banyak darah. Kondisinya yang lebih parah dari pasien Aisyah, membuat pasien Stella mengalami koma. Untuk selanjutnya, kita hanya bisa berdoa semoga pasien Stella dapat bertahan dan selamat dari masa komanya," jelas dokter yang menangani Stella.

"Pasien Aisyah dan Stella akan ditempatkan di tempat yang sama. Jadi, kalian dapat menjenguk keduanya bersamaan. Tapi perlu diingat! Ada batasan orang saat menjenguk pasien dan kalian harus memakai pakaian higienis saat menjenguk keduanya," tambah dokter yang menangani Stella.

"Baik, Dok. Terimakasih," Anne mengucapkan terimakasih setelah menganggukkan kepala. Sedangkan Gesya, May, dan Kiran mengangguk mengerti.

"Baik. Kami pamit undur diri. Jika ada apa-apa kalian bisa memanggil kami atau petugas medis lain," ucap dokter yang menangani Aisyah.

Kedua dokter itu segera berjalan pergi setelah melihat Gesya, May, Kiran, dan Anne menganggukkan kepala.

"Kak Anne mau sholat?" tanya Gesya setelah kedua dokter tidak terlihat. Ia menatap perempuan di depannya yang ia ketahui bernama Anne karena Aisyah yang memanggilnya seperti itu.

"Tapi pakaianku," Anne melihat gamisnya yang sudah terkena darah dari Stella. Darah yang terbilang banyak.

"Tadi ibu kakak nitipin pakaian buat kakak," Gesya mengambil sebuah tas yang tidak begitu besar di kursi tunggu. Menyerahkan tas itu kepada Anne.

"Terimakasih," ucap Anne setelah menerima tas yang diberikan.

"Kakak mau ke kamar mandi buat ganti dan sholat. Kalian kalo mau ke ruang Aisyah sama Stella, duluan aja. Kakak nanti nyusul," ucap Anne setelah melihat isi di dalam tas.

Badboy & Badgirl Pesantren (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang