Budayakan vote sebelum baca kawan semua🤗🤗🤗
𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨
👑👑👑
"Siapa?" tanya Aisyah.
"Kamu nanyea?" Gesya membalas dengan gaya yang minta dipukul.
"Ini ciri orang pengen dihujat," ucap Kiran dengan raut wajah jengkel.
"Ampun, Nyai Kiran," ucap Gesya dengan kedua telapak tangan menyatu dan badan membungkuk sedikit empat puluh lima derajat.
"Ehem."
Deheman itu menghentikan Aisyah, May dan Kiran yang akan memukul Gesya. Keempatnya serempak menoleh ke asal deheman itu. Siswa dan siswi yang sudah mengetahui siapa yang datang, tetap menghadap ke depan untuk menghindari hukuman dari orang yang terkenal disiplin meskipun memiliki rupa yang rupawan. Gawat, batin keempatnya.
"Kayaknya seru obrolannya, ya?" ucap orang itu dengan raut wajah datar.
"Hehehe.... Kita gak ngobrol kok, Van," ucap Gesya saat tersadar jika orang yang mendatangi mereka adalah Vander, sang ketua OSIS.
"Mau dihukum?" tawar Vander.
"Gak! Kita bakal diem kok!" tolak Gesya cepat. Ia tidak mau dipermalukan di depan seluruh murid sekolah ini.
"Perhatiin depan!" perintah Vander yang langsung dilaksanakan oleh keempatnya.
Di depan, pembina upacara sedang memberikan pidato yang topiknya tidak lepas dari kedisiplinan yang terus diulang setiap upacara. Semua murid sudah mulai terlihat mengeluh karena terik sinar matahari yang mulai panas. Ada yang mengipasi wajahnya dengan tangan, ada yang menggunakan kertas atau buku, dan yang lebih effort, ada yang membawa kipas kecil.
Pengecualian bagi mereka yang berada di barisan depan, mereka hanya bisa diam pasrah. Karena mereka terlihat bukan hanya oleh guru, melainkan semua yang ikut upacara. Posisi depan itu, memang rawan pantauan guru.
Kurang lebih sepuluh menit kemudian upacara selesai. Mereka segera berbalik ke arah tujuan masing-masing. Masih ada waktu lima belas menit sebelum masuk ke pelajaran.
Dengan waktu yang ada, beberapa dari murid ada yang berteduh, kembali ke kelas, ke perpustakaan yang ada di sekolah, bermain di lapangan dan ada yang langsung menuju ke kantin. Seperti yang dilakukan Aisyah, May, Gesya dan Kiran.
"Panasnya," ucap Gesya dengan mengipasi wajahnya dengan buku yang sempat ia bawa.
"Panas di dunia tidak sepanas di neraka," timpal orang lain dan duduk di hadapan Gesya.
"Ck. Ngapain lo di sini?" malas Gesya saat tau siapa yang berada di hadapannya.
"Bebas dong. Gak ada peraturan yang ngelarang orang setampan gue ini buat masuk ke kantin," jawabnya dengan mengedipkan sebelah matanya kepada Gesya.
"Stop buat bilang lo tampan. Lo it-"
"Diem deh kalian! Adu mulut terus kalo ketemu," potong Kiran yang datang bersama Aisyah dengan membawa nampan berisi minuman mereka berempat. Meletakkannya ke meja tempat mereka duduk.
Keempatnya sempat membagi tugas saat sampai di kantin. Dua di antara mereka, Kiran dan Aisyah, membeli minuman. Sedangkan dua lagi, May dan Gesya, memilih tempat duduk.
Meja yang mereka pilih termasuk meja panjang dengan kursi yang berjumlah delapan. Gesya berada di pinggir kanan. May berada di samping kiri Gesya. Kiran dan Aisyah yang belum lama datang, duduk di samping kiri May.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy & Badgirl Pesantren (Terbit)
Teen FictionWARNING!!! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! Mau tahu??? Cuss Langsung baca ceritanya😊 Start : 4 Agustus 2023 Republish: - Prolog 10 Juni 2024 - Bab 12 Juni 2024 End : 6 Juli 2024