Ngantuk. Itulah kata yang bisa mendeskripsikan Retta sekarang.Semalam dirinya tertidur sangat larut, pukul 2 pagi baru ia bisa tidur setelah bergelut dengan pikiran nya. Entah kenapa semalam rasa kantuk nya tiba-tiba hilang begitu saja dan saat ini ia ingin rebahan,
Ia tak peduli apa yang di ucapkan oleh guru yang tengah berbicara memberikan arahan untuk persiapan pos to pos. Bukan hanya ngantuk yang menyerangnya tapi juga hawa dingin yang benar-benar dingin menusuk kulitnya.
Karna saat ini mereka di arahkan untuk sarapan pagi terlebih dahulu, bukan di beri oleh pihak sekolah tapi setiap kelompok membuat nasi goreng ala kelompoknya sendiri dan juga ini dijadikan bahan penilaian di nilai oleh guru di sana.
"Rett lo mending masuk tenda aja, gue takut lo jatuh di kursi itu" ucap Charissa merasa kasihan melihat Retta yang benar-benar mengantuk tak tertahan lagi.
Tanpa menjawab Retta langsung masuk kembali ke tenda nya.
"Eh, bawang merah nya mana?" tanya Charissa yang mulai ingin masak.
"Ini ssaa"
Setiap kelompok sembari kedinginan pastinya mulai memasak untuk sarapan di pagi hari.
Kelompok Melvan sudah ada yang meng handle, jadi ya sudah ia lebih baik diam. Tema hari ini memakai celana pdl dan kaos polos hitam serta topi bebas,
Di saat orang-orang menutup kaos hitam nya dengan hoodie atau jaket dan lain sebagainya. Melvan hanya memakai kaosan saja. Tanpa memakai apapun selain itu untuk atasanya.
Ini seperti nya hawa dingin di ciwidey kalah dingin dengan tubuh dan sikapnya.
"Vann, ga lagi ngapa-ngapain kan?" tanya Naya kakak pembimbing nya.
"Ngga kak"
"Kalau gitu mau ikut kakak ngga? Nyari barang buat kebutuhan kelompok nanti" ajaknya.
Ya dari pada bengong ga jelas nonton orang masak lebih baik dirinya berjalan-jalan pagi saja.
Mereka berdua sembari berjalan menurun turunan itu melihat alam sekitar yang segar di pagi hari dengan perkebunan teh ada di arah kiri maupun kanan.
Melvan menggerakkan tubuhnya seperti sedang olahraga. "Kamu ngga dingin Vann, ga pake jaket?"
"Ngga kak" lagi dan lagi ia menjawab 'ngga'.
Tiba di sebuah warung, Naya membeli barang-barang keperluan yang nantinya di butuhkan untuk kelompok.
Melvan hanya duduk, rasanya ia akan tenang jika setiap hari tinggal di sini.
Perkebunan masih asri, lingkungan yang bersih dan terawat yaa meskipun komplek di perumahan nya juga seperti ini tapi, tetap saja ini di desa jadi wajar akan lebih enak dari kota jika soal udara.
"Vann, hey. Mau same kapan di situ terus" enak melamun tiba-tiba tangan lembut dari Naya menyentuh pipi kanan nya yang berbicara sembari tertawa.
Naya berlari menaiki jalan tanjakan bebatuan sembari menari sana sini dan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Negatif Rain | Bbangsaz
FanfictionSomething about Melvan & Retta dua gadis yang di pertemukan sama-sama tak menyukai hujan. Completed ✔ [ harsh word + action + kiss ] ⚠️ kkalvana. My 2nd book 📚 Photo : Pinterest 📍 Cover edit : Canva