Last Kiss [End]

1.5K 110 101
                                    

Mata pelajaran olahraga tengah berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata pelajaran olahraga tengah berlangsung. Pak Sandi sengaja menyatukan jam antara kelas 11 Ips 1 dengan 11 Ips 2.

Ada hal yang harus ia urus di jam siang nanti, yang mengharuskan ia bergantian mapel dengan bahasa indonesia.

Kali ini, para murid 11 Ips 1 setelah lelah berkeliling lapangan 10 putaran.

Dengan bab semester 2 yaitu 'Atletik' yang mengharuskan para muridnya untuk berlari. Mereka terdiam di sisi lapangan dengan nafas ter engah, mencoba di netralkan kembali dan mengusap keringat yang terus keluar.

Giliran kelas sebelah yang selanjutnya melakukan kegiatan keliling lapangan setelah pemanasan. Melvan dan Bestari tatapan mereka sama fokus pada gadis yang berlari sembari berbicara ria.

Siapa lagi jika bukan Charissa dan Retta. Bestari yang menonton malah senang, sembari menyemangati kekasihnya,

"Semangat sayang !!" katanya membuat Charissa tersenyum tertahan mendengarnya. Malu jujur saja.

Berbeda dengan Melvan yang malah resah, ia takut mantan kekasihnya itu kelelahan apalagi mengharuskan 10 kali keliling putaran.

Jika bisa diwakilkan atau paling di bagi dua mungkin ia akan memintanya pada Pak Sandi agar ia yang menggantikan posisi Retta.

"Retta udah minum obatnya belum ya?" batin nya resah sedar tadi.

Baru saja memasuki putaran 5 Retta menurunkan kecepatan berlari nya, dadanya mulai sesak, nafasnya mulai menipis. Tapi, ia menggeleng. Ia bisa, pasti bisa.

"Bisa Retta, bisa !" gumam nya menyemangati diri sendiri walau wajahnya mulai pucat. Sahabatnya itu telah maju lebih dahulu dan jauh dari nya.

Melvan tatapan nya yang sama sekali tak beralih melihat itu dari kejauhan. Perasaan cemas nya semakin naik. Ia melirik kesana kemari mencari Pak Sandi yang tengah pergi berjalan menuju ruang guru. Ini kesempatan bagus baginya.

Saat Retta hampir melalui putaran melewati tempat yang di jadikan istirahat. Melvan berdiri melangkah mendekat lapangan membuat Bestari mengernyit heran.

"Lah, Vann mau kemana??" teriaknya. Namun Melvan tak mendengar,

"Re-Retta" paniknya, saat gadis itu hampir terjatuh lemas. Untung saja Melvan tepat waktu, tubuh yang tinggi itu ia jadikan sandaran untuk gadis kecilnya, ia bawa Retta ke sisi lapangan.

Retta setengah sadar, Melvan baringkan pada lantai keramik kelas.

"Take a deep breath, Reinetta". Ucapnya
menatap Retta yang terbaring di bawahnya.

Keringatnya terus mengucur. Ia bawa botol minuman miliknya yang baru di minum setengah nya.

Membantu Retta untuk terduduk, dan meminum air itu. Perlahan Retta mulai tenang. Tubuhnya ia sandarkan pada dinding luar kelas.

Negatif Rain | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang