Jatuh Hati

895 109 13
                                    

Ting tong !!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ting tong !!!

Ibunya Retta membuka kan pintu rumahnya dengan memakai setelan rapihnya, menyuruh Melvan untuk masuk terlebih dahulu.

Rasanya ini seperti Melvan yang akan melamar Retta, pasalnya kedua orang tuanya Retta ini berbicara di ruang tamu dengan serius apalagi pakaian mereka yang sudah sangat rapih dan siap,

"Melvan, Tante mau minta tolong sama kamu, untuk satu bulan ke depan tante ingin kamu terus sama Retta ya, dengan kata lain ngejaga Retta apa kamu keberatan?"

Hati Melvan ingin mengatakan iya tapi entah kenapa kepalanya malah ia gelengkan.

Kedua orang tua Retta tersenyum,

"Kami berdua bakal dinas ke luar kota selama sebulan, takut jika terjadi apa-apa pada Retta jadi kami ingin kamu bisa selalu bersama dia terus, dan mengawasinya. Tante sama om percaya kamu bisa jaga Retta"

"Dan sekarang Retta nya lagi sakit, tante juga belum bilang hari ini mulai pergi nya". Oh ternyata dia sakit pantes ngga masuk sekolah.

Melvan tersenyum dan mengangguk "Iya tante saya setuju"

"Syukurlah, kalo gitu kita berdua pamit sekarang. Bilang sama Retta ya maaf bunda pergi ga bilang" pintanya.

Lagi-lagi Melvan hanya mengangguk dan tersenyum "Yaudah kalo gitu kita pergi dulu. Terima kasih sebelumnya".

---

Malam hari di rumah yang besar tapi sepi. Rumah milik orang tua Retta ini sekarang hanya di tempati oleh Retta, Melvan dan dua orang pembantu.

Ia berjalan melangkah ke lantai dua setelah membersihkan dirinya, langkahnya terhenti di depan pintu kamar yang bertuliskan 'Reinetta'.

Sudah pasti itu kamar Retta, tangan nya ter ulur knop pintu itu disaat bersamaan pembantunya datang.

"Maaf non, ini buat non Retta" pembantu itu memberikan obat, alat suhu hingga kain basah berair untuk menurukan demam nya.

"Makasih bi" ucapnya.

Saat masuk dan menutup pintu ia sedikit tertegun melihat kamar milik Retta yang bernuasa pink ini berbeda dengan kamar miliknya yang lebih manly berwarna abu. Kemudian ia simpan peralatan itu di meja riasnya.

Di lihatnya Retta yang pucat, matanya sembab pasti habis menangis, kemudian hidungnya yang memerah, bibirnya yang mengerucut, tubuhnya benar-benar tidak enak dan tidak bersahabat sekarang.

"Bun... B-bunda.. Bunda.." racau nya terdengar oleh Melvan, dengan segera Melvan mendekat dan melatakkan kain basah pada dahinya. Dengan hati-hati ia menyimpan kain itu.

Retta kembali tak bersuara. Melvan sedikit tenang tak perlu repot untuk melakukan apapun.

Melvan terduduk di kursi dan menghadap menatap Retta terus-menerus 'Cantik' dalam hatinya berkata demikian. Sehari tak bertemu tadi, ia malah rindu ocehan dari gadis di depan nya ini.

Negatif Rain | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang