Tentang Jimin...
Pagi itu Jimin berpamitan pada Nyonya Jeon. Katanya dia akan mencari Hotel untuk ia tempati selama berada di Korea sekalian jalan-jalan. Jimin pergi lebih dulu mengunjungi Rumah lamanya, kemudian pergi sarapan di sebuah Cafe. Dia juga mengunjungi beberapa tempat yang pernah ia datangi bersama orangtuanya ketika berlibur kesana.
Seperti Kebun Binatang, Taman Bermain sampai ke Lotte World. Jimin juga mengunjungi beberapa Museum dan Galeri Seni. Dia menikmati waktunya sendiri. Tapi dia juga tak akan mengelak kalau jalan-jalannya ini akan terasa lebih menyenangkan jika memiliki teman atau pasangan.
Sebagai Resesive Omega, menemukan Soulmate tidak semudah itu. Feromonnya tidak bisa terdeteksi atau tercium karena 'Cacat' yang ia miliki. Dulu di masa Heat pertama, Jimin bisa mencium feromonnya walau sedikit. Tapi sekarang sudah tidak. Padahal peran feromon lumayan penting dalam membantu seseorang menemukan Soulmate.
Kini Jimin sedang wisata kuliner. Ia pergi ke tempat dimana banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis makanan. Semakin malam, semakin ramai. Jimin mencicipi ini dan itu namun tetap berhati-hati. Mengingat ia harus menjaga berat badannya. Tapi persetan lah, dia ingin menyenangkan dirinya sendiri hari ini!.
Puas jajan, Jimin mampir ke sebuah Club. Seperti Club pada umumnya, begitu Jimin masuk suara dentuman musik terdengar. Lampu kerlap kerlip dan bau alkohol sampai parfume mulai tercium menjadi satu. Banyak orang yang datang. Tentu saja. Kakinya melangkah menuju meja Bar. Dia memesan Whiskey untuk ia nikmati sendiri.
Matanya menatap sekitar memperhatikan bagaimana orang-orang berdansa mengikuti irama musik. Dari yang heboh sampai biasa saja. Dari yang masih sadar sampai yang sudah mabuk berat. Jimin jadi ingin ikut berdansa juga. Maka setelah meneguk Whiskey pada gelas ketiganya, Jimin pergi ke lantai dansa. Berbaur bersama orang-orang lalu mulai menggerakkan badannya mengikuti irama musik. Matanya bahkan terpejam dengan bibir melengkung membentuk senyuman. Karena sudah sedikit mabuk, gerakan Jimin jadi semakin mendalami mengikuti irama.
Rasanya seluruh tubuh seperti ringan sekali, seakan dia terbang di atas awan. Jimin segera sadar saat tak sengaja punggungnya menabrak punggung orang lain. Seketika ingat kalau dia belum mencari Hotel. Dia harus pergi sekarang juga.
Perlahan Jimin keluar dari lantai dansa. Kakinya melangkah sempoyongan menuju pintu keluar. Namun ketika ia berada di lorong menuju tangga yang terhubung ke pintu keluar, Jimin tersandung kakinya sendiri. Laki-laki itu nyaris terjatuh dan mungkin kepalanya akan terbentur anak tangga pertama kalau saja tidak ada yang menangkapnya.
Seorang pria asing dengan sigap menarik tangan Jimin sehingga kini tubuh mungil Jimin berada di dekapan pria itu. Seketika Jimin sadar total, mabuknya menguap entah kemana.
"Ma-maaf!" Jimin melepas diri dari pria itu dengan kepala tertunduk, "Dan..te-terima kasih.."
"Baiknya lo cepet pulang. Gak baik Omega kaya lo di tempat kaya gini sendirian." Ucap pria itu dingin kemudian pergi.
Duh! Bodohnya!. Harusnya dia bisa lebih berhati-hati. Ucapan pria itu benar. Lebih baik dia segera mencari Hotel.
Jimin membuang napas panjang, matanya menatap punggung pria itu yang perlahan menghilang dari pandangan.
Eh tapi tunggu.
Kening Jimin mengernyit, jantungnya mendadak berdetak cepat mengulang ucapan pria itu di dalam hati. Pria itu bilang apa tadi?.
Tidak baik Omega seperti dirinya sendirian di tempat seperti ini?. Pria itu tahu dirinya seorang Omega?. Pria itu tahu kalau Jimin seorang Omega?!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma X Alpha [ Vkook ]
FanfictionJeon Jungkook, Seorang Alpha berkepala tiga yang bertemu kembali dengan anak kecil yang dulu sering main bersamanya. Terpaut jarak usia sepuluh tahun, anak kecil itu tumbuh menjadi Pria tampan usia dua puluh tahun. Kim Taehyung. Seorang Enigma Alpha...