15

1.7K 123 4
                                    

"Jungkook? Kenapa gak dimakan?"

Jungkook sadar dari lamunan, tersenyum canggung pada Sang Kakek lantas mulai menyantap makanan.

Aneh. Tiba-tiba saja Kakeknya sudah berada disini. Entah kapan pria tua itu datang, sementara Taehyung sampai hari ini tak bisa di hubungi. Jungkook merasa benar-benar ada yang aneh.

Makan siang bersama Sang Kakek pun terpaksa harus ia setujui. Tak bisa menolak karena sebelumnya, Sang Kakek datang ke tempat syutingnya. Sempat menunggunya pula walau sebentar. Tidak enak menolak karena Sang Kakek mengajak ketika sedang banyak orang. Tidak juga sih, lebih tepatnya Jungkook dipaksa.

"Gemana kabarmu?."

"Baik."

Jungkook mencoba sedikit acuh, menjawab setiap pertanyaan Sang Kakek sekenanya saja tanpa berniat bertanya balik.

"Kakek ada kenalan buat kamu. Siapa tau cocok..."

Dia sudah tidak tahan lagi.

Sendok dan garpu itu di letakkan kasar di atas piring sampai berbunyi cukup nyaring. Jungkook memasang wajah jengkel, sementara Daejung tetap tenang menyantap makanannya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Anda berlagak bodoh atau bagaimana?. Mustahil kalau anda tak tahu kalau saya sudah memiliki mate." Ucap Jungkook ketus.

Daejung tersenyum miring, meletakkan alat makannya sekali lagi dengan sangat tenang kemudian membersihkan sisa makanan di mulutnya dengan napkin.

"Persetan dengan Mate. Kamu lebih baik dengan yang lain saja."

Jungkook tertawa, "Siapa anda sampai berpikir seperti itu?. Dewa?. Jeon Daejung...anda iri karena Dewa menakdirkan saya bersama cucu dari Kim Hyunwoo sebagai soulmate?. Iri karena ternyata kalian dulu hanya Jodoh Sementara? Marah karena anda berpikir Kim Hyunwoo penyebab kematian Reiner?. Atau apa?"

Rentetan pertanyaan sarkas itu berhasil membuat Daejung marah. Matanya menatap Jungkook tajam dan berekspresi datar.

"Hati-hati dengan ucapan kamu, Jungkook."

"Ck!. Berkaca dulu bagaimana anda berucap selama ini. Menyalahkan orang yang sebenarnya tak bersalah, sehingga orang itu tertekan bertahun-tahun terus menyalahkan dirinya sendiri atas segala semua yang sudah terjadi. Coba pikirkan, berkaca, siapa disini yang harus lebih berhati-hati?."

Jungkook bangkit, "Sudah tua bukannya makin dewasa, malah semakin seperti anak kecil yang egois." Dia hendak pergi namun langkahnya terhenti karena mendengar kalimat yang tidak ingin dia dengar.

"Menurut kamu dimana Taehyung sekarang?"

Jelas sekali maksud pria tua itu apa. Taehyung dalam bahaya.

Jungkook berbalik, kedua tangannya bertumpu pada meja makan. Sepasang mata bulat itu menatap Daejung dalam. Wajah Jungkook nampak tidak berkespresi dengan rahang mengeras.

"Jeon Daejung, dengar...Saya gak peduli anda ini Kakek saya atau Ayah dari Ayah saya. Sedikit saja anda berani melukai Taehyung, saya tidak akan segan mengambil jantung anda hidup-hidup."

Daejung terkekeh, ekspresi mengejek itu nyaris membuat Jungkook melayangkan tinjuan. Dia mencoba menahan diri.

Daejung melipat kedua tangan di atas meja, matanya balas menatap Jungkook tajam seakan dia ingin menantangnya.

"Oh ya? Let's See..."




••••



Taehyung meringis sambil memegangi perutnya. Tendangan Daejung lumayan juga sampai hari ini pun sakitnya masih terasa. Ketika Taehyung periksa, terdapat memar di sekitar jahitannya. Sialan. Padahal niatnya baik, tapi justru ini yang ia dapatkan.

Enigma X Alpha [ Vkook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang