12

2.1K 145 5
                                    

"Setelah dua kejadian itu tidak ada hal lain yang terjadi?"

"Tidak ada, Sir. Hanya mobil Mr. Kim tiba-tiba di tabrak dari arah berlawanan kemudian serangan tembakan mendadak di tempat janji bertemu dengan Mr. Walters. Sedangkan Mr. Kim sudah di pastikan tidak mengalami luka serius dan tetap dalam pengawasan Dokter."

"Sudah periksa CCTV?"

"Entah sengaja, kebetulan atau apa, Kamera CCTV di dua lokasi kejadian tidak berfungsi. Hanya ada satu rekaman CCTV di dalam Restoran yang merekam bagaimana keadaan Mr. Walters saat serangan terjadi."

Marco menunjukkan sebuah rekaman CCTV dari laptopnya pada Taehyung. Terlihat disana ketika Restoran itu tiba-tiba di hujani tembakan selama 20 detik. Mr. Walters nampak berhasil bersembunyi di bawah meja.

"Apa ada korban jiwa?"

"Karena Restoran di sewa keseluruhan, tak ada korban jiwa. Tentang ganti rugi dan sebagainya, sudah di urus."

Taehyung melipat kedua tangannya di depan dada sambil memperhatikan video rekaman itu berulang kali. Hingga ia sadar bahwa ada satu orang pelayan yang menunjukkan gerak gerik aneh.

Video itu di pause, "Cari dia. Kalau sudah di temukan, segera bawa dia ke Ruang Eksekusi"

Marco menajamkan pandangannya pada seorang pria berkepala botak yang Taehyung tunjuk.

"Sir, dari semua profil karyawan di Restoran itu, pria ini tidak ada di dalam daftar."

"Sudah ku duga. Jadi cepat cari dia. Oh! Satu lagi, cari juga orang yang dengan sengaja menabrak mobil Mr. Kim"

"Yes, Sir!"

Taehyung bergergas masuk kedalam ruang rawat inap Pamannya. Sang Paman berbaring di ranjang dalam keadaan sadar, beliau hanya mendapat luka ringan seperti goresan kecil di wajah serta tangan, juga lebam di beberapa bagian.

"Bagaimana?"

"Masih di selidiki."

"Mr. Walters bagaimana?'

"Dia baik-baik saja. Aku udah minta maaf secara langsung sama dia tadi. Pertemuannya juga di jadwal ulang untuk lain hari. Sekarang Om fokus sama diri Om sendiri dulu. Sisanya biar Aku yang urus."

Tuan Kim, Ayahnya Namjoon, tersenyum "Oke oke...Om percayakan sisanya sama kamu."

"Oh iya, pelelangannya bagaimana?"

"Kamu harus tetap datang. Malam ini ada barang yang pengen banget Kakek kamu milikin. Harus dapet."

Taehyung menghela napas panjang, "Baiklah.."

Pintu terbuka sedikit keras, itu Nyonya Kim, Ibunya Namjoon. Wajahnya kacau karena air mata. Dia langsung mendekat menanyakan ini dan itu pada Tuan Kim. Jelas saja, istri mana yang tak khawatir suaminya mengalami kecelakaan?.

Tidak ingin mengganggu waktu mereka berdua, Taehyung memutuskan pamit pulang.

Dalam perjalanan dia masih memikirkan siapa Dalang di balik semua ini. Satu-satunya orang yang bisa di curigai hanya Jeon Daejung. Mungkin saja ini adalah peringatan dari beliau karena sudah mengetahui kalau Jungkook adalah mate-nya. Daejung memperingati Taehyung kalau dia tidak akan tinggal diam.

Tapi apa Daejung akan setega itu memisahkan cucunya dari mate-nya?. Sedangkan resikonya lumayan besar. Memisahkan orang yang jelas-jelas di takdirkan bersama bisa berakhir dengan kematian bagi pasangan tersebut.

Membunuh Taehyung pun sama saja dengan membunuh Jungkook. Batin yang terikat, perasaan yang terikat, benar-benar belahan jiwa. Jika Taehyung tiada, Jungkook mungkin akan sangat terluka. Bukan mungkin lagi tapi pasti. Bersyukur kalau Jungkook mampu melewati kesedihannya, bagaimana jika tidak kemudian menyusul Taehyung?.

Enigma X Alpha [ Vkook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang