sepucuk harapan 🥀

4.2K 161 0
                                    

"Gue ga punya pilihan lain, dia ga sengaja denger perdebatan gue sama jalang itu"

"Tapi kak, Lo kan tau ini bahaya buat dia,"

Perdebatan antara dian dan Liam terus berlanjut dan hal itu membuat orang orang yang ada disana muak. Sama hal nya dengan gavier yang menjadi objek perdebatan antara Dian dan bara

"Berhentilah berdebat, nasi sudah menjadi bubur jadi untuk apa disesali" ucap Santi yang berhasil mengehentikan perdebatan monoton keduanya

"Gavier, kau tau resiko yang kau dapat jika kau ada disini kan" Liam berusaha untuk menakut nakuti gavier agar tak ikut terlibat dalam misi berbahaya ini

"Ayah harap kau mempertimbangkannya kembali" sumbungnya

Gavier tetaplah gavier, dia adalah orang yang keras kepala, dia tetap kekeuh dengan keputusan nya

"Aku sudah mempertimbangkan semua, dan lagi pula aku juga tak ingin terlibat dengan kalian, aku akan balas dendam dengan cara ku sendiri" gavier menatap Liam dengan tatapan tajam

"Huh... Baiklah sepertinya kau memang sudah dewasa.... Ku harap kau bisa lebih bijak nak" Liam pasrah saat ini, keponakannya ini tak bisa dihentikan, dia sangat persis dengan Dian sama sama keras kepala

Gavier teringat pada sesuatu yang menjadi tanda tanya baginya sejak 2 hari belakangan ini

"Kenapa Lita bisa mengancam mu, apa dia tau tentang semua ini?" Tanya gavier

Dia cukup penasaran dengan hal ini, dari yang dia dengar, Lita berhasil mengancam Dian hingga Dian tak bisa berkutik.

"Beberapa tahun lalu  mommy mu diculik oleh orang misterius, saat itu kau masih didalam kandungan. Orang itu berhasil menghabisi dua wanita Alexander sekaligus, Omamu dan mommy, pada saat itu mommy mu di culik, Oma mu adalah orang pertama yang mengetahuinya  karena kalut dia bertindak ceroboh dengan mendatangi tempat itu sendirian

Karna kecerobohan itu Oma mu tiada dengan luka tembakan di dadanya, kami terlambat menyelamatkan mereka, mommy juga tiada, dia disiksa di gudang itu tanpa ampun , tapi mommy mu berhasil menyelamatkan mu, kau berhasil selamat meski dalam kondisi prematur "

Kehilangan dua wanita yang sangat berarti membuat kami semua terpuruk, terutama opa mu, dia terus menyalahkan dirinya atas kejadian ini, karna terlalu larut dalam kesedihan, kami tidak menyadari jika pria itu kembali melancarkan aksinya ,namun kali ini sasaran nya adalah opa mu

Opa mu di jebak, dia dibuat seolah tidur dengan wanita di bar, kami tak punya pilihan lain selain membiarkan wanita itu masuk ke keluarga kita, awalnya semua berjalan baik, tapi keanehan mulai terjadi ketika pesta pembukaan cabang baru perusahaan.

Wanita itu mencoba menghabisi bara, sebagai keturunan pertama yang berpotensi sebagai pewaris Alexander.
Namun itu berhasil digagalkan oleh Deddy mu, wanita itu dia tak berhenti sampai disana dia terus berusaha untuk melukai keturunan alexander yang lain, itulah sebabnya kami tinggal berpencar.

Wanita itu menyadari jika kami mulai curiga padanya, tapi lagi dan lagi dia selangkah lebih maju dari kami, dia menjadikan opa mu sebagai ancaman, opamu yang sekarang mempunyai ptsd. Kami tak bisa melakukan banyak hal karna pemimpin kami telah hilang , itu sebabnya sampai saat ini kami hanya berusaha untuk saling melindungi "

Liam menceritakan semuanya pada gavier,
Perasaan gavier mulai berkecamuk  , sedih, kaget, dan marah menjadi satu.

Gavier mengepal kan tangannya dengan sorot mata yang mulai menajam, bukan hanya dia bahkan seluruh orang yang ada disana juga melakukan hal yang sama, suasana diruangan itu menjadi suram aura yang dikeluarkan para keluarga Alexander sangat mencekam.

"Apa kalian akan terus seperti ini?, Aku tau keluarga Alexander bergerak berdasar arahan Kepala keluarga, tapi apa kita akan terus seperti ini?, lagi pula jika kita hanya diam begini semua hanya akan bertambah buruk, bahkan opa bisa terbunuh ,bagaimanapun opa hidup dengan wanita itu dan bukan tak mungkin jika dia menghabisi opa, jadi kukira kita harus mencoba mengambil tindakan" ucap gavier   dengan wajah yang masih kaku

Semua orang yang ada disana diam seribu bahasa, tak ada yang membuka suara semuanya sibuk dengan pikiran masing masing.

"Ya kau benar, tapi apa yang harus kita lakukan , mereka berada beberapa langkah didepan kita , saat ini kita sudah terlambat, yang bisa kita lakukan hanya berusaha untuk bertahan"

"Lalu, kau ingin hidup seperti ini untuk selamanya , hah! Dihantui rasa bersalah, hidup dalam ancaman, begitukah!! Apa kau mau keturunan alexander selanjutnya merasakan hidup pahit seperti ini "

Gavier memandang vano dengan tatapan tajam ucapan devano sepupunya itu semakin membuat nya emosi.

"Apa kalian akan diam saja seperti pengecut, jika memang begitu maka lakukanlah, tapi tidak dengan aku" ucap gavier dan pergi dari sana





Batkkk





Gavier menutup pintu dengan kasar

"Deddy yang diucapkan gavier. Benar, apa kita akan tetap seperti ini, mungkin kita bisa bertahan tapi bagaimana dengan keturunan lexander selanjutnya apa mereka dapat bertahan jika hidup dalam ancaman seperti ini " ucap keano

Dian dan Liam masih dalam keadaan yang sama mereka hanya diam dan membisu.

"Ayah, aku juga berpikiran sama, apa kita akan tetap diam dan bersembunyi seperti pengecut "Daren waves lexander, putra sulung dari Liam itupun ikut bicara

"Iya mas, aku ga mau cucu, dan cicitku hidup dengan belenggu ancaman" Santi juga berusaha meyakinkan suaminya, mau bagaimanapun hanya tingga dirinya  wanita keluarga Alexander, jadi dia yang harus  bertanggung jawab dengan keturunan alexander

Kenangan kenangan masa lalu, bersama mendiang istri dan ibunya berputar di benak Dian, senyuman tulus istrinya ketika mengucapkan penggalan kata terakhir kembali terulang

"Jaga keluarga ini ya sayang, jaga gavier"

"Mama titip mereka ya... Jaga mereka baik baik..... Jangan sampaik ada yang terluka.. la .. lagi"

Ucapan sang bunda kembali berputar dikepalai Dian, selama ini dia salah anggapan, dia kira dengan cara seperti ini semuanya akan baik-baik dan kejadian itu tak akan terjadi lagi, namun dia salah mengartikan ucapan itu

"Liam... Hidup atau mati keluarga Alexander harus lepas dari belenggu ini"
Ucap Dian dengan penuh penekanan

Liam mengangkat kepalanya, dia menatap sang kakak yang kini juga sedang menatapnya

"Hidup atau mati" ucap mereka serempak






Alexander Story' { GAVIER}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang