keributan 02

1.1K 49 2
                                    

Hembusan angin malam menerpa wajah lelah seorang paruh paya yang kini tengah duduk di balkon kamar nya, pandangannya kosong bak tubuh tak bernyawa, pikirannya kacau semua ingatan ingatan masa lalu berputar di kepalanya bak kaset rusak

" Lita...."

Lirihnya dengan suara parau

Paruh baya itu berusaha bangkit dari kursi goyangnya

"Tuan besar!!"

Seorang bodyguard dengan perawakan tegap berjalan cepat kearah paruh baya itu

"Tom.... Apa itu kau" lirih paruh baya itu

"Iya ini saya tuan besar"

"Kapan kau kembali? Apa yang aku perintahkan telah kau lakukan" ujarnya tanpa menatap pria itu

"Sepertinya kondisimu semakin memburuk tuan besar" gumam bodyguard yang bernama tomy itu semabri membantu tuannya berdiri

"Hahh..... Kurasa begitu"

"Apa ada perkembangan tom?" Tanya paruh baya itu

"Maaf tuan besar saya lancang mengatakan ini tapi..... Nyonya Lita benar benar telah tiada ........ Tuan jangan seperti ini ...... Keluarga alexander akan hancur jika kau terus begini... Kau harus bangkit dan memimpin keluargamu lagi-'

"Apa yang kau katakan tom... Istriku masih. Hidup dia pergi ke mansion Dian untuk menemui cucuku.... Kau benar benar lancang tom " potong paruh. Baya itu dan langsung pergi meninggalkan Tommy yang menunduk

"Bagaimana aku bisa memberi tau bajingan tua itu" gumam tom kesal

.

.

.

.

Gavier sekarang tengah berada dikantin sekolah bersama teman temannya,

"No, jangan murung gini dong... Senyum ngapa senyum " ujar Gilang

"Iya tu no, kalau Lo gini terus bisa bisa Lo ikutan sakit" timpal Lio

Gavier menatap jino prihatin sedari tadi sepatah kata pun tak keluar dari mulut jino padahal mulutnya paling berisik disini

"Kita bakalan bantu cari kembaran Lo " ucap gavier yang membuat jino menatap lesu padanya

"Iya no, kita bakalan bantu Lo, masalah Lo masalah kita juga, ya gak gays" timpal Gilang
Yang diangguki oleh yang lainnya

"Thanks ya gays, gue beruntung banget punya temen kaya Lo pada " ucap jino dengan haru

"Elah kok jadi mellow gini sih... Mabar kuy" lintang bersuara kala merasa suasana sedikit kacau

"Game mulu Lo ..... Noh cewek Lo di deketin Rion" ucap Lio semabri melirik sepasang muda mudi yang tengah bercanda ria

Lintang langusng berdiri dan berjalan cepat kearah Nindy kekasihnya

"Haduh kasian benget gue Ama temen Lo satu itu" ucap abiem yang membuat para inti tbt tertawa

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Gavier!"

Gavier kontan menoleh ketika mendengar suara sang ayah yang tengah memandangnya bingung

Dian berjalan cepat kehadapan anaknya itu, di sana juga terdapat Omanya dan gio yang tengah duduk manis

"Ada apa?"tanya gavier malas, dia sungguh lelah saat ini

"Jam segini kamu baru pulang! Kamu ingat rumah ini ga sih" ujar Dian setelah melirik arloji Yanga dan ditangannya

Gavier menatap malas pada sang ayah, tadi sepulang sekolah dia dan teman temannya kompak untuk mencari kembaran jino hingga tak tau waktu, ini saja dia dan teman temannya belum kunjung mendapat petunjuk . Tapi tak mungkinkan jika gavier mengatakan itu pada daddy-nya , dia tak sedekat itu dengan ayahnya sendiri

"Gue ada urusan penting, jadi ga bisa di tinggal" jawab gavier yang masih dengan wajah tak pedulinya

Dian menghela nafas lelah, jika adu mulut dengan gavier dia kan tetap kalah " apa salahnya kamu hubungin rumah dulu kalau kamu pulang telat"

"Udahlah Dian, anak badungan kayak dia ini emang ga pantes di sini, dia benar benar ga punya sopan santun sama orang tua!"

Mendengar itu gavier langsung menatap tajam pada Omanya yang tengah tertawa remeh

"Ck, udah bau tanah masih aja cerewet" decak gavier

Lita yang mendengar itu langsung bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam

"DASAR ANAK GA TAU DIRI!! Kamu tu ga soalan banget sih, apa pelayan rendahan itu ga duduk kamu di sana!" Ucap Lita menatap gavier

Gavier yang mendengar Lita menjelek jelekan mbok, langsung melayangkan tatapan tajam pada Lita

"Jangan pernah anda merendahkan wanita yang sudah saya anggap keluarga sejak kecil" Desis gavier

*Kenapa? Emang iya kan, wanita itu ga berhasil didik kamu, kalau dia berhasil kamu ga akan jadi anak yang ga punya sopan santun kaya gini" ujar Omanya semabri melipat tangannya di dada

Prang

Gavier yang sudah tak tahan dengan ucapan Oma palsunya itu menendang vas bunga di hadapannya

"Sialan! Harusnya anda mempertanyakan itu pada diri anda sendiri, kenapa anda tidak dihormati orang lain?"

"Anda tau kenapa? Karna anda tidak pernah menghormati orang lain! Padahal sampah seperti anda tak ada apa apanya di banding simbok" ujar gavier emosi

Dian tersenyum tipis mendengar ucapan gavier, ah ini memang putranya

"DIAN! kok kamu diam aja sih? Bilangin tuh anak kamu, kalau perlu cari guru tata Krama buat dia" ujar Oma tak kalah pedasnya

Dian mendengar ucapan wanita ular itu, langsung mengubah mimik wajahnya

"Sepertinya yang membutuhkan itu anda sendiri nyonya Alexander " ujar gavier dan berlalu pergi menuju kamarnya

"IIIhhh!!! mama ga mau tau, kamu harus kasih anak itu pelajaran" ujar Lita dan pergi begitu saja

Kini hanya tinggal gio dan Dian yang ada di sana

Dian melirik sekilas pada gio yang tengah menatapnya seperti hendak bicara sesuatu, namun Dian tetap Dian dia tak akan bertanya sebelum orang itu mengatakan sendiri padanya

.

.

.

.

.

Tbc

Alexander Story' { GAVIER}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang