secarik surat dan lukanya 📝

5.7K 265 3
                                    

Gavier kembali bangun diruangan yang asing baginya, astaga dimana lagi dia sekarang. Dan asal kalian tau saja ruangan ini adalah sebuah kamar yang sangat kekanak-kanakan baginya bagaimana tidak lihatlah begraund nya saja bayi hiu dan ikan Nemo. Astaga kamar siapa lagi ini.

Gavi berusaha untuk beranjak dari tidurnya namun kakinya malah tersandung sesuatu yang ada dibawah ranjang

Sebuah koper ?

Gavier sedikit kaget ketika dia menemukan sebuah koper dikolong kasur Kamar ini dia menatap koper itu dengan tatapan penasaran. Apakan itu uang, atau emas atau bahkan berlian. Itulah isi pikiran gavi dia ini memegang sangat serakah.

"Anjir berat banget sih nih, jangan jangan isinya emas beneran lagi" gumam gavi dan semakin gencar meraih koper itu

Dan akhirnya koper itu berhasil didapatkan oleh gavier

1

2

3

Ceklek

Ketika koper itu dibuka, gavier menghembuskan nafas kesal

"Ck, sialan gue kesandung ekspektasi sendiri" ujarnya . Kalian tau isi koper itu hanya peralatan bayi dan sebuah kotak kecil , ya mungkin saja namun kotak itu seperti telah lusuh

Gavier meraih kotak itu dan berjalan kearah kasurnya

Klek

Gavier membuka kotak itu dan menemukan secarik kertas didalamnya, gavier meraih kertas itu namun sesuatu terjatuh dari dalam kertas itu

Sebuah kalung?

Kalung? Kalung siapa ini, gavier mengambil kalung itu dan menatapnya dengan tatapan penuh selidik

Detik kemudian dia langsung ingat dengan secarik kertas pembungkus kalung itu

Gavier langsung membuka kertas itu dan isinya adalah suatu surat yang sudah sedikit rapuh

Untuk anakku gavier

Hay sayang, ini mama. Mungkin saat kamu membaca surat ini mama sudah ga ada didunia ini. Gavier anaknya mama, mama minta maaf ya sayang karna mama ga bisa temenin gavier didunia yang kejam ini. Mama harap gavier bahagia hidup sama papa dan Abang Abang kamu, gavier sayang kamu harus jadi anak yang penurut sama Deddy dan Abang Abang kamu ya sayang.

Mungkin kamu merasa bersalah nak, karna kelahiran kamu harus mama tukar dengan nyawa mama, tapi sayang kamu harus tau mama sayang sekali sama kamu . Dan kamu harus janji sama mama kalau kamu ga bakalan sia siain hidup kamu. Walau dunia ini kejam tapi kamu harus tetap kuat sayang, mama tau mungkin hidup kamu ga akan tenang,

Oh iya sayang kamu sama Deddy gimana ?

Mama harap kamu akur ya sama Deddy kamu, kamu harus nurut oke.

Oh ya! Mama nitip kalung kesayangan mama sama kamu ya, jaga baik baik ya sayang.

Semoga kamu menjadi anak yang bahagia ya sayang, mama pamit.

Jakarta 2006






Tes

Tanpa aba aba , air mata gavier jatuh ketika membaca surat peninggalan sang mama,

Gavier menatap nanar kalung dengan liontin batu savir berwarna biru tua. Sangat indah dipandang

"Gavier janji ma, gavier ga akan sia siain hidup gavi" ucap nya sembari menggenggam kalung itu

..

Tok

Tok

Tok

"Tuan muda! Makan malam akan dimulai jadi anda harus turun sekarang"

Suara itu membuat gavier tersadar dengan lamunannya, dia langsung beranjak dari duduknya dan menghapus air matanya dengan sedikit kasar, lalu dia mulai menaruh Kemabli koper itu ke kolong kasur namun dia mengambil surat dan kalung peninggalan sang mama

Gavier keluar dari kamar dengan mata yang sedikit sembab

Dia menuruni tangga dan dapat dilihat keluarganya yang sudah berkumpul dimeja makan

Gavier duduk dan mereka pun mulai memakan makanan mereka dengan tenang

1 menit

2 menit

5menit

Hanya denting sendok yang terdengar namun menit berikutnya keheningan itu sirna menjadi kegugupan yang kentara

"Gavier, kamu akan tinggal disini mulai sekarang dan kamar yang tadi kau tempati adalah kamar mu, jadi saya harap kamu tidak membuat ulah dan merepotkan saya" ujar Dio dengan wajah datar

"Baik pa-"

"Dan jangan panggil saya dengan sebutan itu, saya harap kamu tak lupa kejadian beberapa tahun lalu" Dio mematong ucapan gavier dan setelah itu langsung beranjak dari duduknya

Gavier?

Rasanya hati nya ditusuk sejuta belati sekaligus kala mendengar Dio tak ingin dipanggil ayah olehnya,

Gavier teringat dengan isi surat itu dimana sang mama berharap dia dan sang ayah bisa akur namun memanggil dengan sebutan papa saja gavier tak bisa

"Saya juga selesai"

"Aku juga"

"Aku juga"

Ketiga saudara gavier beranjak dari duduknya dan hanya menyisakan gavier sendiri disini.

Tes


Air mata sialan ini malah turun lagi,

"Vier jangan cengeng, jangan cengeng," gumam gavier sembari berusaha agar air matanya tak turun lebih banyak

Perhatian gavier teralih pada kalung peninggalan sang mama yang ia kenakan, gavier memegang liontin batu savir itu dan menangis dalam diam.

Mungkin karna kalung ini peninggalan dari sang mama, gavier menjadi lebih tenang saat menggenggam kalung ini

...

Alexander Story' { GAVIER}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang